Bab 4

Aku masih mengingat semua perkataan dari Devan, ia berkata bahwa ia akan berlibur terlebih dahulu ke pantai dengan selingkuhan nya itu.

Bahkan dengan bangga nya Widya berkata jika Devan selalu bersama nya, padahal Devan selalu dengan ku. Aku tidak tahu sebenarnya siapa yang dan siapa yang menjadi selingkuhan Devan, aku merasa jika selama ini telah di bohongi oleh nya.

Malam itu terkahir kami melakukan itu semua kami bertengkar hebat, karena aku tidak ingin melakukan itu lagi dan memilih untuk pulang saat di ajak ke sebuah hotel.

"Kenapa kamu tidak mau melakukan itu semua hah?" Tanya nya.

"Aku tidak bisa, aku sedang sakit dan aku mau pulang!"

"Ke sini kan hp mu."

Hp ku di rebut paksa oleh nya, dan ia membaca pesan dari beberapa teman ku dan ia juga membaca pesan grup yang isinya aku beserta kedua teman ku.

Aku bercerita jika aku takut dekat dengan Devan, dan aku juga bertemu dengan Lutfi mantan kekasih ku. Lebih tepat nya mantan tunangan ku yang sangat sulit aku lupakan.

Tetapi semua teman-teman ku menyuruh agar aku tidak mengingat nya lagi, karena ia telah memperlakukan aku dengan sangat kasar melebihi Devan.

Saat aku keluar kamar mandi, tiba-tiba saja Devan marah pada ku dan memaksa ku untuk melakukan itu semua ia tidak peduli jika aku sakit atau tidak.

"Jadi karena itu kamu tidak mau melakukan nya hah?"

"Hah?"

Tanpa basa-basi ia langsung menghujam kan kejantanan nya pada ku, sungguh rasa nya perih dan sakit tidak tertahan kan.

Aku menangis dalam diam, aku tidak tahan lagi menahan semua nya. Ingin rasanya aku mencaci maki laki-laki yang ada di hadapan ku saat ini.

Setelah selesai ia mengecup kening ku dan mengucap kan terimakasih banyak pada ku! Ingin sekali rasanya aku mengutuk nya jadi batu saat itu juga.

"Terimakasih sayang.

Aku diam membisu.

"Sayang, siapa Lutfi itu? Apa dia sangat berkesan di hidup mu?"

Aku masih diam memejam kan mata ku.

"Sayang, kenapa kamu tidak menjawab nya dan malah membelakangi ku seperti itu? Apa kamu mau lagi?"

Aku tetap diam, tapi ternyata diam ku di salah artikan. Ia melakukan nya lagi dan lagi.

Hingga D4 r4 h mengalir di bawah sana dan dia tidak berhenti sedikit pun.

"Sudah jangan menangis, aku akan bertanggung jawab dengan semua ini."

Aku bangkit dengan menahan rasa sakit yang tiada dua nya, aku merasakan perih yang luar biasa seperti saat pertama kali kehilangan nya.

Di dalam kamar mandi aku menangis sejadi-jadinya, aku tidak bisa menyembunyikan kesedihan ku saat itu. Hingga ia menyusul ku masuk ke dalam kamar mandi dan membuka pintu yang kebetulan tidak aku kunci karena lupa.

"Aduh si sayang, sengaja ya tidak di kunci agar aku bisa masuk?"

"Keluar dulu sebentar aku mau menyelesaikan semua ini!"

"Sudah sini aku bantu."

"Tidak perlu, biar aku saja sendiri."

"Tidak masalah, ayok!"

Aku masih berontak hingga ia menampar ku dengan kuat dan membuat ku diam sejenak.

Lalu ia mulai membantu ku membersih kan semua nya, ia membantu aku untuk menyelesaikan semua. Tapi lagi dan lagi ia berbuat hal itu pada ku.

Entah berapa kali ia melakukan nya pada ku saat itu, perih ku belum hilang tapi malah di tambah lagi oleh nya.

"Su-sudah a-aku ti-tidak tahan ...!" Ucap ku terbata.

"Kenapa sayang? Enak ya? Tapi sedikit keset ya, pake ini aja ya sayang biar licin."

"Ja-jangan ..."

"Arrhhhhhh ..." Aku berteriak menahan sakit di bawah sana.

Benar-benar laki-laki tidak punya hati, yang tega menyiksa kekasih nya seperti ini. Sungguh aku membenci nya aku tidak ingin bersama nya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!