Suara adzan ashar berkumandang merdu, memanggil umatnya untuk segera melakukan kewajibannya beribadah, puji dan syukur tersematkan pada setiap doa dan pinta mereka kepada Sang pencipta alam semesta dan pemberi segala anugerah kepada umat-Nya.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga semua tugasku. Oh..lelahnya" Prisma menguap sambil menggeliat melepas rasa lelah yang merajam tubuhnya, ia melihat jam dinding waktu menunjukkan pukul tujuh.
"Mungkin aku harus segera pulang, kasihan Lisa pasti gelisah menungguku." Prisma buru-buru menuju tempat parkir yang berada di halaman belakang pabrik yang sangat besar itu.
Bruak....
Tabrakan itu sulit ia hindari, dan membuat tubuh Anjani jatuh terpelanting masuk kedalam selokan. Darah segar mengalir dari lutut dan kening Anjani.
"Duh....kalau bawa mobil punya mata buat lihat jalan donk, jangan asal tancap aja, sakit tau!" Teriak Anjani tentu saja sangat keras karena kebetulan lahan parkir itu sudah sangat sepi.
Pintu mobil terbuka lalu keluarlah sosok tinggi tegap, dan berjalan sedikit berlari mendekati Anjani. "Bisa nggak naik motor dengan benar? Mana yang terluka? sebentar!"
Mata Anjani terbelalak sempurna, setelah tau si penabraknya adalah direkturnya yang jutek dan sangat tidak bersahabat pada bawahannya, ka
"Oh...ti..tidak apa-apa, saya baik-baik saja kok pak." Jawab Anjani sambil berusaha membetulkan motornya karena roda depannya masuk ke selokan.
"Huh....untung saja selokan ini kering tidak ada genangan air, kalau tidak apa jadinya hidupku besok." Walaupun Anjani bilang baik-baik saja, namun bibirnya tetap saja menggerutu kesal.
Hermansyah kembali menghampiri Anjani, dengan membawa tissue dalam kotak, "maaf aku harus buru-buru, sekalian aku bawa kamu ke rumah sakit untuk mengobati luka-luka mu." Hermansyah membukakan pintu mobilnya untuk Anjani masuk kedalamnya.
"Bapak, terima kasih! Saya pulang naik ojek saja, saya tidak apa-apa kok, beneran." Ucap Anjani ragu untuk masuk, dan tetap meyakinkan Hermansyah bahwa dia baik-baik saja.
"Saya buru-buru, segeralah masuk jangan menghambat waktuku!"
Anjani merasa bingung sendiri dan akhirnya, "baiklah, permisi" Anjani sendiri berbicara tanpa bisa berbuat apa-apa, kakinya terluka dan perih.
"Mana sudah malam lagi, Lisa pasti sudah gelisah menungguku pulang." Anjani merogoh kantong dalam tasnya dan meraih ponsel miliknya dan menekan tombol nomor Lisa, lalu mengirimkan WhatsApp.
"Lisa...gua pulang terlambat, loe tunggu gua ya!"
'ya ampun, mobil orang tajir harum bener mana adem, duh... Sering-sering aja bisa numpang ini mobil, hi...hi...hi...' batin anjani sambil mengeratkan jaket yang ia kenakan karena dingin.
Alunan musik yang sangat bersahabat di telinga Anjani, semakin membawanya terlena hingga dengkuran halus pun pelan terdengar.
Beberapa saat kemudian, tujuan telah sampai di klinik 'Aura kasih' mobil berhenti, Hermansyah menatap ke arah Anjani sesaat yang masih terlelap dalam tidurnya, yang menahan lelah dan sakit. baju yang melekat pada tubuhnya yang kotor sobek sedikit pada sikunya.
Perasaan iba itu tiba-tiba menjalar pada diri Hermansyah, perlahan ia membangunkan Anjani, " hei...bisa bangun sebentar? kita sudah sampai di klinik," tangan Hermansyah mengguncang pelan pundak Anjani.
"Oh... Ouch...sakit... Ya ampun maaf pak, saya ketiduran," Anjani baru menyadari kalau dia tertidur saat dalam perjalanan menuju klinik.
