parfum di dalam lift

Anjani tetap bertekad untuk kembali bekerja tanpa absen, ataupun terlambat ia tidak perduli dengan kaki dan sikunya serta keningnya yang terdapat jahitan kecil.

"Jani...apa tidak sebaiknya loe ijin saja, kakimu masih sakit loh... Apalagi perban di kening loe sangat tidak asyik di lihat oleh Mata memandang," Lisa yang penuh perhatian membantu mengoleskan krim pada lukanya dan Menganti perban pada jahitan di keningnya.

"Iya sih Lis, tapi loe tau sendiri kan? Gua sedang oper tugas kak Tina yang anaknya sedang opname di rumah sakit, kasihan nanti dia kena potong gaji." Anjani memberikan alasan kepada Lisa untuk tetap masuk kerja, dan berjanji nggak akan pecicilan lagi.

Anjani berangkat dengan naik angkot menuju ke tempat kerjanya, sambil berjalan berusaha untuk tidak pincang, karena tentu saja akan memberikan perhatian yang menjadikan pertanyaan dari beberapa teman temannya.

Setelah turun dari mobil angkutan umum, dengan menenteng tas berisikan bekal untuk makan siangnya yang di beli dari warung Mak Siti, sebelah rumah kontrakan Lisa.

"Tumben datang tidak telat neng, hei.... Apa yang terjadi dengan jidat mu? Jatuh atau bagiamana?" Sapa pak Toni yang selalu aktif menyapa setiap karyawan yang bekerja di perusahaan.

"He..he..he.. ini peringatan karena sering datang terlambat pak, Toni. Kena sosor aspal di parkiran Sono noh," ucap Anjani masih dengan gaya selengean yang khas ia miliki.

"Oh ya pak di sekitar sini, dimana ada bengkel motor yang murah tapi servisnya bagus. Motor Jani ambyar pak, semalam kena tabrak boss jutek itu, huh bawa motor kagak meleng matanya, sebel tapi takut mau omelinnya he..he.." kembali Anjani mengeluarkan kata-katanya yang panjang sambil menggerutu.

"Bawa sini kuncinya, nanti pak Toni yang benerin. Satu lagi jangan suka memaki orang itu tidak baik, berbuatlah satu kebaikan maka kamu akan mendapatkan seribu keberuntungan." Nasehat pak Toni yang galak namun tetap saja di sukai karyawan PT Anexaplast.

Setelah puas berkeluh kesah Anjani memberikan kunci motornya dan berlalu kedalam pabrik membaur dan melakukan tugasnya.

Seperti biasanya ia membersihkan ruangan direktur terlebih dahulu, menyiapkan seluruh keperluan yang kotor harus di ganti dengan yang bersih dan membuat ruangan bersih dan seharum mungkin.

Ia mengantikan bunga yang berada di vas keramik dengan bunga hidup setangkai mawar merah. Setelah ia puas dengan tugasnya ia menatap sekeliling ruangan itu, lalu menarik nafas lega dan keluar untuk melanjutkan pekerjaannya pada lain ruangan.

"Jani... Ada apa dengan keningmu? Kau terluka?" Tanya Bu Shinta setelah mengamati jalan dan kondisi Anjani tidak seperti biasanya.

"Oh tidak apa-apa Bu, Jani baik-baik saja kemarin hanya ada sedikit insiden tapi tidak parah kok." Bu Shinta menatap Jani lalu memberikan saran untuk istirahat bila capek atau mungkin semua pekerjaan sudah rampung.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Hermansyah berjalan beriringan dengan pak Baskoro, para karyawan yang bersimpangan jalan berusaha untuk menegur dan menyapa atasan mereka.

Mereka menuju lift yang sedang terbuka, kebetulan Anjani berada di dalam lift tersebut mengelap dan kebersihan tombol tombol serta kaca lift agar tetap terlihat bersih.

"Kau Anjani... Kok sudah masuk? Bukannya beristirahat saha, kan masih sakit?" Hermansyah berusaha mengenal nama Anjani melalui name tag yang ada di seragam cleaning service yang ia pakai.

Pak Baskoro mengamati perbincangan mereka, dan mencuri pandang ke arah Anjani ' hmm gadis cantik dan sopan'

"Saya sudah baikan kok pak, masih bisa kerja." Jawab Anjani sambil menunduk sopan kepada mereka berdua.

"Beristirahatlah bila semua tugas selesai, jangan pulang larut malam lagi, berbahaya." Pesan Hermansyah kepada Anjani yang hanya menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat

Ting.....

Ruang yang mereka tuju sudah sampai, mereka berdua meninggalkan lift dan meninggalkan aroma parfum yang menusuk hidung Anjani.

