Chapter 3. Tolong Aku

Dengan suhu AC terendah seharusnya ruangan ini terasa dingin bagi penghuninya, namun entah bagaimana terasa sangat panas bagi seluruh orang di ruangan tersebut.

Untuk beberapa detik, ruangan yang awalnya penuh perdebatan menjadi sangat tenang, tak ada satupun yang berusaha untuk bersuara karena masih dalam keterkejutan.

Beberapa saat kemudian Pak Permana, papa dari Direktur muda itu mengalihkan padangan matanya kepada seorang gadis muda cantik yang berada tepat di samping putranya yang masih dalam keadaan saling berpegangan tangan.

“Siapa namamu?” tegurnya sembari menatap gadis tersebut dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan menyelidik.

Fadhil menyadari ketertegunan gadis yang digenggamnya tersebut, gadis yang baru ditemuinya hari ini dan yang ia jadikan korban untuk menyudahi perdebatan dengan papanya.

Ia pun segera memberikan kode pada gadis tersebut dengan sedikit menggerakkan pergelangan tangannya yang masih saling berpegangan.

“Eh … ma-maaf pak, nama saya Mecca Dini Pradipta.” Gelagapnya tanpa persiapan apapun.

“Siapa nama orang tuamu? Apa pekerjaan mereka? Tinggal di mana kamu?” selidiknya tanpa henti.

Belum sempat Mecca menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, pria di sebelahnya seolah mengerti kebingungannya dan mengambil alih untuk memberikan jawaban.

“Yang penting papa sekarang tahu gadis yang Fadhil cintai, pertanyaan-pertanyaan papa akan kami jawab nanti saat papa sudah memberikan restu. Sekarang Fadhil dan Mecca pergi dulu ya pa.” Pamitnya sambil melambaikan tangan kanannya dengan masih mempertahankan genggaman tangan kirinya pada gadis cantik itu.

“Oh ya Nin, tolong atur ulang pertemuan klien hari ini.”

“Dan kamu Faiz, tolong gantikan aku meeting dengan karyawan pagi ini.” Perintahnya pada sekretaris dan asisten pribadinya secara bergantian.

“Aku mau pergi kencan dulu dengan gadis cantik ini.” Senyumnya tersungging sembari berjalan semakin menjauh meninggalkan beberapa orang yang masih terpana.

Waktu telah menunjukkan pukul 08.51 pagi. Matahari mulai meninggi namun masih memancarkan kehangatannya. Di tengah perjalanan yang masih terbilang padat tapi tidak menunjukkan kemacetan, mobil Lexus Ux berwarna hitam-putih melaju dengan kecepatan sedang.

Dalam keheningan pengemudi dan penumpangnya melenggang menelusuri jalan yang mulai terasa sepi. Bagai terkena sihir, Mecca hanya mengikuti Fadhil dengan patuh.

Ia berusaha untuk tetap tenang dan mencoba untuk menahan meminta penjelasan sampai pria tersebut yang pertama membuka suara. Namun rasa penasaran mulai tidak dapat ia bendung lagi.

Sepanjang perjalanan, ia memperhatikan tiap jalan yang nampak asing untuknya. Semakin lama jalan yang ditelusurinya semakin jauh dan semakin sepi.

“Ma-maaf pak, ini bapak mau bawa saya kemana?” kekhawatiran mulai tampak di wajah cantiknya.

“Nanti kamu akan tahu.” Sahutnya singkat.

Sekitar 15 menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi memasuki sebuah jalan dengan gapura batu tinggi berwarna keabu-abuan. Di sana terbentang rumput kehijauan, pohon-pohon tinggi, lalu diikuti pasir berwarna putih, dan di depannya terbentang laut luas kebiruan. Sungguh memanjakan mata yang memandangnya.

“Wow …! cantik banget, keren …! ini seperti pantai milik pribadi.” Kagum Mecca dengan mata penuh binar kebahagiaan. Tanpa permisi dan menoleh pada pengemudinya ia melepas sneakers putihnya dan turun segera bagai terhipnotis.

Fadhil tersenyum kecil melihat kelakuan gadis yang dibawanya dengan paksa tersebut. Ia melihat kepolosan gadis itu berlari cepat menuju pinggir pantai dan menikmati deburan ombak yang menyapu kedua kakinya diikuti tawa lebar bahagia.

“Lucu juga dia. Dasar anak kecil.” Ujarnya menggelengkan kepala, sembari menuruni mobilnya.

Fadhil menyenderkan tubuhnya di kap mobil dengan mata yang masih terpatri pada gadis yang tengah bermain ombak tersebut. Ia tak berusaha memanggil ataupun mengejarnya, ia hanya ingin memberikan waktu bagi gadis tersebut untuk melepaskan segala kebingungan yang telah ia buat.