Perlahan ia bangkit dari duduknya berjalan dengan kaki pincang, sementara Firmansyah mengikutinya dari belakang dan mengantarnya sampai kepada petugas klinik.
Setelah segala pengobatan dan payment selesai, Herrmansyah meninggalkan Anjani dan langsung tancap gas menuju rumahnya. Tanpa pesan apapun kepada Anjani yang masih mendapatkan perawatan pertama setelah kecelakaan.
"Calon suami ya mbak? Kok nggak mesra banget sih, masa calon istri baru mengalami kecelakaan di tinggal begitu saja!" Seorang perawat berusaha akrab dengan Anjani dengan melontarkan berbagai pertanyaan.
"Saya, oh...eh anu..." Tentu saja Anjani gugup menjawab pertanyaan yang tidak pernah ia fikirkan sebelumnya.
"Sudah mbak nggak usah di fikirkan, cowok mah selalu begitu maunya memang selalu menang sendiri," perawat berlalu dan memberikan senyum bersahabatnya kepada Anjani.
Pertanyaan seorang perawat klinik yang membuatnya tersenyum-senyum sendiri, berasa tambah bego. Kejadian dalam sehari yang membuatnya berfikir tentang kesialan yang tidak ada habis-habisnya, mimpi dengan seorang pangeran pujaannya hingga bangun kesiangan, lalu kena skors dan sekarang ketabrak mobil bosnya sendiri.
'Duh...sial bener nasib gua seharian ini, boro-boro calon suami, calon pembantunya gua juga kagak mau, mbak...mbak...'
Anjani bangkit dari ranjang klinik tempatnya mendapatkan pengobatan pertama setelah kecelakaan. Dokter memberikan obat oles dan antibiotik untuk menghindari rasa nyeri dan mencegah infeksi kaki Anjani yang sudah di jahit pada lukanya.
Pengobatan telah selesai, Anjani pun berjalan keluar klinik dengan langkah sedikit pincang. Lalu memesan ojek online untuk mengantar pulang ke tempat kontrakannya.
Waktu menunjukkan tepat pukul 10.00 WIB, dimana Lisa sudah menunggu kepulangan Anjani dengan khawatir di depan teras kontrakan mereka. Ojek yang di tumpangi Anjani pun tiba tepat di depan pintu masuk.
Lisa buru-buru berlari menyongsong Prisma dengan beberapa pertanyaan memberondong Anjani.
"Jani...loe kenapa? Ya ampun, kenapa begini... Apa yang terjadi dengan mu Jan...!" Suara heboh Lisa, karena panik melihat Anjani yang sudah pulang terlambat dan dalam keadaan berjalan pincang serta baju yang sobek di beberapa tempat.
"Itu Lis...gua ketabrak mobil direktur jutek itu, untung selokan dalam keadaan kering coba kalau basah, apa jadinya diriku ini, huft..."
Lisa menyodorkan segelas air putih pada Anjani, lalu ke dapur merebus air untuk Anjani membersihkan badannya.
"Kok bisa ketabrak sih Jan? Loe kurang hati-hati mungkin, makanya kalau pas di jalan tuh jangan suka melamun,"
"Udah sekarang loe bersihin tubuh loe, lanjut tidur! Sudah malam juga."
"Makasih Lisa, you are the best friends ever, he...he...he..." Persahabatan mereka yang sangat erat, saling membantu satu sama lain, hingga jauh di perantauan.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
ikuti kelanjutan yuk akak sekalian😘
jangan lupa klik like, lalu komen membangun, biar sayanya semakin bersemangat menghalunya 🤭🤭
To be continued 😉
Salam Sayang Selalu By RR 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Buna_Qaya
di tunggu kak, pak Hermansyah buru-buru pulang takut bunda Ashanty nyariin tuh🤭
2023-03-22
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
Klinik Aura kasih ??? Itu Khan nama Artis idola ku Aura Kasih .... Baca bab 2 langsung favorit biar gk ketinggalan 🤭
semangat ya kak & ku siram dulu secangkir kopi biar besok up 2 bab 🤭😯😯🙏🙏🙏🙏🏃🏃🏃
2023-03-22
1
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
bae bae bucin nti kamu jani
2023-03-22
0