Laskar Emilio Rafael. Seorang aktor yang sedang naik daun. Malam itu dia lari dari kejaran fansnya ketika pergi ke minimarket untuk membeli sebuah ramen. Sampai di sebuah taman dia melihat seorang gadis sendirian. Dia berniat memanfaatkan gadis itu untuk sembunyi dari kejaran fansnya tersebut. Tapi, siapa sangka dia yang malah dimanfaatkan oleh gadis itu sekarang.
Dia harus memberi seorang gadis asing tempat tinggal hanya karena dia tidak sengaja mencium bibirnya. Mau menolak juga tidak bisa karena gadis yang tidak sengaja diciumnya itu mengancam akan menyebarkan kejadian tadi ke media. Dia merupakan aktor yang baru saja naik daun, kalau sampai terkena skandal agensinya bisa marah besar.
"Berapa hari kau akan tinggal di rumahku?" tanya Laskar.
Naeva terlihat berpikir. Sejujurnya dia ingin tinggal di rumah laki-laki di sampingnya ini selama mungkin, sampai ayahnya mau membatalkan perjodohannya dengan pria yang lebih mirip dengan pria hidung belang daripada CEO yang berwibawa. Tapi mana bisa dia bilang seperti itu.
"Mungkin 1 bulan." jawab Naeva.
Mendengar jawaban Naeva, Laskar spontan menginjak rem mobilnya karena kaget. Laki-laki itu menoleh dan menatap Naeva dengan ekspresi terkejut bukan main.
"Apa? Cuma satu bulan, Kau kan kaya. Rumahmu yang lain juga banyak." ucap Naeva.
Ketika Laskar membuka mulutnya hendak menjawab Naeva, gadis itu langsung mengancamnya dengan akan membocorkan kejadian satu jam yang lalu ke media agar citra Laskar sebagai laki-laki perfect langsung hilang.
Hal itu membuat Laskar tidak bisa menolak keinginan Naeva untuk tinggal di rumahnya selama satu bulan. Laki-laki itu hanya pasrah dan menjalankan mobilnya lagi. Sebenarnya Laskar tidak apa-apa membiarkan gadis di sampingnya itu untuk tinggal di rumahnya selama sebulan, asalkan dia punya tempat tinggal yang lain. Sayangnya tidak, sekalipun dia kaya tapi dia memilih menghemat uangnya. Karena itu kebiasaannya sejak kecil. Mau pulang ke rumah orangtuanya juga tidak mungkin. Rumah itu bagaikan neraka baginya.
"Yakali aku harus tinggal dengan gadis ini selama satu bulan?" batin Laskar sambil melirik sekilas Naeva yang asik bermain handphonenya.
"Tahu ah, pikirkan nanti saja." gumam Laskar.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di sebuah apartemen. Apartemen yang paling mewah di kota tersebut. Luxury Apartment. Tempat dimana Laskar tinggal.
"Lantai berapa? Nomor berapa? Sandinya apa?" tanya Naeva.
Laskar hanya melirik sekilas. Lalu berjalan menuju lift.
Tidak ingin ditinggal, Naeva segera berlari menyusul Laskar masuk ke lift.
Setelah sekian lama lift berjalan, tapi belum juga sampai di lantai yang dituju. Hingga akhirnya lift berhenti di lantai paling atas, barulah mereka keluar dari lift. Naeva mengikuti Laskar mendekati pintu satu-satunya di lantai tersebut. Diperhatikannya dengan seksama nomor pin yang disentuh Laskar, dihapalkannya nomor-nomor tersebut.
Tririring~ Jegrek.
Setelah pintu terbuka mereka masuk kedalam.
"Ingat cuma satu bulan!" ucap Laskar tiba-tiba.
"Hm, iya iyaa. Dah sana pergi." sahut Naeva.
Laskar melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap sombong Naeva. "Kenapa aku harus pergi dari penthouse yang aku beli sendiri dari hasil kerja kerasku?" tanya Laskar.
Naeva langsung menoleh dan menatap nyalang Laskar. Ketika gadis itu hendak mengucapkan kalimatnya, Laskar lebih dulu mengatakan fakta yang tidak bisa di sangkal oleh Naeva.
"Kau cuma menumpang selama satu bulan." ucap Laskar sambil menekankan kata-kata numpang.
Naeva tersenyum kesal. Ingin rasanya dia mengucapkan kata-kata kasar kepada laki-laki di depannya ini. Belum tahu saja, bahwa dirinya adalah putri tunggal keluarga konglomerat yang bahkan bisa beli satu gedung apartemen ini. Tapi dia tidak bisa membocorkan identitasnya sebagai putri tunggal keluarga konglomerat. Bisa-bisa dia dicap sebagai konglomerat melarat oleh laki-laki di depannya ini.
