Strong Woman

Strong Woman

bab 1

Bab 1

Langit gelap dengan angin bertiup kencang, mendukung suasana mencekam di kawasan peperangan. sejauh mata memandang, hanya lautan manusia kini terbaring tidak bernyawa di atas tanah gersang.

Cairan merah kini menjadi pemandangan yang begitu mengerikan dan bau anyir tidak bisa terelakkan, menambah suasana yang sangat mencekam dan mengerikan.

Suara sorakan kemenangan kini terdengar dari kubu terkuat, merayakan atas peperangan yang terjadi di wilayah tersebut yang mereka menangkan.

Peperangan yang memperebutkan wilayah kekuasaan di zaman kerajaan Belgia di abad XVI. Dimana peperangan tersebut, dipimpin langsung oleh wanita terkuat dan terbengis pada zamannya, yaitu, ratu Berliza Scott.

Dari kejauhan, seekor kuda hitam pekat berlari dengan gagahnya ke tengah-tengah laut manusia yang gugur dalam peperangan.

Kuda itu bergerak di sana, seakan memperlihatkan, kegagahannya kepada orang-orang yang kini masih bersorak.

Sosok yang berada di atas kuda yang masih lengkap dengan baju khas perang, terlihat turun dari kuda dengan begitu gagah.

Ia terlihat sebagai seorang kesatria hebat, namun siapa yang menyangka, saat helm baja pelindung di atas kepalanya di buka. Tampaklah seorang wanita cantik.

Yang tidak lain adalah ratu terkejam dan berdarah dingin di kerajaan Belgia.

Tawa sang pemimpin perang terdengar membahana di sana. Tawa yang begitu puas atas kehebatan dan keberaniannya dalam memimpin pasukan perang.

"Lihat! lihatlah, kalian semua, atas kehebatanku ini!" Teriakan bercampur tawa itu terdengar. Ratu Berliza begitu sombongnya memperlihatkan keberhasilannya.

"Bukankah, aku adalah manusia terhebat di wilayah ini!" Teriakannya lagi dengan kedua tangannya terangkat keatas begitu juga kepalanya.

Suaranya begitu terdengar lantang, ratu Berliza ingin mengatakan kepada semuanya kalau dirinya yang terhebat.

"Akulah yang terhebat, aku, ratu Berliza Scott yang paling hebat di negara ini," teriaknya lagi di iringi tawa puas membahan.

Tatapan pongah ia tujukan kepada, sosok pria yang masih lengkap dengan baju perangnya, hanya wajah yang bisa di lihat jelas.

"Lihatlah, sayang! Betapa hebatnya istrimu ini. Kau seharusnya bangga, memiliki seorang pendamping hebat sepertiku." Ucap ratu Berliza, sambil membuka baju zirahnya dan bergerak ke sana kemari untuk memamerkan kehebatannya.

Suara sorakan itu bahkan berhenti, berganti tatapan benci dan jengah. Siapa yang menduga, pasukannya kini ingin melihatnya tiada sekarang juga.

Seluruh prajurit yang masih tersisa, begitu muak melihat sosok pemimpin sombong dan kejam seperti ratu Berliza.

"Lakukan sekarang!" Titah raja Stefan Simon. Memberikan perintah kepada pengawalnya untuk membidik anak panah beracun tepat di dada dan perut ratu Berliza.

Raja Stefan sudah sangat muak melihat tingkah pongah istrinya itu, istri yang dinikahinya hanya demi sebuah tahta dan kekuasaan di wilayah perang yang mereka menangkan sekarang.

"Berikan aku persembahan terbaik kalian!" Pinta ratu Berliza dengan kedua tangannya masih merentang, siap menyambut persembahan para prajurit.

Semua prajurit hanya bisa menahan rasa geram mereka, melirik ke arah sang raja yang berjanji akan menghilang nyawa ratu Berliza.

Raja Stefan hanya terenyuh miring, merasakan tatapan para prajuritnya.

"Bersujudlah, kalian semua! Termaksud, kamu suamiku!" Titah ratu Berliza dengan pongahnya.

"Kau ingin melihat kalian menyembahku dan mengingat semua apa yang sudah aku berikan kepada kalian, lihatlah sekarang ini, aku berhasil menguasai wilayah luas ini!" Ucap ratu Berliza dengan lantang.

Wanita itu kini melepas seluruh baju perangnya sambil berjalan mendekati raja Stefan.

Wajah cantiknya tersirat kesombongan hakiki, tatapan merendah ia berikan kepada raja Stefan.

"Kau tidak akan bisa menguasai ini tanpa kekuatan juga kepintaranku, sayang. Seharusnya, semua tahta menjadi milikku," ujar ratu Berliza dengan senyum remeh yang ditujukan kepada suaminya.

Berliza sendiri, bersedia menerima tawaran pernikahan raja Stefan hanya untuk mengambil alih kekuasaan dan menjadi satu-satunya penguasa di negeri tersebut.

