MITOS WARGA

Keesokan harinya, pekerjaan pembangunan rumah, mulai dilakukan. Semua berjalan dengan lancar sebab, para tukang yang Galang ajak merupakan tukang andalan yang sudah mengerjakan ratusan rumah. Sudah sangat profesional di bidangnya. Sementara tugas Galang adalah mengawasi serta memastikan agar semua pekerjaan sesuai dengan desain yang telah dibuat dan dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Selain itu, dia juga memberi arahan serta membuat keputusan untuk hal-hal yang memang perlu ia putuskan sebagai penanggung jawab. Sekitar pukul empat sore, seluruh pekerjaan dihentikan. Ya, mereka memang bekerja selama delapan jam sehari, ditambah satu jam untuk beristirahat, sholat dan makan siang.

...🌟🌟🌟...

Setelah mengerjakan pekerjaan haru itu, Galang dan para pekerjanya hanya bersantai di rumah. Hal ini berlangsung hingga tiga hari lamanya. Pada malam keempat, beberapa pekerja memilih untuk nongkrong di warung yang ada di luar area perumahan. Dari sana, para pekerja mengenal beberapa warga yang juga nongkrong di warung yang sama. Membicarakan bahasan ringan sembari menikmati kopi dan juga gorengan. Hari-hari berikutnya, satu atau dua warga mulai mampir ke area perumahan. Mengobrol di rumah yang Galang sebut sebagai mess sementara. Suasana menjadi lebih ramai sekarang. Meski tidak setiap hari tapi, dalam seminggu, pasti ada satu atau dua hari di mana warga mampir ke mess mereka. Mengobrol ke sana ke mari hingga larut malam. Cukup ampuh untuk membunuh waktu dan juga rasa bosan.

Lain dari biasanya, malam ini ada seorang warga yang menceritakan sesuatu kepada Galang dan juga para pekerjanya. Galang menyebutnya sebagai mitos semata. Namun, para warga meyakini itu sebagai fakta sebab, telah banyak yang mengalaminya. Warga tersebut berpesan kalau Galang dan para pekerjanya harus berhati-hati andai suatu saat mendengar suara penjual bakso di malam hari.

"Kenapa harus berhati-hati dengan penjual bakso di malam hari pak? bukannya wajar saja kalau bakso dijual di malam hari juga?" tanya Galang.

"Iya mas wajar tapi yang tidak wajar kalau bakso itu dijual di atas jam dua belas malam," jawab warga tadi.

"Mungkin saja baksonya masih banyak pak. Belum laku terjual jadi tetap lanjut jualan hingga lepas jam dua belas."

"Mas, jika itu di tempat lain, mungkin masih bisa dimaklumi tapi kalau di sini, tidak bisa mas. Mas Galang dan yang lain ini kalau bisa harus berhati-hati! saran saya sih, jangan beli bakso di atas jam dua belas malam sekali pun sedang sangat kelaparan!"

"Memangnya pernah ada kejadian apa sih pak?" sahut Putra, salah satu pekerja yang Galang bawa.

"Dari banyaknya kejadian sebelumnya, kemungkinan besar, itu setan. Bukan penjual bakso yang beneran. Warga kampung sini sudah banyak yang jadi korban. Duh mas, bau baksonya itu loh, wangi sekali. Sangat menggugah selera pokoknya. Ya ngiler toh pasti, apalagi kalau memang lagi lapar. Nah, dibelilah itu bakso. Semua normal sampai saat bakso dimakan, pentolnya berubah jadi biji mata mas, mata manusia," jelas warga dengan antusias.

"Yakin pak gak salah liat? mungkin ngantuk atau berhalusinasi gitu?"

"Enggak mas Galang, dia tuh sadar betul. Gak lagi ngantuk atau pun berhalusinasu. Dia muntah-muntah setelah pentolnya berubah jadi biji mata. Eh, pas sadar, si penjual bakso udah ngilang beserta sama gerobaknya juga dan itu gangguan yang paling ringan loh mas karena ada warga lain yang lebih parah dari itu."

"Gimana tuh pak?" tanya Harun yang juga merupakan pekerja di perumahan.