"Kamar tamu di samping kamarku." ucap Laskar sambil berjalan.
Naeva mendengus kesal, kemudian dia berjalan mengikuti Laskar. Laskar masuk ke kamar yang pintunya berwarna hitam. Jika kamarnya berada di samping kamar Laskar, artinya kamarnya adalah kamar dengan pintu berwarna putih.
Ceklek.
Naeva langsung terpaku melihat pemandangan kamarnya. Jauh dari bayangannya, bahwa penthouse yang mewah kamar tamunya juga semewah kamar utama. Nyatanya yang ada di hadapannya saat ini adalah ruangan yang penuh debu dan di setiap sudutnya terdapat sarang laba-laba. Hanya ada satu meja belajar, satu lemari kecil, dan kasur tipis yang digulung disana.
"Ini, sebelum tidur aku harus membereskan semua ini begitu?" batin Naeva.
Gadis itu melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya. Jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Fix, sepertinya besok dia tidak akan bisa datang ke kampus.
Karena dia juga belum terlalu mengantuk, akhirnya Naeva memutuskan untuk membereskan kamar tamu itu terlebih dahulu. Pertama-tama dia membersihkan sarang laba-laba di sudut-sudut kamar tersebut. Setelah selesai dia mengelap meja dan rak buku agar bersih dari debu. Baru dia sapu lantai kamar tersebut. Setelah semua selesai, Naeva mengobrak-abrik isi lemari kecil di kamar tamu tersebut untuk mencari sprei. Digantinya sprei dan sarung bantal guling di kamar itu.
Jujur saja, ini adalah pertama kalinya dia memegang benda yang disebut sapu. Di rumah dia tidak pernah di izinkan menyapu oleh orang tuanya. Sedangkan di sekolah, dia di istimewakan sehingga terbebas dari tugas piket. Jadi acara membereskan kamar yang seharusnya cukup 1 jam, untuk Naeva membutuhkan 2 jam untuk menyelesaikannya karena dia belum terbiasa menggunakan sapu dan alat kebersihan lainnya.
Setelah semua selesai barulah, Naeva berbaring di kasur tipis yang sudah di ganti sprei olehnya.
"Tipis sih, tapi cukup nyaman." gumam Naeva. Lama kelamaan dia tertidur karena lelah yang dirasakannya.
Tunggu, tapi sepertinya ada sesuatu yang dilupakan. Kita lihat ke alun-alun kota. Sebuah mobil terparkir di pinggir jalan, dengan pengemudi yang tertidur. Sang pengemudi terbangun dan melihat sekelilingnya.
"Naeva anj*ng!!!" teriak Ruby yang kesal.
Dia langsung menunju alun-alun kota saat tengah malam untuk menjemput Naeva. Tengah malam dia berkeliling alun-alun untuk mencari sahabatnya tapi setelah satu jam lebih mencari Naeva, dia tidak bisa menemukannya. Di telepon berkali-kali juga tidak di angkat, padahal teleponnya berdering. Karena sudah mengantuk Ruby memilih tidur di mobil, batinnya sambil menunggu Naeva. Dan lagipula mengemudi dalam keadaan mengantuk itu berbahaya. Tapi, sampai pagi sahabatnya tersebut tidak kunjung datang.
"Lihat saja kau di kampus nanti, akan ku kunyah kau hidup-hidup!" geram Ruby. Gadis itu segera pergi dari sana.
Sebenarnya yang dirasakan Ruby bukan hanya marah. Tapi cemas, khawatir, marah, dan kesal bercampur menjadi satu di hatinya. Dia takut terjadi sesuatu yang buruk kepada sahabatnya, makanya dia juga rela sampai tidur di mobil untuk menunggu Naeva. Kalau sampai dia tahu, sahabatnya itu sudah tidur enak di penthouse yang super mewah pasti dia akan benar-benar marah. Tidak, bukan marah. Lebih tepatnya dia akan merajuk, dan mengomeli Naeva habis-habisan.
...***...
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
❥︎𝐦𝐢𝐧🐱ѕυϲнιє αℓєѕγα❀シ︎
lagi...
2023-04-10
1
sᴀsʏᴀᴀᴀ
𝗸𝗮𝘀𝗶𝗮𝗻 𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗱𝗮𝗵 𝗻𝗮𝘀𝗶𝗯 𝘀𝗶 𝗮𝗸𝘁𝗼𝗿 𝗶𝘁𝘂 😂😂😂
2023-03-23
2
Fitrani Ai
aku mampir next min
2023-03-21
2