Sungguh Mencintainya

Sungguh Mencintainya

Penyesalan

Di kota 1, tanggal 1 Juli 2008 pukul 18.00

Ashana seorang pelajar menegah atas duduk di kelas dua belas. Paras yang biasa saja, rambut ikal panjang di bawah bahu, kulit kuning langsat, bibir pink dan tubuh tinggi dibanding murid lainnya. Memiliki hati yang sangat lembut mudah sekali mengulurkan tangan kesetiap yang membutuhkannya hingga cukup banyak teman laki-lakinya yang ingin dekat dengannya. Dekat dengan maksud lain namun Ashana tidak menggubrisnya selain memiliki sikap lembut dia juga cukup dingin terhadap seseorang yang menyatakan perasaannya karena tahu diri sudah memiliki pacar yaitu Indra. Hubungan mereka cukup lama terbilang lima tahun dan putus nyambung berkali-kali.

Di sekolah yang sama, hubungan mereka hingga penjuru sekolah tidak ada yang tidak mengetahuinya. Indra yang posesif selalu melampiaskan amarahnya untuk mabuk-mabukan setiap melihat Ashana dekat dengan laki-laki lain hanya untuk mengobrol atau membicarakan tentang pelajaran. Ashana yang berusaha setia namun dibalas kebalikannya oleh Indra. Di belakang Ashana, Indra selalu menghubungi wanita yang sekelas dengannya dengan sebutan tidak lazim bahkan Indra dua kali sudah mengunjungi kediaman wanita itu dengan memperkenalkan dirinya sebagai pacarnya.

Di kediaman wanita itu Indra disambut hangat oleh kedua orang tuanya. Suasana itu dia tidak dapatkan ketika berkunjung ke rumah Ashana karena orang tua Ashana sendiri tidak menyetujui hubungan mereka. Ada alasan kenapa orang tua Ashana mengambil keputusan itu yaitu mengetahui jika Indra bukan laki-laki baik. Namun, Ashana tetap keukeuh mempertahankan hubungannya hingga lima tahun ini dan hubungannya dengan kedua orang tuanya buruk. Ashana selalu cek cok dengan ibunya saat ibunya mendesak untuk segera memutuskan hubungan dengan Indra

"aku tidak mau, bu. Kami saling suka kenapa harus putus?" Ashana menatap ibunya dengan tatapan berkaca-kaca

"berhenti menyuruhku untuk meninggalkannya. Apa ibu tidak pernah merasakan masa-masa muda sepertiku?"

"hubungan kami sudah lima tahun. Jadi kami berencana menikah setelah kelulusan nanti" Ashana menyambar tas yang berada tidak jauh darinya

"kalau kau sampai keluar dari rumah aku tidak akan menganggapmu sebagai anak lagi" ibu mengatakan dengan penekanan

"kenapa aku tidak boleh memilih jalan kehidupanku sendiri?" Ashana menoleh saat tangan memegang engsel pintu

"kakak dan adikku mereka, memilih sendiri pasangan hidupnya. Lalu kenapa aku tidak bisa? Apa karena dari keluarga miskin, tidak memiliki pangkat?" Ashana menarik engsel pintu

Tapi, ibu melayangkan tamparan ke wajahnya dan menyeretnya masuk bergegas mengunci pintu. Ashana menangis baru kali ini ibunya menampar dirinya setelah puluhan tahun hidup dan dibesarkan olehnya. Ibu melempar tubuh Ashana ke sofa,

"aku bisa melakukan lebih kasar lagi, Ashana. Jadi sebaiknya kau menurut padaku karena aku ini ibumu yang susah payah melahirkan dan membesarkanmu"

Hiks

Hiks

Hiks

Ashana merasa sangat sakit hati dengan sikap ibunya yang dibanding terbalik bukan hanya sakit hati tapi sakit diwajahnya akibat tamparannya membuatnya menjadi takut menatap ibunya sendiri.

"jangan menangis. Maafkanku"ibu mendekati Ashana dan memposisikan diri agar sejajar dengannya

" bulan depan kau akan menikah "

Deugh

" ya, dia laki-laki baik meskipun umurnya sama denganku setidaknya dia bisa menjaga dan membimbingmu" ibu mengusap pipi Ashana yang ia tampar tadi

"ta... tapi aku masih sekolah..."

