Keluarga yang sesungguhnya

Beberapa hari berlalu, Ningsih dan Dito harus membali ke kampung halamannya. Dengan berat hati Ningsih memeluk Manda.

" tante pergi dulu ya sayang, baik-baik disini, jaga kesehatan dan harus jadi anak yang pinter." kata Ningsih sambil berdiri

" titip kakak ipar sama Manda ya kak." tambah Ningsih kepada Ayu

" iya... Kamu jangan khawatir, kamu hati-hati ya." kata Ayu

Ningsih masuk mobil, dia melihat lagi ke belakang.

" baik-baik kamu Manda." kata Ningsih pelan

Dito membunyikan klakson dan melaju mobilnya meninggalkan kediaman Hermansyah.

Hari ini Dira juga masuk ke sekolah yang sama dengan Manda, Hermansyah dan Ayu mengantar mereka sampai sekolahan karena ini hari pertama Dira sekolah.

Dira satu kelas dengan Manda. Didepan kelas dia memperkenalkan diri sebagai keluarga Hermansyah.

" Manda, dia adik kamu?" tanya Dita

" iya... Dira adik aku." jawab Manda polos

Anak-anak yang lain berbisik, mana mungkin adik sama besarnya dengan kakak.

Dira sebenarnya mengerti apa yang dibicarakan teman-temannya. Tapi tidak dengan Manda, dia tidak perduli apa yang dikatakan teman-temannya. Yang penting saat ini dia bahagia ada mama dan seorang adik yang akan selalu bersama dia.

" Heh anak baru... Kamu anak angkat ya?" kata Diki

Dira hanya diam, dia tidak mau bertengkar dengan anak-anak disana. Dia mengingat kembali masa lalunya dia selalu dirundung oleh anak-anak yang lain. Waktu itu Dira dibilang anak haram karena dia lahir tanpa ayah. Sekarang dia dibilang anak angkat karena dia tiba-tiba muncul sebagai adik Manda.

Dira ingin melawan, tiba-tiba Manda datang.

" kalian hentikan, jangan ganggu Dira... dia itu adik aku, kalau kalian ganggu dia aku akan membalas kalian." kata Manda

Tangan mungil Manda menggenggam erat tangan Dira sambil mengajaknya pergi meninggalkan anak-anak itu.

" kenapa kamu...

Belum menyelesaikan perkataannya Manda berhenti lalu menatap Dira. Dira berhenti kaget

" Bukankah itu yang namanya kakak... Aku akan melindungi mu." kata Manda

Dira tersenyum, dia melihat tangan Manda yang terus menggenggamnya.

apakah begini yang rasanya dilindungi, ada sesorang yang ada disamping kita, Pikir Dira.

Jam pulang pun tiba. Manda menunggu Dira keluar dan mengandengnya menuju gerbang sekolah.

" Papa.... " teriak Manda sambil berlari menuju dimana papanya berdiri.

" halo sayang.... Bagaimana hari ini sekolahnya, bisa nggak.?"

" Bisa dong... Nih Manda dapat nilai A+ kan."sambil menunjukkan kertas hasil ulangan."

" oh bagus...anak papa pintas sekali." kata Hermansyah sambil menyuruh Manda masuk mobil

" Dira.. Bagaimana, hari ini kamu bisa?"

Dira terkejut, sebelumnya dia tidak pernah ditanya oleh siapa pun setelah selesai ulangan. Dengan malu-malu dia menyerahkan kertas ulangannya.

" B.... wah Dira bagus, baru hari pertama pinda sudah dapat B... semoga nanti lebih bagus lagi ya." kata Hermansyah sambil mengelus kelapa Indira dan menyuruhnya masuk kedalam mobil.

Dira tersenyum, dia merasakan kehangatan sosok ayah yang sangat dia rindukan selama ini. ketika dia masuk senyuman diwajahnya langsung hilang.

Didalam ada mamanya yang terus memuji Manda.

" untuk merayakannya, bagimana kalau kita sekarang ke taman hiburan." kata Hermansyah

" Horeeee... Ke taman hiburan..." kata Manda

Dalam perjalanan Ayu terus memperhatikan Manda dia selalu memuji-muji kepintaran Manda. Indira merasa sedih dia terus menunduk. Tapi kata-kata Hermansyah membuatnya tersenyum lagi.

Mereka menghabiskan waktu bersama, menaiki semua wahana, mencoba berbagai macam jajanan yang ada disana. Wajah mereka berseri-seri mereka terlihat sangat bahagia.

Tidak terasa hari sudah hampir malam.

" pa... Terima kasih... Hari ini Dira sungguh bahagia."kata dia pelan sambil malu-malu

" tidak perlu berterima kasih Dira, ini baru permulaan. Nanti papa akan mengajak kalian bersenang-senang lagi." kata Hermansyah sambil tersenyum dan mengelus kepala Dira.

" Sungguh pa... Terima kasih." kata Dira dengan keras lalu berlari meninggalkan Hermansyah menuju Manda yang akan naik kincir ria.

