Chapter 4. Saling Mengenal

Di ruangan kerja Fadhil, Pak Permana dan Bu Alisa masih saling tatap tak percaya. Keduanya duduk termangu untuk menenangkan pikiran yang mengacaukannya. Rasa penasaran penuh tanda tanya memenuhi pikiran dan hati keduanya. Lalu tiba-tiba Pak Permana mengambil ponsel di kantong celana kirinya, kemudian menekan beberapa nomor hendak menelepon seseorang.

“Cari tahu secara rinci tentang gadis bernama Mecca Dini Pradipta, segera!” perintahnya tidak sabar lalu menutup telepon.

“Ma, tolong telepon Karina, katakan saja kita akan atur ulang pertemuannya dengan Fadhil karena hari ini anak kita ada pekerjaan penting.”

“Baik pa.” Jawabnya sambil mengangguk.

Sedangkan di meja kerja yang tepat berseberangan dengan pintu ruangan Direktur, Nindy dan Faiz saling bertatapan dan menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

“Pak Faiz, sebenarnya ini ada apa sih?”

“Saya juga bingung Nin.”

“Setahu saya Mecca baru ketemu Pak Fadhil hari ini, tapi kenapa tiba-tiba jadi orang yang dicintai?” tanyanya dengan ekspresi bingung.

“Sudah tidak usah dipikirkan, saya mau menggantikan Pak Fadhil rapat dulu.” Jawabnya sambil melenggang pergi meninggalkan Nindy dengan berbagai rasa penasarannya yang tak terjawab.

***

Deru ombak pantai terdengar bagai alunan musik klasik, hembusan angin sepoi-sepoi, serta gemerisik dedaunan menambah kesyahduannya. Suasana kearaban mulai tercipta antara Fadhil dan Mecca, hal ini terbukti dari suara gelak tawa yang terus terdengar di antara keduanya.

“Hahaha... Ternyata kamu lucu juga ya, kayak boneka Annable.” Ucapnya usil.

“Itu sih serem, bukan lucu!” protesnya kesal.

“Iya deh, enggak kayak Annable, tapi kayak...” jawabnya dengan gestur berpikir.

“Kayak apa? Kayak boneka Voodoo?!” sahutnya cemberut.

“Hahaha... Iya deh, enggak. Jangan manyun dong, entar jadi lebih mirip Suzan loh.” Liriknya seakan menghibur.

“Suzan yang mana? Yang boneka atau yang beranak dalam kubur?” ujarnya memalingkan wajah menunjukkan kekesalannya.

“Peace.” Senyumnya menunjukkan deretan gigi putihnya.

“Ke mobil yuk, kita lanjut obrolan seriusnya sambil jalan saja.” Ajak Fadhil sembari berjalan.

Sesampainya di mobil, Mecca memulai perbincangan kembali.

“Mas, kita mau kemana? Kembali ke kantor?” tanyanya tanpa menoleh.

“Mas?” tanya Fadhil mengulangi apa yang didengarnya.

“Ups, maaf. Aku rasa lebih nyaman saja menyebutnya, tapi kalau di kantor tetap panggil pak kok.” Jelasnya rinci.

“Iya enggak apa-apa. Kita pergi makan siang dulu ya.” Jawabnya dengan senyum kecil.

“Terus sekarang mau ngobrol serius apa?”

“Aku mau kita buat cerita.”

“Cerita? Maksudnya?”

“Seperti cerita dari kapan kita kenal, kapan kita mulai dekat, kapan kita berhubungan, semacam itu. Paling tidak saat ditanya orang lain cerita kita harus sama.”

“Jadi maunya cerita seperti apa?”

“Sebelum mengarang bebas, kita harus saling kenal dulu dong.” Ujarnya memberikan kedipan sebelah mata menebar pesona dahsyatnya.

“Sekarang mas mau tahu apa?” balasnya mengerlingkan mata tak mau kalah.

“Kamu umur berapa sekarang?”

