Prestasi

Tidak terasa tahun demi tahun berlalu, Manda dan Indira sudah sudah beranjak dewasa. Hari ini mereka sudah akan lulus SMP.

Seperti biasa Manda selalu mendapat ringking pertama, sedangkan Dira tidak mendapat ringking sama sekali.

" Bagaimana hasilnya...?" tanya Ayu

Dira tidak menjawab pertanyaan mamanya, dia hanya diam sambil melempar tasnya dan berbaring diranjang.

" lagi-lagi kamu tidak mendapatkan ringking, kalau seperti ini terus bagaimana kamu bisa mengalahkan Manda." kata Ayu

"Ma... Sudahlah jangan membandingkan aku dengan Manda lagi, kami memang orang yang berbeda." kata Dira marah sambil berjalan pergi ke kamar mandi dan menutup pintu dengan keras.

" Dira... Kalau mama bicara itu dengarkan jangan menghindar seperti ini."

" kalau mama tidak membahasnya aku akan mendengarkannya, tapi mama selalu saja seperti ini terus. Dira bosan ma, Dira gak mau dibanding-bandingkan terus."

"tapi sayang....

" Sampai kapan pun, Dira tidak akan mendapatkan tempat itu." kata dira sambil meninggalkan mamanya keluar kamar.

Didepan Dira bertemu dengan Manda, dia sempat berhenti sejenak karna kaget. Entah Manda mendengar pertengkaran Dira dengan mamanya atau tidak. Dira tidak terlalu memperdulikannya saat ini, dan langsung meninggalkan Manda.

Manda hendak menghentikan Dira tapi dia tidak berani, saat ini mungkin Dira ingin sendiri. Mikir Manda

Manda kembali menuju kamarnya sebelum sang mama melihatnya. Dia mengintip di balik pintu melihat mama nya pergi mencari dira lalu menutup pintu kembali.

Manda menghela nafas panjang, dia melihat semua piagam terpajang rapi di dinding kamarnya. Lalu dia berfikir. Sebenarya hanya keutuhan keluarga lah yang dia inginkan, semua piagam ini adalah kerja kerasnya untuk mendapatkan hati kedua orang tuanya.

Dengan bertambahnya usia Manda, kenyataan mulai diterimanya. Kenyataan bahwa mama kandungnya telah tiada. kenyataan bahwa mama yang selama ini bersama dia adalah mama tirinya. Tapi meskipun mengetahui semua itu, Manda masih berharap dia mendapatkan kasih sayang dari mama dan papanya secara utuh.

" apa aku egois?" gumam Manda

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu diiringi dengan suara papanya yang masuk kedalam kamar.

" papa.... Kapan papa pulang ?" kata Manda sambil memeluk sang papa

" papa baru sampai, papa dengar Manda mendapat rinking satu lagi, apa itu benar?

Manda mengangguk pelan

" Ada apa, kenapa Manda sedih? apa ada yang salah?"

" pa... Kalau semisal Manda mendapat nilai jelek bagaimana perasaan papa, apa papa akan marah?" Kata Manda

" tentu saja tidak, semua orang pernah melakukan kesalahan, bukan begitu manda ?"

"jadi papa gak akan marah kan, kalau Dira mendapat nilai jelek?"

" Jadi ini masalah Dira... Tentu saja papa gak akan marah, Dira punya potensi sendiri, bunga tidak akan bermekaran bersama-sama. Mungkin Dira sedikit terlambat, tapi papa yakin Dira juga akan mekar dengan indah suatu saat nanti."

Tidak sengaja Ayu berjalan melewati kamar Manda, dia mendengar pembicaraan Manda dan papanya. Ayu terdiam sejenak, benar yang dikatakan Hermansyah. Mungkin benar juga yang dikatakan Dira, kalau Dira tidak akan pernah bisa menggambil tempat Manda.

Dira kembali dengan perasaan campur aduk, antara marah, benci, takut, dan kecewa. Dia takut Hermansyah akan marah karena nilai Dira mungkin tidak akan bisa membuatnya masuk ke SMA ternama. Dia benci kepada mamanya yang terus membandingkan dirinya dengan Manda. Dia marah mengapa Manda selalu lebih maju selangkah dengan dirinya. Dan dia juga kecewa, mengapa selama ini dia tidak belajar lebih rajin lagi.

"Dira.... Sini kita makan sama-sama." kata Hermansyah

Dira tidak membantah perkataan Hermansyah dan langsung menuju meja makan. Manda menyuruh Dira duduk disampingnya.

" Dira aku sudah dengar semua dari mama dan Manda, apa nilai kamu dibawah standar?

Dira hanya diam dan mengangguk

" Tidak apa-apa, jadi apa yang kamu inginkan? Apa perlu papa memasukkan mu ke sekolah yang sama dengan Manda ?"

Dira langsung mengangkat kepalanya, bukan itu yang Dira inginkan. Dira tidak mau terus menjadi bayang-bayang Manda lagi. Tapi setidaknya dalam keluarga ini dia merasa dihargai.

" Tidak pa... Dira akan melanjutkan sekolah di sekolah yang mana bisa menerima Dira dengan nilai Dira yang hanya segitu."

Ayu menatap Dira, dia memarahi Dira dengan tatapannya. Seakan dia tidak mau Dira melakukan itu. Seharusnya Dira mengandalkan nama Hermansyah untuk masuk kesekolahan yang ternama. Tapi yang dilakukan Dira berbalik dengan apa yang Ayu inginkan.