" Mama.. Manda... Tunggu aku." langkah Dira berhenti

"pa... Ayooh.... " teriak Dira

Manda dan Ayu sudah berada didalam kincir ria, Dira berlari menuju mereka di ikuti Hermansyah. Dengan langkah penuh semangat Dira masuk, sebuah tangan menjulur di depannya. Tangan Manda dan senyuman diwajahnya membuat Dira juga tersenyum lalu meraih tangan itu.

Kincir ria mulai berputar, terlihat gemerlapnya lampu kota yang sangat indah. Mereka menikmati hari ini dengan gembira dan mengakhiri perjalanan hari ini dengan senyuman terpancar di wajah malaikat kecil itu.

Episodes
1 Pengenalan
2 Pernikahan
3 Keluarga yang sesungguhnya
4 Prestasi
5 Pelukan hangat
6 Teman Dekat
7 Sebuah Awal
8 Berubah
9 Sebuah Rasa
10 Manda pergi
11 Hari Pertama
12 Teman Baik
13 Lelaki Bermuka Dua
14 Kembali
15 Tamu Tak Diundang
16 Senja Kala Itu
17 Sebuah Malam
18 Apa Yang Terjadi
19 Rasa Apa Ini ?
20 kejutan Apa Ini ?
21 Bersalah
22 Alasan
23 Kesepian
24 Dua Garis Merah
25 Sebuah Kabar
26 Janji Temu
27 Sebuah Harapan
28 Kesepakatan
29 Sebuah Kesalahan
30 Istri
31 Mengenang Rizki
32 Kasih Sayang Seorang Ayah
33 Status
34 Malam Yang Panjang
35 Ke Dokter
36 Kangen
37 Jalan Hitam
38 Sebuah Cara
39 Perpisahan
40 Sebuah Firasat
41 Sebuah Rindu
42 Bekerja
43 Tanpamu
44 Perkiraan
45 Waktu Yang Berlalu Begitu Cepat
46 Kabar
47 Hilang
48 Tidak Terima
49 Ikhlas
50 Sakit Perut
51 Kepercayaan
52 Pandangan
53 Bersalah
54 Berduka
55 Kebencian
56 Renungan
57 Seorang Bayi
58 Sekedar Bantuan
59 Sebuah Hati
60 Tidak Hanya Berdua
61 Keluar Rumah Sakit
62 Pamit
63 Sebuah Awal
64 Pergi Pindah
65 Selamat tinggal
66 Kota Jogja
67 Lima Tahun Kemudian
68 Waktu Yang Terlewat
69 Sebuah Kesepakatan
70 Kenangan
71 Sebuah Penyemangat
72 Sebuah Perasaan
73 Sebuah Rencana
74 Pesta
75 Kebenaran
76 Kebenaran 2
77 Harus Bagaimana
78 Bimbang
79 Senyuman Palsu
80 Terpukul
81 Hati Yang Terluka
82 Bimbang
83 Hal Yang Tak Terduga
84 Kejutan
85 Tidak Percaya
86 Sebuah keluarga
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pengenalan
2
Pernikahan
3
Keluarga yang sesungguhnya
4
Prestasi
5
Pelukan hangat
6
Teman Dekat
7
Sebuah Awal
8
Berubah
9
Sebuah Rasa
10
Manda pergi
11
Hari Pertama
12
Teman Baik
13
Lelaki Bermuka Dua
14
Kembali
15
Tamu Tak Diundang
16
Senja Kala Itu
17
Sebuah Malam
18
Apa Yang Terjadi
19
Rasa Apa Ini ?
20
kejutan Apa Ini ?
21
Bersalah
22
Alasan
23
Kesepian
24
Dua Garis Merah
25
Sebuah Kabar
26
Janji Temu
27
Sebuah Harapan
28
Kesepakatan
29
Sebuah Kesalahan
30
Istri
31
Mengenang Rizki
32
Kasih Sayang Seorang Ayah
33
Status
34
Malam Yang Panjang
35
Ke Dokter
36
Kangen
37
Jalan Hitam
38
Sebuah Cara
39
Perpisahan
40
Sebuah Firasat
41
Sebuah Rindu
42
Bekerja
43
Tanpamu
44
Perkiraan
45
Waktu Yang Berlalu Begitu Cepat
46
Kabar
47
Hilang
48
Tidak Terima
49
Ikhlas
50
Sakit Perut
51
Kepercayaan
52
Pandangan
53
Bersalah
54
Berduka
55
Kebencian
56
Renungan
57
Seorang Bayi
58
Sekedar Bantuan
59
Sebuah Hati
60
Tidak Hanya Berdua
61
Keluar Rumah Sakit
62
Pamit
63
Sebuah Awal
64
Pergi Pindah
65
Selamat tinggal
66
Kota Jogja
67
Lima Tahun Kemudian
68
Waktu Yang Terlewat
69
Sebuah Kesepakatan
70
Kenangan
71
Sebuah Penyemangat
72
Sebuah Perasaan
73
Sebuah Rencana
74
Pesta
75
Kebenaran
76
Kebenaran 2
77
Harus Bagaimana
78
Bimbang
79
Senyuman Palsu
80
Terpukul
81
Hati Yang Terluka
82
Bimbang
83
Hal Yang Tak Terduga
84
Kejutan
85
Tidak Percaya
86
Sebuah keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!