Zionna segera menyimpan ponsel itu ke dalam saku piyamanya.
“Oh iya, Aku bawa wine yang sangat spesial untukmu.. aku yakin kau pasti sangat menyukainya,”ujar Zionna bangkit dari duduknya.
“Hmm, itu pasti sangat nikmat,” angguknya setuju. Rasa penasarannya tentu tidak bisa hilang begitu saja dari benak Vann.
“Tunggu sebentar.” Zionna segera bangkit menuju lemari dimana kopernya berada. Ia mengambil wine tersebut dari bag khususnya, lalu membawanya pada Vann.
“Aku hanya menyediakan 3 botol setiap bulan di semua cabang hotel dan restoranku, karena ini sangat langka, dan harganya sangat mahal.. tapi soal rasa.. kau pasti akan sangat menyukainya.. kemudian kau akan berpikir jika uang yang kau keluarkan untuk wine ini sangat sepadan. Zionna menjelaskannya panjang lebar seraya membuka wine itu hati-hati. Menuangnya perlahan ke dalam gelas wine di atas meja.
Vann meraih gelasnya, mencium aromanya dan tampak tertegun.
“Wah.. aromanya sangat nikmat. Aku belum pernah mencium aroma wine yang seperti ini,” seru Vann segera menyicipi wine-nya.
“Wow !” matanya membelalak.
“Mulai sekarang aku akan mempercayakan selera makan dan minumku padamu,” imbuh Vann bermaksud memuji kehebatan istrinya.
“Apa kau tidak mendengar sesuatu dari ayahku??” tanya Zionna kemudian.
“Soal apa??”
“Bahwa aku orang yang tidak akan pernah mengecewakanmu dalam hal apapun..” jawab Zionna terkekeh.
Vann tampak tertawa lebar.
“Ya.. aku sangat setuju soal itu..” angguknya cekikikan.
Mereka saling bertatapan satu sama lain, tatapan itu mulai intens. Vann memberanikan diri menyentuh tangan Zionna dengan lembut. Zionna menggigit kecil bibirnya. Ia bahkan bisa melihat nafas Vann yang mulai memburu. Zionna melemparkan tatapan menggodanya. Ia bahkan menggeser tubuhnya menempel pada Vann. Jarak mereka kini sangat dekat satu sama lain. Vann meraih leher Zionna, menelusuri setiap lekuk lehernya yang indah. Tangan itu perlahan turun ke bawah dengan berani, Zionna bahkan bergeming dan tampak mulai menikmatinya. Vann mengecup bibir mungil Zionna. ********** perlahan. Zionna membalas setiap ******* itu, sehingga ciuman itu semakin panas dan menggairahkan.
“Bolekah aku?” tanya Vann lirih dengan nafas memburu. Zionna segera mengangguk cepat tanpa menjawab. Ia segera menangkup wajah Vann, kembali menci*mi bibir dan leher Vann penuh gairah.
Vann melepas rangkulan Zionna, ia ternyata mengangkat tubuh itu, menggendongnya menuju tempat tidur. Tanpa menunda lagi, Vann dan Zionna saling bercumbu penuh gairah di malam pertama mereka.
****
Kriekkk..
Suara pintu kamar yang terpisah dari ruang santai samar terdengar. Vann membuka matanya yang terasa sangat berat. Ia melihat dengan samar jika Zionna tengah berbicara dengan seorang pria di ruang santai kamar hotel mereka. Bahkan Zionna yang tengah berdiri bersama pria itu sempat melihat ke arahnya dengan tatapan tajam seraya memegang pistol.
Vann berusaha untuk sadar, namun kepalanya terasa sangat berat. Bahkan matanya sulit ia buka. Ia berusaha keras untuk terbangun, namun tubuhnya entah kenapa terasa sangat lemah hingga ia kembali tertidur hingga tak sadarkan diri.
Deg !
Mata Vann membelalak kaget. Ia langsung terlonjak duduk.
“Ada apa? Apa kau mimpi buruk??” tanya Zionna kaget.
Vann berusaha sadar sepenuhnya. Ia mengusap wajahnya kasar.
“…” ia terbengong cukup lama seraya menatap ke arah Zionna yang tengah duduk di sofa di samping tempat tidur seraya mengutak-atik laptopnya.
“Ada apa?” tanya Zionna lagi dengan wajah khawatir.
“ti.. tidak.. aku hanya bermimpi buruk,” geleng Vann berusaha mengatur nafasnya.
Zionna segera menghampirinya, memeluk tubuh yang bertelanjang dada itu dengan hangat. Bahkan memberi kecupan kecil pada tengkuk Vann yang membuatnya merinding geli.
“Ayo kita sarapan. Aku sudah menyiapkan sarapan di luar,” bisik Zionna lirih.