“20 tahun, kalau mas?”

“28 tahun. Tentang keluargamu boleh ceritakan?”

“Hmmm... Ayahku bernama Harry Pradipta, beliau seorang dosen. Ayahku mengajar di Universitas S tempatku belajar sekarang. Tapi ayah juga punya usaha percetakan. Aku punya seorang kakak perempuan namanya Medina Senja Pradipta, dia baru menyelesaikan S2 jurusan hukum, katanya sih ingin mendaftar menjadi jaksa. Sedangkan ibuku sudah meninggal saat aku berumur 6 tahun.” Jelasnya panjang lebar.

“Maaf ya.” Jawabnya sayu.

“Nggak apa-apa kok, santai saja mas. Sudah lama terjadi juga kok. Kalau keluarga mas bagaimana?” tanyanya menunjukkan manik mata ketertarikan.

“Mungkin kamu sudah tahu banyak tentangku dan kedua orang tuaku.”

“Iya sih, aku sudah banyak browsing sebelumnya.”

“Dapat informasi apa saja dari situ?”

“Tidak banyak yang berarti, semua isinya hanya pujian.” Ucapnya sembari melirik pengemudi di sebelahnya yang tengah tersenyum mendengar jawabannya.

“Contohnya?”

“Adzan Fadhillah Permana, putra tunggal dari pengusaha terkemuka di Indonesia. Masih muda namun kesuksesannya dalam dunia bisnis tidak dapat diragukan lagi. Mata emasnya dalam melihat peluang bisnis sangat tajam, dengan penampilan bak aktor Hollywood membuat ketampanannya digandrungi banyak gadis, kaya raya, royal, dan memiliki hati bagai malaikat. Bla... Bla... Bla...” jawab Mecca dengan cepat melafalkan kata-kata yang ia hafal dari beberapa artikel yang dibacanya namun ia enggan meneruskannya.

“Hahaha...” tawa Fadhil puas.

“Namun di media yang bilang aku anak tunggal itu salah, aku sebenarnya punya seorang kakak laki-laki, tapi dia sudah meninggal saat aku berusia 9 tahun. Awalnya beban perusahaan akan dipikul utuh olehnya, tak ku sangka kepergiannya malah membuatku menggantikan posisi ini.” Ceritanya dengan sorot mata sendu. Namun dengan segera ia mengalihkan pertanyaan baru untuk mengubah suasana.

“Kamu kuliah ambil jurusan apa?”

“Eh! Hmm... Aku ambil jurusan ekonomi bisnis.” Jawabnya terkejut dari suasana yang tak terduga

“Kalau pacar, punya?” tanyanya hati-hati.

“Punya. Itu...” tunjuknya ke pemberi pertanyaan.

“Hei-hei, aku tanya serius nih.”

“Kan mas pacar pura-pura aku sekarang.”

“Yang asli bukan yang pura-pura, ada?” tanyanya kembali.

“Enggak ada.” Jawabnya dengan ekspresi sedih dibuat-buat.

“Masa sih? Aku agak kurang percaya.”

“Walau aku memang termasuk gadis populer di kalangan para lelaki tapi aku ini gadis penurut. Saat ayahku bilang, aku boleh berpacaran saat aku lulus kuliah ya aku hanya bisa menurut.” Ujarnya serius.

“Hahaha... Ngarang! Gadis seperti kamu yang pandai melontarkan kalimat menggoda dibalik candaanmu itu tidak punya pacar hanya karena larangan ayah! Hello, come on.” Sanggahnya tak percaya.

“Kalau enggak percaya juga nggak maksa tuh.” Kesalnya.

“Trus, kalau mas punya pacar nggak?”

“Dulu ada, sekarang single.”

“Kalau ini baru sulit dipercaya, tampang playboy gitu ngaku single.” Balasnya ketus.

“Kamu ini dari tadi bicara ke aku tanpa rasa sungkan sama sekali, bagaimanapun juga aku ini lebih tua 8 tahun dan juga pimpinanmu loh.” Tegasnya kesal.

