Pagi itu keluarga Beverly kembali ke kerajaan mereka, karena saat ini tempat itu tidak ada yang memimpin ditambah dengan Lucas dan Natasha yang menyusul keduanya.
Saat berpamitan pada keluarga kaisar, Natasha nampak melambai kecil ke arah Austin. Permaisuri yang melihat itu merasa heran. Selama ini tidak ada yang mau tersenyum ke arah Austin, bahkan melihatnya saja enggan.
Austin tersenyum sembari mengangguk. Setelah kepergian keluarga Beverly, permaisuri lantas mengalihkan pandangannya ke Austin.
Merasa diperhatikan, dia lantas menatap ibunya.
"Ibu?"
"Tumben kau tersenyum? Apa kalian sudah sedekat itu?" selidik permaisuri.
"Ti-tidak bisa dibilang dekat juga, bu. Kami baru bertemu kemarin dan hanya dia yang tidak menghindar setelah melihat wajahku. Aku rasa memang masih banyak orang baik di dunia ini termasuk dia."
Permaisuri nampak tersenyum, setelah bertahun-tahun dia dihindari oleh banyak orang termasuk istri dari adik-adiknya sendiri, akhirnya ada orang yang mau berbicara dengannya.
"Ibu senang. Sebenarnya ibu sudah melihat kalian kemarin waktu di taman belakang. Kau akrab juga dengan anak bungsu dari keluarga Beverly."
"Lucas namanya. Dia anak yang manis, memiliki kepribadian yang baik juga. Sudahlah, aku harus pergi berlatih dulu."
"Ya, sudah. Ibu juga harus mengurus adikmu yang bungsu."
Hari ini Natasha tidak masuk sekolah, karena sudah pasti dia akan telat. Mereka bercerita banyak hal selama dalam perjalanan.
Saat memasuki hutan, perasaan Natasha mendadak menjadi tidak enak. Dia lantas mencoba untuk menepis segala pikiran buruk dan berusaha untuk melupakannya.
Namun, tiba-tiba beberapa pengawal berteriak keras hingga kerega kuda itu bergoyang. Saat Natasha hendak mengintip, dia justru dikagetkan dengan kepala salah satu pengawal yang terlempar melewati depan matanya.
Saat itu juga Natasha dapat merasakan adanya energi negatif yang mendekat. Jumlahnya sekitar ada lima dengan salah satu dari mereka ada yang kuat energinya.
"Ibu, ayah. Sepertinya ada yang mendekat. Aku bisa merasakan ada lima energi negatif. Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya panik.
Kedua pasangan itu saling melihat lantas mengangguk mantap.
"Natasha, kau bisa menungganggi kuda, kan? Bawa Lucas pergi dari sini dengan kuda. Sisanya serahkan saja pada ayah dan ibu!"
Mendengar itu, Natasha bertambah panik. Pasalnya dia memang tidak bisa menunggangi kuda.
"Tapi bu, a-aku tidak bis-"
"Tidak ada waktu lagi. Natasha dengarkan ayah, jika tidak ada kabar dari kami maka kau yang harus mengurus kerajaan. Tanggung jawab menjadi seorang pemimpin ada di tanganmu. Jangan bilang tidak bisa kalau belum mencobanya. Ayah titip adikmu, pergilah. Kami akan melindungi kalian."
Mendengar itu Natasha hanya bisa mengangguk lantas berlari keluar dengan menarik tangan Lucas. Ada satu kuda yang telah terpisah dari tuannya. Salah satu pengawal pun membantu mereka untuk naik.
"Putri, tolong jaga keselamatan anda dengan pangeran. Sekarang masa depan kerajaan Beverly ada di tangan anda!"
Pengawal tadi lantas memukul kuda dibagian belakang hingga berlari ke depan.
Lucas sudah menangis sembari berteriak memanggil raja dan ratu.
"Ibuuu, ayaaah. Jangan tinggalkan Lucasss!"
"Lucas, berhenti menangis. Sekarang kita berada di situasi yang genting. Kau akan membuat kakak tidak bisa fokus!"
Walaupun begitu, Natasha aslinya lebih terpukul apalagi setelah mendengar ucapan mereka. Seakan semuanya sudah tahu bahwa hal ini akan terjadi suatu saat.
Natasha merasakan adanya satu energi negatif yang mengikuti mereka, dia terus menambah kecepatan lari kuda itu. Dia bahkan tidak pedul jika harus terluka, asalkan mereka bisa tiba di tujuan dengan selamat.
Tiba-tiba saja Natasha tidak merasakan energi negatif itu di manapun. Dia lantas memilih untuk menperlambat lari kuda itu. Mereka juga kini sudah keluar dari hutan dengan perasaan yang lega.
"Kak, bagaimana dengan ibu dan ayah? Mereka akan kembali, kan?" tanya Lucas dengan mengelap air matanya.
"Mereka pasti kembali, karena mereka adalah raja dan ratu kerajaan Beverly. Mereka punya tanggung jawab untuk memakmurkan rakyatnya."