" Dira... Papa menghargai keputusanmu, jika kamu butuh bantuan papa jangan sungkan bilang sama papa ya."

Setelah selesai makan, Ayu pergi ke kamar Dira. Disana Ayu memarahi Dira. Suara Ayu terdengar dari kamar Manda. Manda keluar menuju kamar Dira, Ayu keluar tanpa memperdulikan Manda yang ada didepannya. Dari balik pintu yang terbuka Manda menatap Dira, dia ingin mendekat tapi tidak berani kemudian Dira dengan keras menutup pintunya.

Episodes
1 Pengenalan
2 Pernikahan
3 Keluarga yang sesungguhnya
4 Prestasi
5 Pelukan hangat
6 Teman Dekat
7 Sebuah Awal
8 Berubah
9 Sebuah Rasa
10 Manda pergi
11 Hari Pertama
12 Teman Baik
13 Lelaki Bermuka Dua
14 Kembali
15 Tamu Tak Diundang
16 Senja Kala Itu
17 Sebuah Malam
18 Apa Yang Terjadi
19 Rasa Apa Ini ?
20 kejutan Apa Ini ?
21 Bersalah
22 Alasan
23 Kesepian
24 Dua Garis Merah
25 Sebuah Kabar
26 Janji Temu
27 Sebuah Harapan
28 Kesepakatan
29 Sebuah Kesalahan
30 Istri
31 Mengenang Rizki
32 Kasih Sayang Seorang Ayah
33 Status
34 Malam Yang Panjang
35 Ke Dokter
36 Kangen
37 Jalan Hitam
38 Sebuah Cara
39 Perpisahan
40 Sebuah Firasat
41 Sebuah Rindu
42 Bekerja
43 Tanpamu
44 Perkiraan
45 Waktu Yang Berlalu Begitu Cepat
46 Kabar
47 Hilang
48 Tidak Terima
49 Ikhlas
50 Sakit Perut
51 Kepercayaan
52 Pandangan
53 Bersalah
54 Berduka
55 Kebencian
56 Renungan
57 Seorang Bayi
58 Sekedar Bantuan
59 Sebuah Hati
60 Tidak Hanya Berdua
61 Keluar Rumah Sakit
62 Pamit
63 Sebuah Awal
64 Pergi Pindah
65 Selamat tinggal
66 Kota Jogja
67 Lima Tahun Kemudian
68 Waktu Yang Terlewat
69 Sebuah Kesepakatan
70 Kenangan
71 Sebuah Penyemangat
72 Sebuah Perasaan
73 Sebuah Rencana
74 Pesta
75 Kebenaran
76 Kebenaran 2
77 Harus Bagaimana
78 Bimbang
79 Senyuman Palsu
80 Terpukul
81 Hati Yang Terluka
82 Bimbang
83 Hal Yang Tak Terduga
84 Kejutan
85 Tidak Percaya
86 Sebuah keluarga
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pengenalan
2
Pernikahan
3
Keluarga yang sesungguhnya
4
Prestasi
5
Pelukan hangat
6
Teman Dekat
7
Sebuah Awal
8
Berubah
9
Sebuah Rasa
10
Manda pergi
11
Hari Pertama
12
Teman Baik
13
Lelaki Bermuka Dua
14
Kembali
15
Tamu Tak Diundang
16
Senja Kala Itu
17
Sebuah Malam
18
Apa Yang Terjadi
19
Rasa Apa Ini ?
20
kejutan Apa Ini ?
21
Bersalah
22
Alasan
23
Kesepian
24
Dua Garis Merah
25
Sebuah Kabar
26
Janji Temu
27
Sebuah Harapan
28
Kesepakatan
29
Sebuah Kesalahan
30
Istri
31
Mengenang Rizki
32
Kasih Sayang Seorang Ayah
33
Status
34
Malam Yang Panjang
35
Ke Dokter
36
Kangen
37
Jalan Hitam
38
Sebuah Cara
39
Perpisahan
40
Sebuah Firasat
41
Sebuah Rindu
42
Bekerja
43
Tanpamu
44
Perkiraan
45
Waktu Yang Berlalu Begitu Cepat
46
Kabar
47
Hilang
48
Tidak Terima
49
Ikhlas
50
Sakit Perut
51
Kepercayaan
52
Pandangan
53
Bersalah
54
Berduka
55
Kebencian
56
Renungan
57
Seorang Bayi
58
Sekedar Bantuan
59
Sebuah Hati
60
Tidak Hanya Berdua
61
Keluar Rumah Sakit
62
Pamit
63
Sebuah Awal
64
Pergi Pindah
65
Selamat tinggal
66
Kota Jogja
67
Lima Tahun Kemudian
68
Waktu Yang Terlewat
69
Sebuah Kesepakatan
70
Kenangan
71
Sebuah Penyemangat
72
Sebuah Perasaan
73
Sebuah Rencana
74
Pesta
75
Kebenaran
76
Kebenaran 2
77
Harus Bagaimana
78
Bimbang
79
Senyuman Palsu
80
Terpukul
81
Hati Yang Terluka
82
Bimbang
83
Hal Yang Tak Terduga
84
Kejutan
85
Tidak Percaya
86
Sebuah keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!