"Itu semudah itu setelah kami melihatmu tiada," sahut raja Stefan dengan seringai terbit di kedua sudut wajah.

Ratu Berliza menaikkan sebelah alisnya, menatap bingung ke arah raja Stefan, setelah itu berdecak sinis.

"Omong kosong," balas ratu Berliza sambil membalikkan badan, mengangkat kedua tangan ke atas, memberikan perintah kepada semua orang untuk bersujud.

"Bersujud …." Perkataan wanita kejam dan licik itu terhenti, saat sebuah anak panah beracun menembus rongga dada sebelah kirinya.

Kedua pupil mata ratu Berliza terbelalak, menatap ke arah depan, di mana raja Stefan turun dari kuda dan berjalan mendekat.

Ratu Berliza meringis kesakitan sambil memegang anak panah yang menembus rongga dada kirinya.

Wanita itu masih bisa mempertahankan kesadaran sepenuhnya, meskipun rasa sakit teramat sangat kini menyerangnya.

Wajah wanita itu mendadak memucat dengan keringat dingin sudah membasahi permukaan wajahnya.

"K-kua!" Seru ratu Berliza dengan suara geraman tertahan.

Ketika raja Stefan kini berdiri tepat di depannya dan seorang wanita cantik yang sangat Berliza kenali kini berjalan di belakang raja Stefan.

"K-kalian, sekongkol ingin melakukan ini kepadaku?" Suara ratu Berliza sudah terdengar terbata dan lirih.

Ia berulang kali ingin terjatuh, namun sekuat tenaga dirinya menahan bobot tubuhnya. Agar bisa menjaga harga diri di depan para pengkhianat.

Wanita yang berada di samping raja Stefan tertawa lepas dan penuh kepuasan, melihat wanita yang selama ini ia benci akhirnya terluka.

Wanita yang merupakan pelayan setia Berliza yang menjadi satu-satunya wanita yang begitu dekat dengan wanita bengis itu.

Yang ternyata diam-diam menjadi wanita lain atau selir raja Stefan. Wanita yang selalu berlaku lembut dan bersikap bijak di hadapan ratu Berliza ternyata seorang wanita bermuka dua.

"Kami sudah menantikan ini yang mulia, menantikan di mana dirimu di meregang nyawa di depan para rakyatmu sendiri." Wanita itu kini berjalan beberapa langkah ke arah ratu Berliza dan berkata halus namun tersirat kepuasan di sana.

Amarah ratu Berliza tentu saja begitu menggila, tatapannya bahkan kini terlihat begitu mengerikan. Ia menghunus tatapan buasnya ke arah raja Stefan yang juga melangkah padanya.

Raja Stefan dan wanita itu berciuman mesra di depan tubuh rapuh ratu Berliza yang sekuat tenaga untuk menahan rasa sakit yang menjalar keseluruhan tubuh.

"Dasar pengkhianat! Aku tidak akan membiarkan kalian hidup! Apa yang kalian lihat, bunuh mereka!" Teriak ratu Berliza dengan nada bergetar juga wajah yang begitu kacau, kesombongannya kini berganti dengan perasaan tercengang dan mencoba menahan rasa sakit.

"Cepat bunuh mereka!" Teriak ratu Berliza sekali lagi, memerintahkan kepada prajurit setia untuk membunuh suami dan wanita pengkhianat ini.

Namun ratu Berliza begitu tertegun, mendengar suara kekehan, bahkan tawa para prajuritnya yang begitu bahagia.

Ratu Berliza tidak percaya dengan apa yang sekarang ia lihat, sosoknya kini berubah sebagai manusia tidak berdaya berada di tengah-tengah para manusia-manusia licik.

"Apa yang kau harapkan, ratu. Kau berharap akan ada seseorang yang menginginkanmu hidup? Ketahuilah, semuanya menginginkan kematianmu. Kematian ragu kejam sepertimu!" Sentak wanita yang berada di rangkulan raja Stefan. Ia berkata sambil mengolok-olok ratu Berliza dengan senyum miring.

Melihat ketidakberdayaan wanita kejam di depannya yang hanya bisa tertegun.

Raja Stefan hanya bisa tersenyum puas melihat istrinya sendiri dalam keadaan tidak berdaya. Ia bahkan terus berlaku romantis kepada selirnya itu.

"Kau tidak bisa keluar dari situasi ini, ratu. Karena tidak ada yang akan bisa membantumu. Keluargamu sudah berakhir di tangan kami." Bisik selir raja Stefan dan diikuti tawa membahana bersama dengan raja Stefan.

Keduanya begitu sangat bahagia melihat kondisi menyedihkan seorang wanita paling kejam dan semena-mena sekarang ini.

"Dengar, kalian bisa melakukan sesuatu kepada wanita ini, sebelum malaikat maut datang menjemputnya!" Pinta sang wanita lain yang memberikan instruksi kepada para prajurit untuk melempari ratu Berliza.

