Bab 4 -- The Best Man In The World

Untuk kedua kalinya, Zefanya tersadar dalam posisi dirinya sudah ada di atas tempat tidur di dalam sebuah ruangan yang nyaman dan bagus. Pakaiannya pun sudah terganti dengan gaun tidur yang bersih.

Dokter Sandra muncul tak lama setelah Zefanya membuka mata, beliau menarik kursi di samping tempat tidur Zefanya dan menatapnya lekat - lekat. "Anda sudah mengalami guncangan yang hebat tapi hal tersebut merupakan kemajuan penting yang harus kita diskusikan."

Zefanya bangkit dari posisinya dan duduk bersandar, secara tak sadar menarik selimut hingga menutupi mulutnya. "Aku tak mau lagi bertemu dengan Ezra. Aku tahu dia akan datang lagi kemari untuk menemuiku. Tak ada seorang pun yang bisa menghalanginya kalau dia sudah bertekad." kata Zefanya gemetaran.

"Tuan Ezra sudah pergi, Nyonya. Ada urusan yang harus dikerjakan olehnya diluar. Aku yang memintanya pergi dari sini dan melihat sendiri dia meninggalkan tempat ini." jawab Dokter Sandra dengan sabar.

"Syukurlah." Zefanya menghembuskan napas lega.

Dokter Sandra meresponnya dengan tersenyum sedih. "Begitu suamimu mengetahui kalau penyebab kesakitanmu adalah dirinya, tanpa disuruh pun dia menyingkir. Kamu harus tahu kalau dalam tiga bulan terakhir ini dia terus menungguimu setiap malam. Mencoba menenangkanmu saat kamu mengigau dan mimpi buruk. Kesetiaan dan perhatiannya padamu sangat luar biasa." Suara Dokter Sandra sedikit bergetar, terharu. Dalam hati, beliau bertanya - tanya, apa yang menyebabkan wanita cantik di hadapannya ini begitu ingin berpisah dengan suaminya.

Mendengar cerita dari Dokter Sandra, Zefanya ingin menangis. Hatinya tercabik. Ternyata suara yang didengar olehnya saat koma selama ini benar - benar suara Ezra.

'Maafkan aku, Ezra. Perpisahan ini bukan keinginanku tapi tidak ada jalan lain.'

Dokter Sandra membuka jurnalnya untuk kembali mencatat kemudian mulai mengajukan pertanyaan pada Zefanya. "Aku ingin tahu sejauh mana ingatanmu kembali. Bisakah kamu menceritakan tentang suamimu?"

"Dia sudah bukan suamiku." sahut Zefanya cepat dengan tangan terkepal.

"Tapi Tuan Ezra berkata kalau dia masih suamimu. Apa bisa dijelaskan?"

"Kami sudah bercerai." Zefanya menjelaskan.

"Kapan?" tanya Dokter Sandra.

Zefanya tertegun. "Kapan?" ulangnya. Air mata bergulir di pipinya dan langsung disekanya dengan punggung tangan. Sungguh dalam hati kecilnya, Zefanya tak ingin berpisah dari Ezra. "Aku sudah menyuruh pengacaraku memberikan surat cerai itu kepadanya... ehm... " Zefanya terlihat mengingat - ingat.

"Sebelum kecelakaan itu terjadi?" Dokter Sandra membantunya untuk mengingat dengan memberi pertanyaan.

Zefanya mengangguk ragu. "Sepertinya... "

"Tapi dia masih bersedia menanggung seluruh biaya perawatan dan menjagamu."

Air mata kembali mengalir ke pipi Zefanya. "Aku tahu. Aku tahu." isaknya pelan. "Dia memang seperti itu, menurutku dia adalah laki - laki terbaik di dunia." suara Zefanya bergetar.

"O'ya? Atas dasar apa dia mau bertanggung jawab pada wanita yang sudah berniat meninggalkannya? Katamu, kalian sudah bercerai bukan?"

"Karena dia sangat mencintaiku. Perasaannya padaku tak perlu diragukan lagi. Apa pun akan dilakukan olehnya asalkan aku sembuh."

"Sepertinya kamu mengenalnya dengan baik. Apa kalian sudah lama menikah?"