Tak berselang lama, Mecca yang merasa diperhatikanpun mulai membalas pandangan Fadhil terhadapnya. Mecca memutuskan untuk mendekat ke arah Fadhil saat mata mereka saling bertemu.

“Kok bapak bisa tahu tempat seperti ini? Saya jadi merasa ini seperti pantai pribadi. Lihat saja, cuma ada kita berdua di sini.” Ucapnya dengan tatapan menoleh ke kanan dan ke kiri menelusuri tiap jengkal tempatnya berpijak saat ini.

“Karena nggak sengaja dulu pernah nyasar ke sini, akhirnya jadi sering datang saat banyak pikiran”. Jelasnya singkat.

“Terima kasih ya, sudah mengajak saya ke sini.” Jawabnya dengan senyum tulus.

“Kamu kenapa enggak tanya soal yang aku lakukan tadi?”

“Hmmm… Ini mau tanya, tapi bingung harus mulai dari mana.”

“Tanya saja, akan aku jawab semua.”

“Kenapa bapak lakuin itu ke saya? ini hari pertama magang saya loh, tapi sudah membolos.” Gerutunya sembari memutar kedua bola mata.

“Hahaha… Jadi yang kamu khawatirin cuma karena bolos?” tawanya merekah.

Perhatian Mecca beralih pada wajah Fadhil, ia melihatnya dengan lekat.

“Hmmm… ternyata saya kurang satu hal dalam menilai bapak.”

“Hah, maksudnya?”

“Bapak kalau tertawa tingkat ketampanannya langsung meningkat drastis.” Godanya diikuti gerakan mengetuk-ngetuk kedua pipi. Tanpa ia sadari, hal itu membuat Fadhil merasa tersanjung sekaligus malu, hingga menampilkan rona kemerahan pada pipinya.

“Ki-kirain apaan. Kalau itu sih semua orang juga sudah tahu nilai ketampananku.” Sahutnya mengalihkan pandangan, berharap lawan bicaranya tak menyadari debaran jantungnya.

“Nih cewek apaan sih, muji orang lain dengan ekspresi imut begitu, bikin salting saja.” Ucapnya dalam hati.

“Sekarang bapak jelasin semua ke saya. Saya nggak mau pusing mikirin hal itu.” Sahutnya menggeleng-gelengkan kepala.

“Intinya aku mau minta tolong ke kamu untuk pura-pura jadi kekasihku agar aku terhindar dari perjodohan yang dibuat oleh orang tuaku.” Jelasnya singkat.

“Kenapa harus pura-pura? Kan tadi bapak juga sudah minta restu dengan orang tua bapak. Kenapa enggak sekalian minta restu juga ke keluarga saya?” godanya kembali.

“Nih cewek luar biasa, nggak ada sungkan-sungkannya sama sekali.” Ucapnya dalam hati masih menatap Mecca dengan tak percaya.

“Kamu jangan aji mumpung ya, itu enggak akan terjadi.” Tegasnya.

“Terus kalau ternyata orang tua bapak malah merestui hubungan kita bagaimana?” tanyanya polos.

“Hahaha… Aku rasa itu tidak mungkin, aku kenal baik dengan orang tuaku, terutama papa, beliau menginginkan menantu seperti apa aku sangat hafal.” Ledeknya melirik Mecca dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Tapi menolong bapak tidak akan bikin masalah untuk saya dan keluarga saya kan?” Selidiknya serius.

“Aku nggak jamin kalau tidak ada masalah. Aku yakin papa akan cari tahu secara detail tentang kamu. Tapi aku akan berusaha untuk melindungi kamu ataupun keluargamu.” Janjinya pasti.

“Oke, Deal ! Karena kita sepasang kekasih sekarang, lebih baik pakai panggilan aku-kamu atau sayang-cinta?” tanyanya menggoda dengan kerlingan sebelah mata.

“Aku-kamu saja!” Sahutnya tak percaya dengan pertanyaan Mecca.

“Sepertinya aku terjebak dengan gadis gila.” Gumamnya pelan.

.

.

.

Happy Reading and Enjoy 🤩

Jangan lupa klik favorit, like, komentar, vote, dan rate 5 ⭐ ya agar Author makin semangat dalam berkarya. Untuk mengetahui cara vote, silahkan para readers mampir pada halaman ATTENTION ya.

Jangan jadi penikmat dan silent readers, tunjukkan diri dengan like ya!

Terima Kasih.

Terpopuler

Comments

Erlinda

Erlinda

benarkan karakter si Mecca terkesan murahan...

2021-07-04

0

Eti Guslidar

Eti Guslidar

senjata makan tuan...