Natasha sejak tadi menahan tangis, dia sedang berusaha tegar agar sang adik percaya. Setelah beberapa jam akhirnya mereka tiba di desa. Banyak warga yang melihat kondisi baju Natasha robek akibat terkena ranting kayu.
"Astaga, apa yang terjadi dengan putri?"
"Kenapa pangeran Lucas menangis?"
Mereka hanya bisa bertanya tanpa berani untuk mendekat. Setibanya di gerbang, para penjaga langsung belari ke arah putri.
"Putri, pangeran. Apa yang terjadi? Mengapa hanya menunggangi kuda saja?"
Natasha seperti enggan menjawab dan memilih untuk masuk saja, tetapi sebelum itu dia menyempatkan untuk menyuruh mereka membawa Lucas ke kamarnya.
"Tolong bawa Lucas ke kamarnya, aku sedang tidak ingin diganggu!"
Lucas menatap Natasha dengan perasaan bingung. Jika kedua orang tua mereka akan kembali, lantas mengapa gadis itu nampak tidak bersemangat sama sekali?
"Paman, ibu dan ayah akan baik-baik saja, kan?" tanyanya membuat mereka kebingungan.
"Memangnya apa yang terjadi pangeran?"
Mereka akhirnya membawa Lucas sembari mendengarkan ceritanya.
"Tadi sewaktu di jalan, ada suara gaduh diluar kereta kuda. Terus ayah sama ibu bilang untuk aku dan kak Natasha pergi dari sana menaiki kuda. Aku juga sempat melihat paman yang membawa kami ke sana sudah tidak bernapas lagi."
Mendengan penuturan itu, mereka sontak terkejut.
"Beritahu ketua keadaan darurat ini, kita harus bisa menyelamatkan raja dan ratu. Cepat!"
Lucas hanya dapat melihat para penjaga itu berlarian ke sana dan ke mari.
"Paman, kenapa mereka semua terlihat sibuk?"
"Pangeran, dengarkan saya. Beberapa tahun ke depan pangeran akan mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Pangeran akan saya antar ke kamar untuk membersihkan diri lalu beristirahat. Tolong untuk selalu berada di sisi putri."
Di sisi lain Natasha nampaknya tengah menangis. Dia menutupi wajahnya dengan bantal. Pintu pun dia kunci dengan beberapa kali ketukan dari pelayan pribadinya.
"Putri, anda baik-baik saja? Tolong berbicaralah, kami semua khawatir dengan kondisi anda."
Natasha masih menangis. Apa yang membuatnya begitu terlihat menderita?
Dikehidupan yang sebenarnya, Natasha hanyalah anak yatim piatu dan dia sejak kecil tinggal bersama sang nenek. Namun, neneknya kembali menyusul kedua orang tuanya saat dia masuk kuliah. Jadi bayangkan berapa lama dia tidak merasakan kasih saya dari orang tua?
Saat dia sudah merasakannya, hal itu direnggut juga. Natasha menangis hingga tertidur pulas. Salah satu penjaga datang untuk mendobrak pintu kamar putri, walaupun mereka sudah dilarang untuk tidak membukanya.
Pintu itu terbuka dengan menampilkan keadaan Natasha yang sudah berantakan. Matanya sembab akibat menangis sedari tadi, bahkan air matanya pun masih saja membasahi bantal.
Pelayan pribadi Natasha yang diketahu bernama Rose mulai mendekat.
"Astaga putri, sebenarnya apa yang terjadi sampai anda menangis begini."
Entah berapa lama Natasha tertidur, dia terbangun dan melihat sekelilingnya. Ada Rose selaku pelayan pribadi, Lucas dan sepasang suami istri yang telah tua.
"Natasha, akhirnya cucuku bangun. Ayo sayang, kau harus mengisi perutmu. Tidak baik tertidur dengan perut yang kosong."
Lucas memperhatikan penampilan kakaknya.
"Mata kakak kenapa? Siapa yang sudah memukul kakak?"
Natasha masih diam dan memperhatikan mereka.
"Aku mau mandi, tolong biarkan aku sendiri dulu."
Natasha akhirnya beranjak dari sana, Rose lantas membantu gadis itu untuk melepaskan pakaiannya.
"Akan saya siapkan airnya."
"Nenek, siapa yang sudah membuat mata kakak bengkak?" tanya Lucas dengan polosnya.
"Sayang, kita keluar dulu, ya. Kakakmu butuh waktu untuk sendiri, ayo. Nenek akan buatkan Lucas dengan kue yang paling enak."
"Wah, benarkah? Asiikk!"
Setelah kejadian itu, berita kematian raja dan ratu Beverly pun menyebar cepat. Banyak yang menduga-duga bahwa mereka meninggal dikarekanan kesulitan melawan.
Banyak rumor yang beredar tentang siapa pelaku sebenarnya. Padahal mereka tahu betul, raja Beverly memiliki kekuatan sihir yang paling terbaik dari raja-raja lainnya. Jika sampai membunuh mereka, itu berarti pelakunya jelas lebih tinggi sihirnya.
Sudah sekitar tigas hari Natasha tak menampakan dirinya di luar, bahkan ketika keluarga kekaisaran datang pun dia enggen menampakan diri.