"Hhmmm parfum orang kaya mah harum, udah ilang orangnya harumnya masih saja tertinggal, jadi betah di dalam lift oii...." Anjani senyum senyum sendiri sambil menutup matanya dan menghirup aroma parfum yang tertinggal dalam-dalam.

Tidak lama setelah Anjani selesai membersihkan lift dan keluar dari dalamnya, datang Simon dengan sedikit berlari lari menuju lift itu, dan tersenyum senyum usil ketika mendapati Anjani mendorong janitor stroller.

Timbul keusilan Simon untuk mengerjai Anjani. "Jani... Nanti tolong belikan ayam geprek di depan sana yah, 2 porsi dengan minumannya sekaligus, hmm ini uangnya," Simon mengulurkan uang lembaran ratusan ribu kepada Anjani.

"Tapi pak... Tugas saya kan bukan melayani bapak makan, saya masih sibuk pak! Bagaimana kalau yang lainnya saja." Ucapan Anjani jelas tidak terdengar oleh simon, karena lift sudah tertutup separuh dan akan menuju kelantai atas.

"Huh... Itu orang main suruh saja sih, kek nggak ada yang lainnya aja. Lagian ini masih pagi, masa iya di tukang sapu sama lap di suruh melayani makanan seorang sekertaris, huh.. menyebalkan," gerutu Anjani sambil menuju pantry untuk mencari kang Isan untuk membelikan pesanan Simon.

Berbeda dengan Simon yang sudah senyum senyum sendiri membayangkan pagi ini akan makan siang berdua dengan anjani, karyawan cleaning service yang sering menganggu pikirannya selama ini.

Suara kebisingan mesin-mesin pembuatan container peralatan rumah tangga tidak menyurutkan sekian ribu karyawan dalam naungan PT Anexaplast, pekerjaan yang di bagi menjadi dua bagian sift pagi hingga sore, dan sore hingga tengah malam.

"Herman, papa rasa siang ini kita cari makan di kantin saja, papa kangen dengan masakan dan membaur dengan para pekerja kita, bisa?" Tanya pak Baskoro setelah sekian lama meneliti dan mengoreksi seluruh data pabrik.

"Wah itu dia, ide bagus papa! Tiga puluh menit lagi kita turun." Jawab Herman dengan penuh semangat.

Tok...tok....tok....

"Masuk"

"Selamat siang pak Simon, ini pesanan bapak. Uangnya pas pak dan ini nota nya," mang isan menyodorkan kantong plastik berisi ayam geprek dan minuman pesanannya yang seharusnya Anjani yang ia minta untuk membelikannya.

"Loh kok kamu? Bukan Anjani? Kemana dia?" Tanya Simon dengan raut wajah sedikit jengkel.

"Anjani sedang sibuk pak, permisi!" Mang isan buru-buru undur diri sebelum kena semprot sama Simon.

Suara riuh kantin saat melayani para karyawan makan siang menjadi tradisi di siang hari.

Duduk di antara ratusan karyawan tanpa ada pembatas antara karyawan dan direktur atau pekerja atasan mereka.

Sama-sama menikmati makanan siang dan sama-sama bercengkerama bercerita tentang apapun yang bisa memberikan mereka suasana menjadi tidak tegang setelah beberapa jam berkutat di depan mesin dan material untuk bahan baku plastik.

Mata pak Baskoro menangkap tubuh ramping dengan balutan seragam cleaning service, dengan lahap menyantap bekal tanpa menoleh ke kanan maupun ke kiri ketika menikmati masakan dalam bungkusan yang ia bawa.

"Papa.. makanlah keburu dingin ini rawon kesukaan papa, ayo!" Hermansyah tidak menyadari kalau sang papa sedang menikmati pemandangan di depannya yang alami dan tanpa di buat-buat untuk sebuah empati.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

To be continued 😉

Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan 1444 H. Semoga ibadah puasa kita mendapat rida dari Allah SWT dengan meraih ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Salam sehat, salam sayang selalu by RR 😘

Terpopuler

Comments

🍁𝐀⃝🥀Angela❣️

🍁𝐀⃝🥀Angela❣️

Bener kata pak Toni berbuat satu kebaikan maka kita akan mendapatkan seribu keuntungan..

2023-03-26

0

⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔ᵇᵃˢᵉ𝕸y💞🍀⃝⃟💙

⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔ᵇᵃˢᵉ𝕸y💞🍀⃝⃟💙

beuh.. she jani ketemu calon duda🤭🤭
jodoh mu itu, jani🤣🤣

2023-03-25

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

yaelah harga parfum nya juga gak kaleng keng atuh jani

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!