2020-08-09

1

Priska Anita

Priska Anita

Mampir untuk dukung terus author-nya 💜

2020-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Hari Pertama Magang
2 Chapter 2. Perdebatan
3 Chapter 3. Tolong Aku
4 Chapter 4. Saling Mengenal
5 Chapter 5. Pasangan Narsis
6 Chapter 6. Membuat Cerita
7 Chapter 7. Takut Gelap
8 Chapter 8. Kangen Ngobrol sama Beo
9 Chapter 9. Minta Restu
10 Chapter 10. Lamaran
11 Chapter 11. Sah
12 Chapter 12. Lingerie
13 Chapter 13. Jangan Menyesal
14 Chapter 14. Lakukan Kewajibanmu
15 Chapter 15. Pendarahan
16 Chapter 16. Menginap
17 Chapter 17. Makan Malam
18 Chapter 18. Mas Stop!
19 Chapter 19. Mencari ART
20 Chapter 20. Cemburu
21 Chapter 21. Terlambat Pulang
22 Chapter 22. My World
23 Chapter 23. Khawatir
24 Chapter 24. Hanya Kelelahan
25 Chapter 25. Siapa Kamu Sebenarnya?
26 Chapter 26. Semua Ini Salah Papi!
27 Chapter 27. Trauma
28 Chapter 28. Bernostalgia
29 Chapter 29. Undangan
30 Chapter 30. Lampu Hijau
31 Chapter 31. Kembali Ke Rumah
32 Chapter 32. Rumahku Istanaku
33 Chapter 33. Sabar!
34 Chapter 34. Love You
35 Chapter 35. Ngapel
36 * A T T E N T I O N *
37 Chapter 36. Hadiah
38 Chapter 37. Aku Rindu Kamu
39 Chapter 38. Siapa Dia Mas?
40 Chapter 39. Bukti
41 Chapter 40. Beri Kesempatan
42 Chapter 41. Hadiah untuk Kak Arjun
43 Chapter 42. Suara Kucing Berantem
44 Chapter 43. Foto Terbang
45 Chapter 44. Jangan Masuk Frame
46 Chapter 45. Pembukaan Restoran
47 Chapter 46. Ayo Kita Temui Daddy
48 Chapter 47. Minta Pertanggungjawaban
49 Chapter 48. Menangis Histeris
50 Chapter 49. Anakku Adalah Adikmu
51 Chapter 50. Apa Maumu Sebenarnya?
52 Chapter 51. Couvade Syndrome
53 Chapter 52. Hormon Kehamilan
54 Chapter 53. Baba-Bubu?
55 Chapter 54. Usaha Terakhir
56 Chapter 55. Biarkan Aku Melindungimu
57 Chapter 56. Pohon Mangga
58 Chapter 57. Be dan Bi
59 Chapter 58. Tasyakuran
60 Chapter 59. Pemberhentian Sementara
61 Chapter 60. Kita Berteman Kan...?
62 Chapter 61. Amnesia
63 Chapter 62. Boleh?
64 Chapter 63. Kamu Cinta Aku Juga Kan?
65 Chapter 64. Dia Bukan Orang Jahat
66 Chapter 65. Tega
67 Chapter 66. Penampilan Baru
68 Chapter 67. Pamit
69 Chapter 68. Idola Baru
70 Chapter 69. LUPA atau INGAT ?
71 Chapter 70. Aku Tidak Akan Terbuai
72 Chapter 71. Please!
73 Chapter 72. Menahan Diri?
74 Chapter 73. Pretty Things Inside
75 Chapter 74. Keinginan dan Doaku Untukmu
76 Chapter 75. Berubah seperti Joker
77 Chapter 76. Ada Antenanya
78 Chapter 77. Tamu Besar
79 Chapter 78. Tolong Beri Perilindungan-MU
80 Chapter 79. Nurut Aku Ya
81 Chapter 80. Aku Mau Cara Alami Aja
82 Chapter 81. Kering Kerontang
83 Chapter 82. Baby Shop
84 Chapter 83. Kasih Cucu Duluan
85 Chapter 84. Fans
86 Chapter 85. Kotak Harta Karun
87 Chapter 86. Atmosfer Dingin Yang Mencekam
88 Chapter 87. Menangisi Pria Itu
89 Chapter 88. Aku Harus Tegas
90 Chapter 89. Aku Mau!
91 Chapter 90. Sampai Jari-Jemarimu Terisi Penuh
92 Chapter 91. Dikeluarkan dari KK
93 Chapter 92. Debaran Jantungku Untukmu
94 Chapter 93. Tukar Cincin
95 Chapter 94. APA?!
96 Chapter 95. Penyesalan
97 Chapter 96. Big No!
98 Chapter 97. Choose One
99 Chapter 98. Apakah Itu Hasil Karyaku?
