Lan beranjak dari ranjang sementara Indra masih tertidur lelap. Ada bagian tubuhnya yang terasa perih dan mengeluarkan darah. Sebelumnya, Indra yang masih dalam pengaruh alkohol memaksa Lan untuk melayaninya karena kekuatan yang jauh berbeda membuat Lan tidak berdaya sehingga berakhir dengan keadaan saat ini di mana kesucian Lan telah hilang dalam sekejap.
Di dalam kamar mandi Lan menangis terisak-isak melempar benda-benda di sekitar
"ibu, ibu maafkanku" lirih Lan yang tubuhnya masih terguyur air shower
"untuk menebusnya aku harus melakukannya, bukan?"
"kehormatan yang selama ini kujaga raib begitu saja. Padahal kau (Indra) sudah berjanji tidak akan melakukan hal ini sebelum kita menikah" Lan tersenyum simpul
"aku tidak mungkin mempertahankanmu. Aku akan menuruti apa yang ibuku katakan sedari dulu" mengusap air diwajahnya dengan punggung tangannya
"kau kira aku akan memperjuangkan setelah apa yang kau lakukan?"
Karena mendengar gemercik air dari dalam kamar mandi Indra terbangun
"siapa yang berada di dalam kamar mandi?"
Indra beranjak dari kasurnya dan melangkah menuju kamar mandi. Saat pintu di buka dia kaget bukan main melihat Ashana di bawah guyuran air shower tanpa menoleh ke arahnya mata dan hidung yang sangat merah. Wajah yang mehanan amarah terlihat jelas
" Ashana..."
Ashana memakai bajunya dengan cuek dan terburu-buru tanpa menoleh ke arah Indra lalu berniat keluar dari kamar mandi
"kenapa kau mandi pagi-pagi seperti ini?"
Ashana tidak bergeming
"apa ada masalah dengan ibumu?"
Indra merasa heran karena baru kali ini Ashana mandi di rumahnya
"ayo duduk di sana"
Indra memegang lengan Ashana namun Ashana menepis dengan kasar
"tidak perlu" jawab ketus Ashana
"ada apa? Aku akan mendengar ceritamu seperti biasanya. Kita akan meyakinkan ibumu dengan berusaha lebih baik lagi. Dengan begitu dia tidak akan memarahimu lagi"
"Indra, sebaiknya kita tidak perlu melanjutkan hubungan kita ini" Ashana berbicara tanpa menatap Indra
Pandangan Indra tertuju ke salah satu titik yaitu seprei kasur miliknya terlihat jelas noda darah
"apa ini ada hubungannya dengan jejak darah di seprei itu?"
Lagi-lagi Ashana hanya terdiam, Indra menghela nafas kasar berusaha mencari kalimat untuk diucapkan agar Ashana mau menerima keadaan tersebut. Indra paham betul jika Ashana dan dirinya berjanji satu sama lain tidak akan melakukan hal itu sebelum menikah bahkan mereka belum pernah saling berciuman satu sama lain. Ashana naif sekali di mana hubungan lempeng-lempeng saja tanpa ada sentuhan fisik. Angkat jempol untuk Ashana selama lima tahun hubungan dengan Indra mereka menghabiskan waktu hanya menonton, main game, olahraga dan pergi ke acara lainnya. Menurut Indra hubungan seperti itu membosankan terlebih lagi tidak direstui oleh kedua orang tua Ashana yang membuat Indra frustasi dan terpaksa menjalin hubungan dengan wanita lain yang tidak lain teman sekelasnya.
Plaaak
Ashana menampar pipi Indra
"apa janji dan hubungan yang kita buat selama ini hanya main-main, Dra?" bentak Ashana
Indra sangat terkejut mendengar nada bicara Ashana yang selama lima tahun ini selalu terdengar lemah lembut berubah menjadi auman singa
"kau puas dengan apa yang kau lakukan? Hah"
"kita memang memiliki hubungan terbilang lama tapi apa kau pernah berpikir kita akan berjodoh? Apa karena hubungan lama kau sangat yakin bahwa kita akan menikah? Hah"
"kau tahu setelah kejadian barusan perasaanku berubah drastis menjadi benci. Ya, aku sangat membencimu, Indra" Ashana berbicara sambil berteriak
Indra segera memeluk Ashana dari belakang berusaha menenangkannya
"aku akan menikahimu, Ash"
"menikah? Bagaimana caranya? pacaran seperti ini saja keluargaku menentangnya" Ashana melepas tangan yang melingkar di badannya
"lepaskan. Indra, kejadian tadi membuatku tersadar jadi benar apa yang ibuku katakan kau memang bukan laki-laki baik"
Ashana bergegas menuju pintu sejenak dia menoleh ke arah Indra
"wanita itu sangat menghargai perjanjian yang dibuat oleh pasangannya. Jika perkataannya saja tidak bisa dipegang bagaimana hubungan bisa berjalan"
Dengan air mata yang masih berderai membasahi wajahnya. Di halaman rumah Ashana melihat wanita masuk membuka gerbang yang tidak lain adalah teman sekelas Indra. Wanita itu tampak kikuk melihat keberadaan Ashana
"jadi kau memiliki hubungan dengannya juga?" pertanyaan spontan dari mulut Ashana
Wanita itu hanya menunduk merasa terintimidasi dengan tatapan Ashana
"lanjutkan saja apa yang kalian sedang kerjakan saat ini. Aku tegaskan kami sudah tidak memiliki hubungan apapun. Jadi nikmati saja waktu pagi buta ini"
Ashana ingin melihat apa reaksi dari wanita itu. Benar saja wanita itu terlihat senang dengan mata berbinar
"benarkah? Kalau begitu aku masuk dulu. Aku sangat khawatir semalam dia mabuk karena orang tuaku menghubungiku terus jadi aku tidak bisa menjaganya"
Ashana dibuat kaget sekaligus emosi dengan pernyataan wanita itu
"silahkan. Jangan ragu lagi. Saat ini dia berstatus seperti duda tanpa pernikahan dan tanpa anak"
Ashana merasa sesak di dadanya melangkah dan menaiki ojol yang sudah dipesan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
vienkinn
Nih cewe jadi2an juga minta di tendang palanyaaa. Plisss thorrr, siksa para manusiya inih 😔✌
2023-08-10
1
💕NARA༄𝑓𝑠𝑝⍟
kasihan sekali km ashana tapi jgn bersedih km pasti bisa membalas mereka
2023-08-06
1