“Pffftt... Hahaha... Iya deh iya, ampun.” Tawanya mengejek. Sikapnya hanya mendapat lirikan tajam dari Fadhil.

“Terus kalau boleh tahu, kenapa putus dengan wanita itu?”

“Dia minta pisah tanpa sebab, jadi aku lepaskan saja.”

“Oh... Dicampakkan.” Sahutnya dengan wajah tanpa dosa.

“Hahaha... Seorang Fadhil dicampakkan? Jangan asal deh, aku yang melepaskannya.” Gerutunya tak terima.

“Iya, tapi itu sebutannya dicampakkan.” Ulangnya menegaskan.

“Itu namanya toleransi. Sudah mengertikan?” jelasnya menekan tiap kata.

“Iya deh iya, dicampakkan. Ups... TOLERANSI.” Ralatnya seketika dengan nada menekan saat tatap mata membunuh mengarah padanya.

Pria yang dielu-elukan banyak gadis itu sudah terbiasa dengan sikap manis para gadis yang mendekatinya, tak ada satupun gadis tengil seperti Mecca, hal ini bagai pengalaman baru yang menguras emosinya. Sepertinya stock sabar harus terus ditambah untuk menghadapi gadis muda itu.

“Nanti kita lanjut lagi ya obrolannya, kita sudah sampai di restoran tuh.” Ujarnya menunjuk restoran yang tepat berada di hadapannya sembari memarkir mobil.

.

.

.

Happy Reading and Enjoy 🤩

Jangan lupa klik favorit, like, komentar, vote, dan rate 5 ⭐ ya agar Author makin semangat dalam berkarya. Untuk mengetahui cara vote, silahkan para readers mampir pada halaman ATTENTION ya.

Jangan jadi penikmat dan silent readers, tunjukkan diri dengan like ya!

Terima Kasih.

Terpopuler

Comments

xteenteen

xteenteen

asyik jg nih ceritanya.. ketemuan 2 manusianya ringan.. ga pk pemaksaan kekerasan.. lgs ngalir, tetiba udh seru aja tuh 2 org..