100 Curhat
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1. Hari Pertama Magang
2
Chapter 2. Perdebatan
3
Chapter 3. Tolong Aku
4
Chapter 4. Saling Mengenal
5
Chapter 5. Pasangan Narsis
6
Chapter 6. Membuat Cerita
7
Chapter 7. Takut Gelap
8
Chapter 8. Kangen Ngobrol sama Beo
9
Chapter 9. Minta Restu
10
Chapter 10. Lamaran
11
Chapter 11. Sah
12
Chapter 12. Lingerie
13
Chapter 13. Jangan Menyesal
14
Chapter 14. Lakukan Kewajibanmu
15
Chapter 15. Pendarahan
16
Chapter 16. Menginap
17
Chapter 17. Makan Malam
18
Chapter 18. Mas Stop!
19
Chapter 19. Mencari ART
20
Chapter 20. Cemburu
21
Chapter 21. Terlambat Pulang
22
Chapter 22. My World
23
Chapter 23. Khawatir
24
Chapter 24. Hanya Kelelahan
25
Chapter 25. Siapa Kamu Sebenarnya?
26
Chapter 26. Semua Ini Salah Papi!
27
Chapter 27. Trauma
28
Chapter 28. Bernostalgia
29
Chapter 29. Undangan
30
Chapter 30. Lampu Hijau
31
Chapter 31. Kembali Ke Rumah
32
Chapter 32. Rumahku Istanaku
33
Chapter 33. Sabar!
34
Chapter 34. Love You
35
Chapter 35. Ngapel
36
* A T T E N T I O N *
37
Chapter 36. Hadiah
38
Chapter 37. Aku Rindu Kamu
39
Chapter 38. Siapa Dia Mas?
40
Chapter 39. Bukti
41
Chapter 40. Beri Kesempatan
42
Chapter 41. Hadiah untuk Kak Arjun
43
Chapter 42. Suara Kucing Berantem
44
Chapter 43. Foto Terbang
45
Chapter 44. Jangan Masuk Frame
46
Chapter 45. Pembukaan Restoran
47
Chapter 46. Ayo Kita Temui Daddy
48
Chapter 47. Minta Pertanggungjawaban
49
Chapter 48. Menangis Histeris
50
Chapter 49. Anakku Adalah Adikmu
51
Chapter 50. Apa Maumu Sebenarnya?
52
Chapter 51. Couvade Syndrome
53
Chapter 52. Hormon Kehamilan
54
Chapter 53. Baba-Bubu?
55
Chapter 54. Usaha Terakhir
56
Chapter 55. Biarkan Aku Melindungimu
57
Chapter 56. Pohon Mangga
58
Chapter 57. Be dan Bi
59
Chapter 58. Tasyakuran
60
Chapter 59. Pemberhentian Sementara
61
Chapter 60. Kita Berteman Kan...?
62
Chapter 61. Amnesia
63
Chapter 62. Boleh?
64
Chapter 63. Kamu Cinta Aku Juga Kan?
65
Chapter 64. Dia Bukan Orang Jahat
66
Chapter 65. Tega
67
Chapter 66. Penampilan Baru
68
Chapter 67. Pamit
69
Chapter 68. Idola Baru
70
Chapter 69. LUPA atau INGAT ?
71
Chapter 70. Aku Tidak Akan Terbuai
72
Chapter 71. Please!
73
Chapter 72. Menahan Diri?
74
Chapter 73. Pretty Things Inside
75
Chapter 74. Keinginan dan Doaku Untukmu
76
Chapter 75. Berubah seperti Joker
77
Chapter 76. Ada Antenanya
78
Chapter 77. Tamu Besar
79
Chapter 78. Tolong Beri Perilindungan-MU
80
Chapter 79. Nurut Aku Ya
81
Chapter 80. Aku Mau Cara Alami Aja
82
Chapter 81. Kering Kerontang
83
Chapter 82. Baby Shop
84
Chapter 83. Kasih Cucu Duluan
85
Chapter 84. Fans
86
Chapter 85. Kotak Harta Karun
87
Chapter 86. Atmosfer Dingin Yang Mencekam
88
Chapter 87. Menangisi Pria Itu
89
Chapter 88. Aku Harus Tegas
90
Chapter 89. Aku Mau!
91
Chapter 90. Sampai Jari-Jemarimu Terisi Penuh
92
Chapter 91. Dikeluarkan dari KK
93
Chapter 92. Debaran Jantungku Untukmu
94
Chapter 93. Tukar Cincin
95
Chapter 94. APA?!
96
Chapter 95. Penyesalan
97
Chapter 96. Big No!
98
Chapter 97. Choose One
99
Chapter 98. Apakah Itu Hasil Karyaku?
100
Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!