"Usia pernikahan kami sekitar tiga bulan. Tapi aku mengenalnya hampir seumur hidupku. Keluarga kami sudah lama bersahabat. Dia adalah pria yang luar biasa baik." gumam Zefanya pilu

Dia berhenti sejenak dan mengusap air matanya. "Masalahnya dia tak akan melepaskanku begitu saja. Meski pun pada akhirnya kami berpisah, dia pasti akan selalu bertanggung jawab atas diriku. Dia tak akan tega membiarkan aku membiayai hidupku sendiri. Sebaik itu Ezra yang aku kenal."

Dokter Sandra mencatat semua pernyataan Zefanya ke dalam jurnal lengkap dengan berbagai emosi yang muncul saat wanita itu bercerita. Dokter itu memberi waktu beberapa saat pada Zefanya untuk menenangkan diri dan minum segelas air. Kemudian session tanya jawab kembali di lanjutkan.

"Ada yang tidak aku mengerti disini. Bisakah kamu mengkonfirmasinya sekali lagi supaya aku tidak salah paham."

Zefanya mengangguk pelan. Pasrah dengan apa pun yang akan ditanyakan oleh Dokternya.

"Anda berpendapat, Ezra Halley is the best man. Bahkan anda bilang di dunia. Tak pernah sedikit pun dia menyakitimu, saya mendapat kesan kalau anda nyaman bersamanya. Tapi, anda tak ingin hidup bersamanya. Benar - benar pernyataan yang sangat kontradiksi, tak bisa dipahami."

"Benar sekali." sambar Zefanya cepat, seperti sedang melepaskan segala unek - uneknya. Dokter Sandra berhasil menyimpulkan ceritanya dengan baik.

"Tapi dia masih sangat mencintaimu."

"Aku tahu." Zefanya menundukkan kepalanya, dadanya terasa nyeri setiap kali teringat perceraiannya dengan Ezra.

"Maaf, Dokter. Bisakah kita tidak membicarakan ini? Aku berterima kasih atas semua yang sudah anda lakukan padaku. Tanpa pertolonganmu, mungkin aku sudah mati atau bisa jadi gila. Ada satu permintaanku."

"Apa?"

"Aku sudah sembuh. Aku ingin pergi dari sini." Zefanya memohon dengan sungguh - sungguh.

"Secara fisik, keadaan anda sudah baik. Tapi saya perlu observasi lebih lanjut dengan kesehatan psikis anda."

"Aku ingin pulang, Dokter. Malam ini juga, aku mau pulang." rengek Zefanya bersikeras, tak mau mendengar alasan apa pun.

Dokter Sandra bersandar ke kursinya dan melipat kedua tangan di depan dada. "Kemana kamu akan pulang?"

"Ke tempat Aunty Laura."

"Bagaimana caranya kamu pergi kesana?"

"Aku punya cukup uang untuk membayar taksi pergi kesana. Pinjami aku ponselmu, aku juga bisa menelepon Aunty untuk menjemputku disini."

Dokter Sandra mengangguk - angguk. "Tampaknya kemampuan berpikirmu pun sudah pulih. Tapi sayangnya, ada satu masalah."

"Apa?"

"Kamu tak bisa keluar begitu saja dari tempat ini." ujar Zefanya dengan nada tak sabar.

"Kenapa?"

"Karena orang yang memasukkanmu kemari dan bertanggung jawab atas dirimu adalah Tuan Ezra Halley. Jadi untuk kepulanganmu pun harus dengan persetujuan suamimu.

"Sudah kubilang kalau Ezra bukan suamiku lagi. Kami sudah bercerai."

"Maaf, Nyonya. Anda salah. Ada satu hal yang terlewat dalam cerita anda. Suami anda tak pernah menyetujui perceraian itu, dia menolak untuk menanda tangani dokumen - dokumen yang dikirim oleh pengacaramu."

Zefanya terganga. "Benarkah?"

"Ya. Di mata hukum, anda masih secara sah istri dari Tuan Ezra Halley." tegas Dokter Sandra.