"ya kau masih sekolah. Aku akan menutupi pernikahanmu dengannya jadi jangan macam-macam, Ashana jika kau tidak ingin dipermalukan oleh ibumu sendiri" ibu beranjak dan meninggalkan Ashana

Dengan tubuh gemetar dan mata dipenuhi air mata Ashana beranjak melangkah menuju kamarnya. Sesampainya di kamar dia memeluk lututnya menangis sejadi-jadinya sekilas teringat Indra. Dia meraih ponsel dan menghubunginya tapi tidak ada jawaban. Sementara itu, di tempat Indra bersama teman-teman lainnya, Indra melihat layar ponsel menyala tapi membiarkannya begitu saja kembali meneguk minuman yang berada disloki

"Dra, hpmu daritadi bergetar terus" teman Indra yang merasa terganggu dengan getaran hp milik Indra

"biarkan saja tidak penting" jawab Indra dingin yang masih dengan sloki ditangannya

"jangan-jangan wanita itu yang menghubungimu? angkat saja kasihan dia berulang-ulang menghubungimu tapi kau mnegacuhkanny dan malah asik sendiri di sini"

"berisik. Kenapa kau sedikit banyak bicara? Kau tertarik padanya? Ambil saja tapi setelah aku memakainya" Indra bicara dalam keadaan mabuk

tiba-tiba seorang wanita menghampiri dan merangkul tubuh Indra yang akan terjatuh. Ya, wanita itu teman sekelas Indra

"kau banyak sekali minum, Indra" kesal wanita itu harus menahan tubuh Indra yang berat

"sebaiknya kita pulang. Aku akan mengantarkanmu"

Sesampainya di rumah Indra,

Wanita itu menidurkannya di atas kasur. Terlihat wajah wanita kecapekan karena harus memapah Indra. Indra tinggal sendiri ibunya berada di luar kota dan tidak memiliki seorang adik bahkan kakak

"Dra, aku harus pulang ayah dan ibu pasti khawatir denganku. Tenang saja aku sudah menyiapkan obat peredam mabuk dan pakaian ganti untukmu" wanita itu segera pergi dari rumah Indra tidak lupa mengunci pintu karena takut terjadi apa-apa

Di kamar Ashana terlihat berpikir bagaimana caranya keluar dari rumah dan menemui Indra. Mondar mandir sambil sesekali melihat layar ponsel

"dia tidak menghubungiku tidak mungkin dia sibuk aku tahu besok kelasnya kosong" menatap layar ponsel dengan wajah gelisah

"ah aku punya ide. Ini pasti berjalan lancar"

Ashana pergi dari kamar berniat untuk menemui ibunya di ruang tv benar saja ibunya ada di sana

"bu, aku ingin beli nasi goreng di seberang sana jadi bukakan pintu ya ya ya" nada bicara Ashana terdengar sekali memelas

"aku lapar sekali, bu. Apa ibu tega jika asam lambungku naik?" masih dengan nada memelas

tanpa bicara sepatah kata ibu membukakan pintu llau memberi sedikit uang untuk membeli nasi goreng itu

"cepatlah pulang setelah selesai makan"

Ashana segera bergegas keluar dengan sedikit perasaan lega tapi juga bersalah. Sampai di jalan raya dia menaiki ojol dan menuju rumah Indra. Rumah Indra yang sangat, pintu terkunci, jendela tertutup sempurna oleh gorden

"tumben sekali dia menutup gorden rumahnya" batin Ashana

"terkunci?" Ashana semakin merasa heran

Tapi, dia memiliki kunci cadangan saat tempo hari Indra memberitahukan kalau ada kunci cadangan di dekat pot bunga. Karena pot bunga jumlah banyak Ashana menghabiskan cukup lama untuk menemukan kunci itu

.

.

.

.

.

.

Ashana mencari setiap sudut ruangan namun tidak menemukan Indra

"ke mana dia? Biasanya jam segini dia sudah tidur. Ya, benar ini kan sudah cukup malam"

Karena setiap sudut ruangan tidak ada dia menuju kamar Indra. Sejenak berdiri di daun pintu sesekali menghela nafas kasar

"apa dia ada di kamarnya? Ini baru pertama kali aku masuk ke dalam kamarnya setelah lima tahun menjalin hubungan dengannya"

Dengan perasaan was-was dia masuk ke dalam kamar Indra dan benar Indra berada di atas kasur. Ashana mendekatinya dan bicara nada lembut

"Dra, kau sudah tidur? Maaf aku datang malam seperti ini. Apa kau bisa bangun dulu sebentar? Ada hal penting yang harus kita bicarakan"

Indra tidak bergeming. Saat Ashana semakin mendekat tiba-tiba tangan Indra menarik tubuhnya ke dalam pelukannya dan mengigau tidak jelas. Dan dari sinilah sesuatu terjadi yang tidak diharapkan sama sekali oleh Ashana di mana Indra berhasil merebut kesuciannya

Terpopuler

Comments

vienkinn

vienkinn

I don't like, bukan ceritanya, tapi karakter utamanya 😭
Si Ashana bucin banget deh, yakin banget si indra tampangnya cem jin tomang. Mending ngehalu mas jae bareng aku, mbak daripada ama manusia syetan begini 😤

2023-08-10

1

Millena

Millena

Waahh, ceritanya bagus

2023-08-07

1

jieverr

jieverr

Mangats thor!