"Kalau yang sebelumnya kan penjual baksonya ngilang. Kalau yang satu ini, penjual baksonya itu tetep berdiri di sana, nglihatin warga yang muntah-muntah. Saat si warga ini sadar, si penjual hanya mengulas senyum tipis tapi efek yang ditimbulkan seram sekali."

Para pekerja seketika bergidik ngeri kecuali Galang. Dia berada pada titik persimpangan antara percaya dan juga tidak meski pada akhirnya, Galang memilih untuk mengabaikan dan sekedar menganggapnya sebagai mitos warga semata.

...🌟🌟🌟...

Setelah dua warga pulang, para pekerja masih membahas perihal setan penjual bakso yang tadi diceritakan. Namun, kali ini mereka mencandainya. Mungkin karena termakan argumen Galang dan mungkin juga karena mereka, belum mengalaminya sendiri sehingga muncul keraguan di dalam hari. Galang melirik jam pada layar ponselnya yang tengah menunjukkan pukul sebelas malam lalu meminta para pekerjanya untuk beranjak tidur.

...🌟🌟🌟...

Galang yang tidak percaya pada cerita warga malah memimpikan setan penjual bakso dalam tidurnya. Setiap adegan yang terjadi, sama persis seperti yang diceritakan warga tadi. Dalam tidurnya, Galang ketakutan bukan main. Ia berlari masuk lalu bersembunyi di dalam kamar. Saat itulah, ia terbangun dari mimpi. Napasnya tersengal seraya menatap ke sekeliling ruangan.

"Cuma mimpi, gila sih ini, kok sampai kebawa ke dalam mimpi sih?" desah Galang.

Galang melirik ke arah Putra dan Harun yang sudah terlelap lalu memiringkan tubuhnya untuk kembali tidur lagi. Sialnya, setelah mendapatkan mimpi yang tidak mengenakkan itu, Galang kesulitan untuk tidur. Gelibukan terus hingga jam menunjukkan pukul satu malam. Galang menghela napas dalam-dalam sembari berseloroh pada diri.

"Tuh kan, sampai jam satu malam pun tidak ada yang terjadi. Memanglah semua itu hanya mitos semata. Untuk apa aku takut? apalagi sampai masuk ke dalam mimpiku. Galang.. Galang.. sudah-sudah, aku mau tidur."

Galang lantas memejamkan matanya, memaksa diri untuk mengirim sinyal ngantuk pada otak agar bisa tidur dengan cepat. Ketika nyaris terlelap, samar-samar Galang mendengar suara ketukan khas seperti yang biasa penjual bakso lakukan. Dalam keraguan, Galang memilih untuk mengelak.

"Bukan-bukan, aku pasti salah dengar. Tadi saja masuk ke dalam mimpi. Pasti kali ini pun sekedar salah dengar."

Sialnya, suara itu kembali terdengar. Bahkan, Galang sempat menenangkan dirinya seraya menajamkan pendengaran.

"Wah benar ini, ada penjual bakso beneran."

..."Thekk.. Thekk.. Thheek.."...

...(Suara penjual bakso yang mungkin saja berbeda di masing-masing wilayah)....

"Serius nih ada bakso?" tanya Galang sembari membuka lebar kedua matanya.

..."Thhekk.. Thekk.. Theekk.."...

..."Deg.."...

Tiba-tiba bulu kuduk Galang meremang. Alih-alih membuktikan, Galang memilih untuk menenggelamkan diri ke dalam sarung yang ia kenakan. Suara penjual bakso masih beberapa kali terdengar. Namun, Galang berusaha untuk mengabaikan hingga akhirnya, ia pun berhasil terlelap. Malam itu pun, lewat.

...🌟 BERSAMBUNG 🌟...

Terpopuler

Comments

Yunita Karim

Yunita Karim

Ngeri2 sedap

2024-04-01

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝙂𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙠𝙧𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖 𝙙𝙚𝙝 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙚𝙢𝙞𝙩

2023-07-28

1

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

ada bagusnya sih Galang mimpi serem jd dia gak gegayaan pen liyat kang bakso nya 😁😁

2023-04-03

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!