Episodes
1 Bab 1 -- A Nightmare
2 Bab 2 -- Can't Be With You
3 Bab 3 -- You're Mine
4 Bab 4 -- The Best Man In The World
5 Bab 5 -- A Misery
6 Bab 6 -- Let Me Go
7 Bab 7 -- A Secret
8 Bab 8 -- Face Him
9 Bab 9 -- Anything For You
10 Bab 10 -- Never Give Up On You
11 Bab 11 -- One Month Trial
12 Bab 12 -- A Breakfast
13 Bab 13 -- Never Give Up
14 Bab 14 -- Let's Go Home
15 Bab 15 -- A Wrong Decision
16 Bab 16 -- A Prince Of Mine
17 Bab 17 -- Whose Baby?
18 Bab 18 -- Ezra's Baby Girl
19 Bab 19 -- A Jealousy
20 Bab 20 -- A Fact
21 Bab 21 -- Another Surprise
22 Bab 22 -- A Scarry Thing
23 Bab 23 -- Brother And Sister
24 Bab 24 -- Just Tell Him
25 Bab 25 -- An Advice
26 Bab 26 -- Need More Energy
27 Bab 27 -- The Best Way To Love
28 Bab 28 -- Again! I Hurt Him
29 Bab 29 -- Let's God Do The Rest
30 Bab 30 -- The Replica Of Ezra
31 Bab 31 -- Possesive
32 Bab 32 -- Dilema
33 Bab 33 -- Stay With Us Forever
34 Bab 34 -- Piknik
35 Bab 35 -- Can't Together Any Longer
36 Bab 36 -- Family Time
37 Bab 37 -- Close With The Kids
38 Bab 38 -- Nothing's Better
39 Bab 39 -- To Get Her Heart Back
40 Bab 40 -- A Kiss, And I Want More
41 Bab 41 -- A Bad Liar
42 Bab 42 -- A Trick
43 Bab 43 -- Farewell Party
44 Bab 44 -- A Plan
45 Bab 45 -- An Anger
46 Bab 46 -- A Bitter Truth
47 Bab 47 -- Can't Believe It
48 Bab 48 -- Stay With Me Forever
49 Bab 49 -- Fight For Our Love
50 Bab 50 -- No Other Woman But You!
51 Bab 51
52 Bab 52 -- Brother And Sister
53 Bab 53 -- Go Home, Please
54 Bab 54 -- Good News
55 Bab 55 - I Love You
56 PENGUMUMAN KARYA BARU
57 KARYA BARU : I Have You, You Have Me
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 -- A Nightmare
2
Bab 2 -- Can't Be With You
3
Bab 3 -- You're Mine
4
Bab 4 -- The Best Man In The World
5
Bab 5 -- A Misery
6
Bab 6 -- Let Me Go
7
Bab 7 -- A Secret
8
Bab 8 -- Face Him
9
Bab 9 -- Anything For You
10
Bab 10 -- Never Give Up On You
11
Bab 11 -- One Month Trial
12
Bab 12 -- A Breakfast
13
Bab 13 -- Never Give Up
14
Bab 14 -- Let's Go Home
15
Bab 15 -- A Wrong Decision
16
Bab 16 -- A Prince Of Mine
17
Bab 17 -- Whose Baby?
18
Bab 18 -- Ezra's Baby Girl
19
Bab 19 -- A Jealousy
20
Bab 20 -- A Fact
21
Bab 21 -- Another Surprise
22
Bab 22 -- A Scarry Thing
23
Bab 23 -- Brother And Sister
24
Bab 24 -- Just Tell Him
25
Bab 25 -- An Advice
26
Bab 26 -- Need More Energy
27
Bab 27 -- The Best Way To Love
28
Bab 28 -- Again! I Hurt Him
29
Bab 29 -- Let's God Do The Rest
30
Bab 30 -- The Replica Of Ezra
31
Bab 31 -- Possesive
32
Bab 32 -- Dilema
33
Bab 33 -- Stay With Us Forever
34
Bab 34 -- Piknik
35
Bab 35 -- Can't Together Any Longer
36
Bab 36 -- Family Time
37
Bab 37 -- Close With The Kids
38
Bab 38 -- Nothing's Better
39
Bab 39 -- To Get Her Heart Back
40
Bab 40 -- A Kiss, And I Want More
41
Bab 41 -- A Bad Liar
42
Bab 42 -- A Trick
43
Bab 43 -- Farewell Party
44
Bab 44 -- A Plan
45
Bab 45 -- An Anger
46
Bab 46 -- A Bitter Truth
47
Bab 47 -- Can't Believe It
48
Bab 48 -- Stay With Me Forever
49
Bab 49 -- Fight For Our Love
50
Bab 50 -- No Other Woman But You!
51
Bab 51
52
Bab 52 -- Brother And Sister
53
Bab 53 -- Go Home, Please
54
Bab 54 -- Good News
55
Bab 55 - I Love You
56
PENGUMUMAN KARYA BARU
57
KARYA BARU : I Have You, You Have Me

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!