"Aku tidak boleh terus-terusan begini. Ada banyak rakyat yang membutuhkan peminpin baru. Ibu dan ayah juga pasti sudah menduga hal ini akan terjadi, jadi mari kita bangkit."
Natasha berjalan ke arah cermin, menatap dirinya yang terlihat lumayan kacau.
"Aku tidak bisa bertemu dengan para bangsawan dengan penampilan seperti ini."
Setelah menyelesaikan mandi dan berganti pakaian, Natasha bergegas keluar. Dia membuka pintunya lebar-lebar hingga membuat para penjaga itu terkejut.
"Tolong katakan pada bangsawan di ruang pertemuan, aku akan sedikit terlambat datang!"
"Baik."
Natasha berjalan ke arah dapur, dia melihat beberapa pelayan sedang memasak. Benar, sekarang sudah siang dan waktunya untuk makan siang.
"Tolong segera sajikan makannan di atas meja."
Mereka terkejut kala melihat Natasha yang sudah berdiri di ambang pintu dapur.
"Baik putri!"
Natasha lantas kembali berjalan ke arah ruang pertemuan. Dia tahu, walaupun kinerjanya nanti masih berkurang, tetapi dia berjanji akan menjaga kerajaan ini dengan taruhan nyawanya.
"Putri Natasha Beverly memasuki ruangan!"
Pintu terbuka menampilkan sosok Natasha yang saat itu terlihat berbeda. Beberapa bangsawan yang belum pernah melihat wajah asli Natasha pun terpukau melihat kecantikannya. Dia lantas meduduki tempat biasa sang ayah duduk.
"Maaf telah membuat anda sekalian menunggu. Jadi mari kita mulai saja."
"Begini putri, kami tadi sempat berdiskusi mengenai pembuatan patung raja dan ratu di halaman utama. Setidaknya penerus-penerus kita nantinya penasaran dan mencari tahu tentangnya. Jasa mereka terlalu banyak hingga meninggalkan kenangan bagi kami dan warga desa."
"Benar, putri. Raja telah membawa kedamaian pada negeri ini sehingga banyak sekali rakyatnya yang makmur."
Natasha hanya mengangguk mendengar pendapat mereka.
"Aku setuju. Silahkan kalian buat patungnya, untuk urusan biaya biar aku bicarakan dengan grand duke."
Tiba-tiba seorang pria mengambil alih pembicaraan.
"Maaf sebelumnya putri, kami juga tadi sempat membahas mengenai pergantian raja. Mengingat kursi pemimpin kerajaan tidak boleh terlalu lama kosong."
Natasha masih memperhatikan tanpa ada senyuman.
"Melihat putri yang masih terbilang muda dan pendidikannya juga belum terselesaikan, bagaimana jika pemimpin kerajaan digantikan oleh anak saya. Umurnya sudah cukup untuk bisa membawa negeri ini ke zaman yang lebih damai dan putri bisa fokus pada pendidikan. Setelah pendidikan putri selesai, barulah posisi itu akan dikembalikan!"
Natasha adalah gadis yang tidak terlalu percaya dengan orang asing. Ya, bagi dia mereka yang tengah duduk dengannya saat ini adalah orang asing.
Beberapa bangsawan nampak tidak setuju, mereka juga terlihat tidak senang dengan ucapan tersebut.
"Jika anda mau menjadikan anak anda sebagai raja, maka anda bisa menemui raja terdahulu dan meminta izinnya."
Mereka semua terkejut dengan ucapan Natasha.
"Aku tidak bisa memberikan posisi penting itu pada orang yang jelas-jelas belum aku kenal dengan baik. Ayahku telah menitipkan negeri ini padaku, memintaku menjadi pemimpin menggantikannya. Aku tentu akan menurutinya, kita tidak tahu apa rencana anda ketika telah berhasil mendapatkan posisi tersebut."
Mendengar itu, dia hanya mampu tersenyum. Ternyata sulit juga untuk bernegosiasi dengan Natasha.
"B-bukan begitu putri. Anda harus menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu jadi an-"
"Aku masih memiliki kakek, mantan raja terdahulu sebelum ayahku. Jadi kakekku bisa meminpin negeri ini sampai pendidikanku selesai. Baiklah, rapatnya cukup sampai di sini."
Setelah rapat selesai, semuanya kembali ke kediaman mereka masing-masing. Di salah satu mansion, terlihat sebuah keluarga tengah berkumpul.
"Jadi kita gagal untuk mendapatkam posisi itu, ayah?" tanya seorang pria dengan rambut hitamnya.
"Gadis itu ternyata tidak bodoh. Sekarang yang harus kita lakukan adalah menyingkirkan siapapun yang akan menjadi pengganti sementara biarpun itu raja terdahulu sekalipun."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Di Elva
thor.. sebenarnya d masalah pertama ini, aku agak kecewa kenapa natasha gk coba cr pelaku.. otaknya-kan agak modern tuh.. tp gpp juga alurnya kek gini makin seru soalnya.. aku suka karyamu thor!..
2023-05-17
0