2020-08-26

1

Priska Anita

Priska Anita

Jejak disini thor 💜

2020-08-08

1

Ni'matul Amalia

Ni'matul Amalia

aku mampir kak

2020-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Hari Pertama Magang
2 Chapter 2. Perdebatan
3 Chapter 3. Tolong Aku
4 Chapter 4. Saling Mengenal
5 Chapter 5. Pasangan Narsis
6 Chapter 6. Membuat Cerita
7 Chapter 7. Takut Gelap
8 Chapter 8. Kangen Ngobrol sama Beo
9 Chapter 9. Minta Restu
10 Chapter 10. Lamaran
11 Chapter 11. Sah
12 Chapter 12. Lingerie
13 Chapter 13. Jangan Menyesal
14 Chapter 14. Lakukan Kewajibanmu
15 Chapter 15. Pendarahan
16 Chapter 16. Menginap
17 Chapter 17. Makan Malam
18 Chapter 18. Mas Stop!
19 Chapter 19. Mencari ART
20 Chapter 20. Cemburu
21 Chapter 21. Terlambat Pulang
22 Chapter 22. My World
23 Chapter 23. Khawatir
24 Chapter 24. Hanya Kelelahan
25 Chapter 25. Siapa Kamu Sebenarnya?
26 Chapter 26. Semua Ini Salah Papi!
27 Chapter 27. Trauma
28 Chapter 28. Bernostalgia
29 Chapter 29. Undangan
30 Chapter 30. Lampu Hijau
31 Chapter 31. Kembali Ke Rumah
32 Chapter 32. Rumahku Istanaku
33 Chapter 33. Sabar!
34 Chapter 34. Love You
35 Chapter 35. Ngapel
36 * A T T E N T I O N *
37 Chapter 36. Hadiah
38 Chapter 37. Aku Rindu Kamu
39 Chapter 38. Siapa Dia Mas?
40 Chapter 39. Bukti
41 Chapter 40. Beri Kesempatan
42 Chapter 41. Hadiah untuk Kak Arjun
43 Chapter 42. Suara Kucing Berantem
44 Chapter 43. Foto Terbang
45 Chapter 44. Jangan Masuk Frame
46 Chapter 45. Pembukaan Restoran
47 Chapter 46. Ayo Kita Temui Daddy
48 Chapter 47. Minta Pertanggungjawaban
49 Chapter 48. Menangis Histeris
50 Chapter 49. Anakku Adalah Adikmu
51 Chapter 50. Apa Maumu Sebenarnya?
52 Chapter 51. Couvade Syndrome
53 Chapter 52. Hormon Kehamilan
54 Chapter 53. Baba-Bubu?
55 Chapter 54. Usaha Terakhir
56 Chapter 55. Biarkan Aku Melindungimu
57 Chapter 56. Pohon Mangga
58 Chapter 57. Be dan Bi
59 Chapter 58. Tasyakuran
60 Chapter 59. Pemberhentian Sementara
61 Chapter 60. Kita Berteman Kan...?
62 Chapter 61. Amnesia
63 Chapter 62. Boleh?
64 Chapter 63. Kamu Cinta Aku Juga Kan?
65 Chapter 64. Dia Bukan Orang Jahat
66 Chapter 65. Tega
67 Chapter 66. Penampilan Baru
68 Chapter 67. Pamit
69 Chapter 68. Idola Baru
70 Chapter 69. LUPA atau INGAT ?
71 Chapter 70. Aku Tidak Akan Terbuai
72 Chapter 71. Please!
73 Chapter 72. Menahan Diri?
74 Chapter 73. Pretty Things Inside
75 Chapter 74. Keinginan dan Doaku Untukmu
76 Chapter 75. Berubah seperti Joker
77 Chapter 76. Ada Antenanya
78 Chapter 77. Tamu Besar
79 Chapter 78. Tolong Beri Perilindungan-MU
80 Chapter 79. Nurut Aku Ya
81 Chapter 80. Aku Mau Cara Alami Aja
82 Chapter 81. Kering Kerontang
83 Chapter 82. Baby Shop
84 Chapter 83. Kasih Cucu Duluan
85 Chapter 84. Fans
86 Chapter 85. Kotak Harta Karun
87 Chapter 86. Atmosfer Dingin Yang Mencekam
88 Chapter 87. Menangisi Pria Itu
89 Chapter 88. Aku Harus Tegas
90 Chapter 89. Aku Mau!
91 Chapter 90. Sampai Jari-Jemarimu Terisi Penuh
92 Chapter 91. Dikeluarkan dari KK
93 Chapter 92. Debaran Jantungku Untukmu
94 Chapter 93. Tukar Cincin
95 Chapter 94. APA?!
96 Chapter 95. Penyesalan
97 Chapter 96. Big No!
98 Chapter 97. Choose One