Sedangkan ratu Berliza sungguh tercengang dengan perkataan pelayan setianya tentang keluarganya. Wanita itu masih bersikeras mempertahankan tubuhnya agar tetap berdiri kokoh di hadapan kedua para pengkhianat.

Meskipun kini ia dilempari batu oleh para prajuritnya di iringi makian juga hinaan, bahkan beberapa prajurit yang menyimpan dendam kepadanya, meludahinya.

Ratu Berliza kini hanya bisa terdiam menerima kenyataan pahit yang kini ia alami. Ternyata hasil berjuangnya harus mendapatkan penghina juga pengkhianat.

Ratu Berliza kini bergeser sedikit demi sedikit ke arah raja Stefan dan selirnya yang sedang bercumbu.

Ia diam-diam meraih sebuah tombak runcing dengan tangan gemetarnya, saat berhasil meraih tombok itu dengan susah payah.

Ratu Berliza mengarahkan ke arah raja Stefan dan selirnya, mengetahui itu, raja Stefan menjadi selirnya sebagai tameng. Membuat kedua kelopak mata wanita itu terbelalak tidak percaya, saat tombak runcing itu menembus punggung bagian tengahnya.

"Bunuh dia!" Teriak raja Stefan menghindari serangan ratu Berliza di sisa tenaga yang ia paksakan.

Ratu Berliza begitu puas saat melihat wanita pengkhianat itu kini tumbang tidak berdaya, kini ia kembali meraih sebuah belati di saku bajunya, ia membidik ke arah raja Stefan.

Berhasil, bidikannya kini tepat sasaran yang mana berhasil menembus kepala sang raja.

Bersamaan ribuan busur kini terarah kepadanya, hingga sekujur tubuh tangguh itu akhirnya roboh tidak berdaya di atas tanah gersang.

Meskipun ia harus berakhir dengan tragis dan di tangan para rakyatnya sendiri, setidaknya ia begitu puas bisa melenyapkan kedua pengkhianat itu setelah ia benar-benar harus kehilangan segalanya melalui kematiannya.

Kedua mata ratu Berliza kini menatap langit mendung yang seakan-akan ikut bersedih dengan kondisi yang dihadapinya. Senyum masih terlihat di wajah cantik wanita bengis itu, hingga pandangannya mulai menghitam dan akhirnya kehilangan nyawa dengan senyum puas di wajah.

Di kehidupan lain, terlihat sosok wanita yang kini sedang menyambut kematiannya dengan keadaan menyedihkan.

Wanita itu ditinggal begitu saja di ruangan sempit dan pengap, saat bayi di dalam rahimnya di keluarkan paksa dengan secara alami. Sungguh keadaan begini tragis, harus merasakan perutnya dibelah dalam keadaan sadar, tanpa obat bius. Ia Bahkan kehilangan kesadarannya saat menahan rasa sakit teramat sangat.

Mm wanita menyedihkan itu, hanya bisa menahan teriaknya saat mulutnya dibungkam dengan sapu tangan.

Sungguh perbuatan begitu keji, yang dilakukan oleh orang suruhan suaminya sendiri. Pria itu tega melakukan kekejaman terhadap istrinya demi tahta dan kekayaan yang dimiliki si wanita. Ia juga memiliki dendam begitu dalam kepada, wanita malang itu.

Yang sangat membuat hati wanita menyedihkan itu hancur, saat bayinya di paksa keluar dan mereka tega membawanya, wanita itu hanya bisa menangis dengan menahan rasa sakit akibat luka yang ditinggalkan.

Ia juga tidak memiliki waktu banyak, saat dirinya merasakan akan segera meninggalkan dunia. Ia hanya bisa menatap ke atas, saat bayangan putih menyemputnya.

Ia hanya memiliki satu permintaan di detik-detik akhir dari hidupnya.

"Aku berharap, engkau menempatkan jiwa lain di dalam diri ini. Agar kelak, mereka membayar semua perbuatannya kepadaku dan melindungi keturunanku. Semoga jiwa itu, adalah sosok tangguh dan kuat, agar jiwa lemah ini bisa tenang di tempat baru."

Setelah mengutarakan permintaan terakhirnya, sang wanita dengan wajah menyedihkannya juga kondisi yang memperhatikan itu, tersenyum dengan kedua kelopak mata secara perlahan mulai terpejam. Bersamaan jiwa rapuh itu pergi, meninggalkan raga yang di penuhi kehinaan juga luka.

Terpopuler

Comments

Puspita Sari

Puspita Sari

mana yg masukin jiwanya nti ga maen maen loh ...jiwa ratu langsung yg masuk

2024-01-10

0

singa betina

singa betina

seruu thoor...singa betina hadiiir

2023-10-28

0

StAr 1086

StAr 1086

mampir

2023-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!