Vann mengangguk pelan, ia segera bangkit menuju kamar mandi, ia membasuh wajahnya beberapa kali. Ia merasa jika tadi malam bukanlah mimpi. Tapi hal itu juga tidak mungkin nyata, karena mereka melewati malam mereka dengan saling bercumbu sangat lama. Vann bergegeas keluar menyusul Zionna di ruang santai. Kamar hotel yang super mewah itu sangat megah dan berkelas, wangi aroma bunga yang lembut dan manis membuat Vann merasa tersentuh.
Zionna juga sudah menata meja makan dengan sangat indah dan apik. Ia memillih menu makanan yang sangat spesial untuk sarapan mereka pagi itu.
“Mulai sekarang kau harus membiasakan dirimu untuk melihat hal manis seperti ini, karena aku akan melakukan hal seperti ini setiap harinya untukmu,” ujar Zionna pada Vann saat baru saja bergabung dengannya di meja makan.
“Maka mulai hari ini dan seterusnya, hari-hariku akan sangat indah..” imbuh Vann senang.
“Panggilan apa yang kau suka??” tanya Vann kemudian.
“Panggilan? Panggilan apa?” Zionna tampak bingung.
“Kita sudah menikah, bukankah aneh jika kita saling memanggil nama satu sama lain??”
“Ah.. aku tidak terpikir apapun.. panggil saja apapun yang kau suka dan membuatmu nyaman..” ujar Zionna canggung.
“Baiklah,“ angguk Vann mengerti.
“Oh iya, malam ini orang tuaku mengundang kita makan malam bersama,” ujar Zionna teringat.
“Benarkah? Orang tuaku juga mengajak kita makan malam besok,” sahut Vann.
“Aku juga mau memberikan hadiah untuk orang tuamu, aku belum sempat memberikannya kemarin.” Vann menyantap sarapan nikmat itu dengan lahap.
“Hadiah untuk orang tuaku? Lalu bagaimana dengan aku? Apa tidak ada hadiah untukku?” tanya Zionna manyun.
“Jujur saja aku sangat kebingungan saat ingin membeli hadiah untukmu. Aku tidak tau bagaimana seleramu. Apa yang kau suka? Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan.” Lucas merasa tidak enak hati.
“Benarkah? Kau akan memberikan apapun untukku?” tanya Zionna dengan mata berbinar.
“Tentu saja. Apapun yang kau inginkan.”
“Hmm.. tapi aku belum mengingkan apapun sekarang.. aku akan memintanya nanti,” ujar Zionna tersenyum penuh arti.
“Nanti?? Baiklah. Katakan saja apapun yang kau inginkan. Aku akan mengabulkannya.” Vann tersenyum manis pada Zionna.
“Aku tidak akan meminta hadiahku sekarang, tapi nanti.. di saat yang tak terduga.. sekarang aku hanya perlu fokus untuk membuatmu tunduk dan patuh padaku.. setelah itu.. aku akan memintanya,” gumam Zionna membatin seraya menikmati sarapannya.
“Oh iya, Apa rencanamu hari ini?” tanya Zionna kemudian.
“Tidak ada. Aku cuti selama 3 hari ke depan.”
“Bagaimana kalau kita pergi berkencan. Aku ingin mengenalmu lebih dekat,” usul Zionna bersemangat.
“Tentu. Mari kita pergi,” angguknya cepat.
Jujur saja, Vann tidak ingin beranjak dari kamar itu, ia bahkan sejak tadi berpikiran kotor saat melihat istrinya yang tengah memakai piyama seksi. Bagaimana tidak? Pengalaman pertamanya sangat luar biasa bahkan melakukan hal itu dengan istri yang juga menjadi cinta pertamanya.
“Apa kau punya referensi tempat yang bagus?” Zionna mengalihkan lamunan Vann.
Vann tampak kebingungan dan salah tingkah.
“Kalau begitu aku akan minta saran kakak ipar” timpal Vann mengambil keputusan.
“Baiklah” angguk Zionna setuju.
Bagaimana tidak, ia hanya tau satu tempat bermain golf yang bagus, satu restoran steak ter-enak dan perpustakaan terlengkap. Ia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja keras, ketika liburpun ia hanya pergi bermain golf seorang diri atau pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Berbeda dengan kedua kakaknya yang sangat acuh pada pekerjaan mereka dan tidak bertanggung jawab. Mereka senang berfoya-foya bersama rekan kerja dengan alasan membangun relasi. Sementara istri mereka juga hanya mengandalkan pembantu untuk mengurus rumah dan anak, sementara mereka pergi ke salon dan berbelanja sesuka hati, atau berkumpul dengan teman-teman sosialitanya tanpa henti.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments