Episode 03 > Desa Tanggap Desa saksi bisu

Di tempat lain, di dalam ruangan yang cukup besar, seorang pria dengan rahang yang kuat dan garis wajah tegas sedang mendengarkan laporan dari asisten pribadinya. Cakra Alister, pria berkuasa yang sedang mencari seorang gadis yang pernah ia nodai dengan tanpa sengaja satu tahun lalu yang menghilang tanpa jejak setelah malam panas yang telah ia lakukan pada gadis tak berdosa yang berniat menolongnya. Ia dalam pengaruh obat yang entah diberikan oleh siapa sehingga merenggut kesucian seorang gadis tak berdosa, tapi saat ia sadar gadis itu telah tiada dan ia tak tahu bagaimana wajah dari gadis yang telah dinodainya itu.

“Apakah pencarianku selama satu tahun ini begitu sangat tak membuahkan hasil?” tanya Cakra, ia lelah terus mendapatkan laporan yang selalu membuatnya frustrasi.

“Anda tak sempat memahami bagaimana rupanya, dan dari tempat sang saya telusuri dan saya tanyai tak ada yang mengatakan jika ada gadis yang mengalami hal seperti itu. Mungkin saja gadis itu bukan salah satu dari penduduk Desa Tanggap,” sahutnya memberitahu.

“Carilah ke Desa tetangganya, mungkin saja gadis itu berasal dari Desa tetangga yang sedang lewat lalu menolongku,” titah Cakra. “Aku ingin menemukan dia secepatnya, Vin. Aku ingin menebus dosaku yang kulakukan padanya dengan cara paksa. Seorang gadis tanpa mahkota adalah aib baginya dan akan dipandang rendah oleh pria lain. Aku tak ingin karena perbuatan kejiku, gadis itu yang harus menanggungnya seorang diri,” sambungnya, Cakra merasakan tersiksa yang sungguh sangat luar biasa, perbuatannya tentang malam itu selalu menghantuinya setiap malam.

Cakra tak bisa tidur dengan tenang setiap malam selama satu tahun belakangan, ia harus mengonsumsi obat tidur dan juga obat penenang agar bisa tidur dengan tenang. Vin yang merupakan asisten pribadinya juga tangan kanannya selalu siap siaga berada di samping tuannya untuk berjaga-jaga saat Cakra membutuhkannya.

“saya tahu perasaan Anda, Tuan. Maafkan saya yang tak bisa bekerja dengan maksimal. Saya akan lebih berusaha lagi dalam pencariannya. Berikan saya beberapa waktu lagi dan saya akan berjanji akan menemukannya,” ucap Vin meyakinkan Cakra.

“Kau tak perlu meminta maaf, Vin. Kau sudah bekerja keras selama ini, hanya saja waktu belum mengizinkanku untuk menemuinya, Huh.” Cakra menghembuskan napasnya kasar. “Bagaimana jika dia hamil, pasti akan sangat sulit menjalani kehidupannya seorang diri dengan perut yang besar dan harus berjuang sendiri tanpa pendamping,” lanjutnya bergumam sendiri.

***

Jam makan siang tiba, setelah salat zuhur Zoya berkumpul seperti biasa dengan para Ibu-Ibu di desanya untuk mengerjakan kerajinan tangan.

“Mbak Zoya, topi dan tas anyam dari karung semen sudah selesai, tinggal pewarnaan saja,” ucap salah seorang Ibu muda yang bagian menganyam tas dan topi dari karung semen.

“Oh iya, kumpulkan saja, nanti aku kerjakan pewarnaannya yah, Mbak Meli,” sahut Zoya pada Ibu muda bernama Meli tersebut. “Totalnya dapat berapa buah, Mbak?” sambungnya bertanya.

“Ini ada dua puluh buah masing-masing sepuluh buah buatan tiga orang Ibu muda termasuk aku, Mbak,” sahut Meli memberitahu.

“Baiklah, nanti kalau sudah siap aku akan bantu memasarkannya yah. Apakah ada permintaan pesanan dari orang luar, Mbak?” sahutnya bertanya kembali.

“Punten, Mbak Zoya. Langganan roti Ibu katanya mau pesan tas dan topinya, katanya dia naksir waktu melihat Ibu memakainya.” Bu Mirna yang berprofesi sebagai pedagang kue pesanan menyela pembicaraan.

“Oh baik, Bu. Nanti Ibu berikan contohnya saja yah, aku sudah membuat gambarnya di binder. Sebentar saya ambil dulu beberapa contoh fotonya.” Zoya bangkit dan berjalan menuju rumah untuk mengambil foto dari barang kerajinan yang dibuat oleh para Ibu-Ibu yang dia buat album. Saat masuk rumah, ternyata Ibu dan Ayah sedang kedatangan tamu, seorang pria dengan seorang anak kecil perempuan sekitar umur tujuh hingga delapan tahun kurang lebihnya. Zoya tersenyum menganggukkan kepala setelah mengucapkan salam lalu melanjutkan berjalan menuju kamarnya, ia tak terlalu ingin mengetahui urusan kedua orang tuanya dengan tamu pria dan anak tersebut.

Setelah mengambil apa yang dibutuhkannya, Zoya kembali menghampiri Ibu-Ibu yang berada di gubuk.

“Ini album dari kerajinan kita dan sudah ada harganya yah, Bu. Alhamdulillah jadi kita tak bingung lagi kalau ada yang bertanya tentang contohnya.” Zoya memberikan album tersebut pada Bu Mirna.

“Wah, Mbak Zoya tak hanya kreatif, tapi idenya selalu mengalir terus yah. Ibu saja tak terpikirkan cara ini. Nanti bisa tolong buatkan Ibu album seperti ini yah, Mbak, agar kalau ada yang pesan kue dan roti bisa memberi contoh seperti apa yang dimintanya,” puji Bu Mirna, ia kagum dengan ide-ide yang selalu dituangkan oleh Zoya.

“Nanti jika Ibu selesai membuat kue atau roti tinggal panggil aku saja, Bu. Nanti aku fotokan dan buatkan albumnya,” sahut Zoya lembut.

“Wah, makasih banget yah, Mbak. Ini Ibu bawa yah, nanti kalau antara kue bisa sekalian nawarin sama Ibu-Ibu lainnya, kan lumayan kalau mereka suka dan jadi langganan. Semoga usaha kecil kita bisa menjadi besar suatu saat nanti,” harapan Bu Mirna.

“Amiin, semoga yah, Bu. Hitung-hitung kita berkumpul seperti ini dari pada ghibah kan lebih baik melakukan sesuatu yang berguna dan menghasilkan uang, meski sedikit tapi lumayan.” Zoya mengaminkan doa Bu Mirna. “Ya sudah yah, Bu. Aku mau mewarnai yang sudah jadi dulu nanti yang lainnya kalau sudah selesai bisa dihitung dan laporkan padaku biar kucatat dalam buku yah. Semoga dalam minggu ini terjual habis semuanya.”

“Amiin.” Serentak para Ibu-Ibu mengaminkan doa Zoya membuat Zoya tersenyum bahagia.

Ibu melihat dari kejauhan senyum putrinya yang terbit kala berkumpul dengan anak-anak saat mengaji dan dengan Ibu-Ibu seperti saat ini.

***

Malam menjelang, sepulang dari moshola Ibu meminta Zoya menemuinya diruang keluarga, ada yang ingin dikatakan oleh Ibu.

“Ada apa, Bu?” tanya Zoya yang sudah tiba diruang keluarga.

“Duduklah, Sayang,” pinta Ibu, Zoya pun duduk di sofa kosong samping Ibu duduk.

“Kamu tahu pria yang tadi datang bertamu dengan anak kecil perempuan?” tanya Ibu dan Zoya mengangguk.

“Iya, memangnya kenapa, Bu?” tanya Zoya kembali.

“Dia adalah penduduk baru yang tinggal di Desa Tanggap,” mendengar Desa tersebut Zoya melebarkan matanya, sekelebat kejadian mengerikan yang pernah dialaminya terlintas di pikirannya, desa itu adalah desa saksi bisu tempat kejadian mengerikan yang dialami Zoya. Ibu mengerti akan hal itu, ia mengusap punggung tangan putrinya yang mengepal tegang. “Dengarkan Ibu dulu,” Sambungnya dengan lembut.

“Maaf, Bu. Aku hanya teringat saja,” ucap Zoya lirih.

“Ibu tahu, tapi Ibu bukan mau membahas hal yang membuatmu teringat dengan kejadian itu. Hanya saja kebetulan tamu yang tadi datang baru pindah ke desa tersebut. Apakah Ibu bisa melanjutkan apa yang ingin Ibu katakan?” sahut Ibu bertanya meminta persetujuan Zoya.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

bila di ijinkan beropini
jika terjadi diposisi zoya..
ana jg binun..

disalah 1 posisi
trauma itu selalu menghantui, tp kl d psikologi..ya lawan.. jd dg menerima org yg sama krn mengalami ketidak nyamanan yg sama, itulah gunanya u.saling menguatkan menuju yg baik
hijrah..

trs d 1 posisi ttg adany yg lain, tp ada istri yg meminta kembali.
sbg sesama perempuan, kesempatan itu patut u.diberi kesempatan, aplg ada anak

tp hati tak kan bs berbohong
pilihan jatuhnya kemana berlabuhnya nih..
🤗🤩🤔🤗🤩🤔

2023-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 > Prolog dan Bidadari tak bermahkota
2 Episode 02 > Mimpi yang sama
3 Episode 03 > Desa Tanggap Desa saksi bisu
4 Episode 04 > Teman baru
5 Episode 05 > Kekaguman Zafran
6 Episode 06 > Mencoba mendekati
7 Episode 07 > Permintaan Nafisah
8 Episode 08 > Akhirnya
9 Episode 09 > Rencana ke desa Lengkong
10 Episode 10 > Berangkat ke desa Lengkong
11 Episode 11 > Hampir bertemu
12 Episode 12 > Ternyata
13 Episode 13 > Ketakutan Cakra
14 Episode 14 > Bertemu
15 Episode 15 > Dialah pria itu
16 Episode 16 > Pengakuan Cakra
17 Episode 17 > Keputusan Zoya
18 Episode 18 > Maaf, aku tak bisa
19 Episode 19 > Kembalinya mantan istri
20 Episode 20 > Pertemuan Zafran dan Cakra
21 Episode 21 > Nesa menemui Zoya
22 Episode 22 > Saya bukan orang ketiga
23 Episode 23 > Curahan pilu Nafisah
24 Episode 24 > Nafisah memergoki Nesa
25 Episode 25 > Bukan kamu Ibu untuknya
26 Episode 26 > Alasan Nesa kembali
27 Episode 27 > Fadhil main ke sekolah Nafisah
28 Episode 28 > Nesa memaksa Nafisah ikut
29 Episode 29 > Kegaduhan
30 Episode 30 > Hatinya sudah dimiliki
31 Episode 31 > Rencana pernikahan
32 Episode 32 > Persiapan pernikahan
33 Episode 33 > Hari bahagia
34 Episode 34 > Malam penuh cinta
35 Episode 35 > Hari pertama setelah menikah
36 Episode 36 > Kencan
37 Episode 37 > Pindah tempat tinggal
38 Episode 38 > Jalan-jalan
39 Episode 39 > Fahmi berangkat
40 Episode 40 > Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Episode 01 > Prolog dan Bidadari tak bermahkota
2
Episode 02 > Mimpi yang sama
3
Episode 03 > Desa Tanggap Desa saksi bisu
4
Episode 04 > Teman baru
5
Episode 05 > Kekaguman Zafran
6
Episode 06 > Mencoba mendekati
7
Episode 07 > Permintaan Nafisah
8
Episode 08 > Akhirnya
9
Episode 09 > Rencana ke desa Lengkong
10
Episode 10 > Berangkat ke desa Lengkong
11
Episode 11 > Hampir bertemu
12
Episode 12 > Ternyata
13
Episode 13 > Ketakutan Cakra
14
Episode 14 > Bertemu
15
Episode 15 > Dialah pria itu
16
Episode 16 > Pengakuan Cakra
17
Episode 17 > Keputusan Zoya
18
Episode 18 > Maaf, aku tak bisa
19
Episode 19 > Kembalinya mantan istri
20
Episode 20 > Pertemuan Zafran dan Cakra
21
Episode 21 > Nesa menemui Zoya
22
Episode 22 > Saya bukan orang ketiga
23
Episode 23 > Curahan pilu Nafisah
24
Episode 24 > Nafisah memergoki Nesa
25
Episode 25 > Bukan kamu Ibu untuknya
26
Episode 26 > Alasan Nesa kembali
27
Episode 27 > Fadhil main ke sekolah Nafisah
28
Episode 28 > Nesa memaksa Nafisah ikut
29
Episode 29 > Kegaduhan
30
Episode 30 > Hatinya sudah dimiliki
31
Episode 31 > Rencana pernikahan
32
Episode 32 > Persiapan pernikahan
33
Episode 33 > Hari bahagia
34
Episode 34 > Malam penuh cinta
35
Episode 35 > Hari pertama setelah menikah
36
Episode 36 > Kencan
37
Episode 37 > Pindah tempat tinggal
38
Episode 38 > Jalan-jalan
39
Episode 39 > Fahmi berangkat
40
Episode 40 > Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!