2023-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Penyesalan
2 Penyesalan
3 Penyesalan
4 Penyesalan
5 Pertemuan
6 Pertemuan
7 Bernafas Lega
8 Bertemu kembali
9 Kebersamaan
10 Perpisahan dan Pertemuan
11 Alasan
12 Alasan
13 Seranjang
14 Menerka-nerka
15 Pasien Yashbi
16 Pulang dan makan bersama
17 Mengetahuinya
18 Jenuh
19 Mengingat Kembali
20 Kembali Pulang
21 Salah Paham
22 Jangan Berharap
23 Rahasia
24 Rahasia Keluarga Clara
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 54
57 Chapter 55
58 Chapter 56
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 66
70 Chapter 67
71 Chapter 68
72 Chapter 69
73 Chapter 70
74 Chapter 71
75 Chapter 72
76 Chapter 73
77 Chapter 74
78 Chapter 75
79 Chapter 76
80 Chapter 77
81 Chapter 78
82 Chapter 79
83 Chapter 80
84 Chapter 81
85 Chapter 82
86 Chapter 83
87 Chapter 84
88 Chapter 85
89 Chapter 86
90 Chapter 87
91 Chapter 88
92 Chapter 89
93 Chapter 90
94 Chapter 91
95 Chapter 92
96 Chapter 93
97 Chapter 94
98 Chapter 95
99 Chapter 96
100 Chapter 97
101 Chapter 98
102 Chapter 99
103 Chapter 100
104 Chapter 101
105 Chapter 102
106 Chapter 103
107 Chapter 104
108 Chapter 105
109 Chapter 106
110 Chapter 107
111 Chapter 108
112 Chapter 109
113 Chapter 110
114 Chapter 111
115 Chapter 112
116 Chapter 113
117 Chapter 114
118 Chapter 115
119 Chapter 116
120 Chapter 117
121 Chapter 118
122 Chapter 119
123 Chapter 120
124 Chapter 121
125 Chapter 122
126 Chapter 123
127 Chapter 124
128 Chapter 125
129 Chapter 126
130 Chapter 127
131 Chapter 128
132 Chapter 129
133 Chapter 130
134 Chapter 131
135 Chapter 132
136 Chapter 132
137 Chapter 133
138 Chapter 134
139 Chapter 135
140 Chapter 136
141 Chapter 137
142 Chapter 138
143 Chapter 139
144 Chapter 140
145 Chapter 141
146 Chapter 142
147 Chapter 143
148 Chapter 144
149 Chapter 145
150 Chapter 146
151 Chapter 147
152 148
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Penyesalan
2
Penyesalan
3
Penyesalan
4
Penyesalan
5
Pertemuan
6
Pertemuan
7
Bernafas Lega
8
Bertemu kembali
9
Kebersamaan
10
Perpisahan dan Pertemuan
11
Alasan
12
Alasan
13
Seranjang
14
Menerka-nerka
15
Pasien Yashbi
16
Pulang dan makan bersama
17
Mengetahuinya
18
Jenuh
19
Mengingat Kembali
20
Kembali Pulang
21
Salah Paham
22
Jangan Berharap
23
Rahasia
24
Rahasia Keluarga Clara
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 54
57
Chapter 55
58
Chapter 56
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 66
70
Chapter 67
71
Chapter 68
72
Chapter 69
73
Chapter 70
74
Chapter 71
75
Chapter 72
76
Chapter 73
77
Chapter 74
78
Chapter 75
79
Chapter 76
80
Chapter 77
81
Chapter 78
82
Chapter 79
83
Chapter 80
84
Chapter 81
85
Chapter 82
86
Chapter 83
87
Chapter 84
88
Chapter 85
89
Chapter 86
90
Chapter 87
91
Chapter 88
92
Chapter 89
93
Chapter 90
94
Chapter 91
95
Chapter 92
96
Chapter 93
97
Chapter 94
98
Chapter 95
99
Chapter 96
100
Chapter 97
101
Chapter 98
102
Chapter 99
103
Chapter 100
104
Chapter 101
105
Chapter 102
106
Chapter 103
107
Chapter 104
108
Chapter 105
109
Chapter 106
110
Chapter 107
111
Chapter 108
112
Chapter 109
113
Chapter 110
114
Chapter 111
115
Chapter 112
116
Chapter 113
117
Chapter 114
118
Chapter 115
119
Chapter 116
120
Chapter 117
121
Chapter 118
122
Chapter 119
123
Chapter 120
124
Chapter 121
125
Chapter 122
126
Chapter 123
127
Chapter 124
128
Chapter 125
129
Chapter 126
130
Chapter 127
131
Chapter 128
132
Chapter 129
133
Chapter 130
134
Chapter 131
135
Chapter 132
136
Chapter 132
137
Chapter 133
138
Chapter 134
139
Chapter 135
140
Chapter 136
141
Chapter 137
142
Chapter 138
143
Chapter 139
144
Chapter 140
145
Chapter 141
146
Chapter 142
147
Chapter 143
148
Chapter 144
149
Chapter 145
150
Chapter 146
151
Chapter 147
152
148

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!