99 Chapter 98. Apakah Itu Hasil Karyaku?
100 Curhat
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1. Hari Pertama Magang
2
Chapter 2. Perdebatan
3
Chapter 3. Tolong Aku
4
Chapter 4. Saling Mengenal
5
Chapter 5. Pasangan Narsis
6
Chapter 6. Membuat Cerita
7
Chapter 7. Takut Gelap
8
Chapter 8. Kangen Ngobrol sama Beo
9
Chapter 9. Minta Restu
10
Chapter 10. Lamaran
11
Chapter 11. Sah
12
Chapter 12. Lingerie
13
Chapter 13. Jangan Menyesal
14
Chapter 14. Lakukan Kewajibanmu
15
Chapter 15. Pendarahan
16
Chapter 16. Menginap
17
Chapter 17. Makan Malam
18
Chapter 18. Mas Stop!
19
Chapter 19. Mencari ART
20
Chapter 20. Cemburu
21
Chapter 21. Terlambat Pulang
22
Chapter 22. My World
23
Chapter 23. Khawatir
24
Chapter 24. Hanya Kelelahan
25
Chapter 25. Siapa Kamu Sebenarnya?
26
Chapter 26. Semua Ini Salah Papi!
27
Chapter 27. Trauma
28
Chapter 28. Bernostalgia
29
Chapter 29. Undangan
30
Chapter 30. Lampu Hijau
31
Chapter 31. Kembali Ke Rumah
32
Chapter 32. Rumahku Istanaku
33
Chapter 33. Sabar!
34
Chapter 34. Love You
35
Chapter 35. Ngapel
36
* A T T E N T I O N *
37
Chapter 36. Hadiah
38
Chapter 37. Aku Rindu Kamu
39
Chapter 38. Siapa Dia Mas?
40
Chapter 39. Bukti
41
Chapter 40. Beri Kesempatan
42
Chapter 41. Hadiah untuk Kak Arjun
43
Chapter 42. Suara Kucing Berantem
44
Chapter 43. Foto Terbang
45
Chapter 44. Jangan Masuk Frame
46
Chapter 45. Pembukaan Restoran
47
Chapter 46. Ayo Kita Temui Daddy
48
Chapter 47. Minta Pertanggungjawaban
49
Chapter 48. Menangis Histeris
50
Chapter 49. Anakku Adalah Adikmu
51
Chapter 50. Apa Maumu Sebenarnya?
52
Chapter 51. Couvade Syndrome
53
Chapter 52. Hormon Kehamilan
54
Chapter 53. Baba-Bubu?
55
Chapter 54. Usaha Terakhir
56
Chapter 55. Biarkan Aku Melindungimu
57
Chapter 56. Pohon Mangga
58
Chapter 57. Be dan Bi
59
Chapter 58. Tasyakuran
60
Chapter 59. Pemberhentian Sementara
61
Chapter 60. Kita Berteman Kan...?
62
Chapter 61. Amnesia
63
Chapter 62. Boleh?
64
Chapter 63. Kamu Cinta Aku Juga Kan?
65
Chapter 64. Dia Bukan Orang Jahat
66
Chapter 65. Tega
67
Chapter 66. Penampilan Baru
68
Chapter 67. Pamit
69
Chapter 68. Idola Baru
70
Chapter 69. LUPA atau INGAT ?
71
Chapter 70. Aku Tidak Akan Terbuai
72
Chapter 71. Please!
73
Chapter 72. Menahan Diri?
74
Chapter 73. Pretty Things Inside
75
Chapter 74. Keinginan dan Doaku Untukmu
76
Chapter 75. Berubah seperti Joker
77
Chapter 76. Ada Antenanya
78
Chapter 77. Tamu Besar
79
Chapter 78. Tolong Beri Perilindungan-MU
80
Chapter 79. Nurut Aku Ya
81
Chapter 80. Aku Mau Cara Alami Aja
82
Chapter 81. Kering Kerontang
83
Chapter 82. Baby Shop
84
Chapter 83. Kasih Cucu Duluan
85
Chapter 84. Fans
86
Chapter 85. Kotak Harta Karun
87
Chapter 86. Atmosfer Dingin Yang Mencekam
88
Chapter 87. Menangisi Pria Itu
89
Chapter 88. Aku Harus Tegas
90
Chapter 89. Aku Mau!
91
Chapter 90. Sampai Jari-Jemarimu Terisi Penuh
92
Chapter 91. Dikeluarkan dari KK
93
Chapter 92. Debaran Jantungku Untukmu
94
Chapter 93. Tukar Cincin
95
Chapter 94. APA?!
96
Chapter 95. Penyesalan
97
Chapter 96. Big No!
98
Chapter 97. Choose One
99
Chapter 98. Apakah Itu Hasil Karyaku?
100
Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!