AN INEFFABLE SERENDIPITY

AN INEFFABLE SERENDIPITY

Chapter 1. Hari Pertama Magang

Di lorong ruangan tingkat 69 yang masih terasa sunyi, Mecca Dini Pradipta duduk pada sebuah meja kerja berwarna keperakan dengan desain minimalis namun terasa sangat nyaman digunakan.

Mata kecoklatannya menatap lurus ke seberang meja yang ia duduki saat ini. Pintu jati tinggi berwarna coklat mengkilap dengan ukiran gaya klasik menghiasi permukaannya.

Pada pintu tersebut terpasang papan nama dengan huruf kapital RUANG DIREKTUR UTAMA, entah mengapa saat membaca tiap katanya membuat jantung gadis itu berdebar tak karuan, rasa antusiasnya mengambil alih di hari pertama magangnya ini.

Sesekali ia memperhatikan cermin yang ia letakkan di bawah meja, perhatiannya beralih pada bulu mata lentik yang menghiasi mata kecoklatannya, lalu beralih ke bibir mungil kemerahan, dan berlanjut pada rambut panjang tanggung berwarna dark brown tersebut. “Perfect.” Senyum manisnya tersungging cerah.

Seketika ia mulai berdiri dan merapikan blouse putih polosnya, memasang kartu tanda mahasiswi di bagian kanan atas pada pakaiannya kemudian kembali menepuk-nepuk kecil kain celana panjang stretch berwarna hitam pekatnya tersebut.

Mecca meraih tote bag berwarna putih gading dengan gambar dream catcher yang digradasi warna pastel. Ia memasukkan tangan kanannya, berusaha merogoh sangat dalam untuk mencari sesuatu. Pouch berwarna hijau mint ia keluarkan dengan segera.

Di dalamnya terdapat lotion, lip balm, baby powder, dan minyak telon dengan aroma chamomile. Tak ada satupun make up ala gadis-gadis jaman sekarang yang dimilikinya. Wajah polos Mecca tanpa make up memang tergolong sangat cantik, ia hanya mengambil lotion dan mengenakannya di kulit telapak tangan untuk menghindari rasa kering akibat dinginnya AC.

Untuk mengisi waktu, ia mulai membuka ponselnya dan beralih ke situs pencarian. Dia mulai mencari banyak informasi tentang perusahaan tempat ia magang saat ini sebagai refrensi penulisan skripsinya.

Perusahaan Grup A ini merupakan salah satu perusahaan alat berat terkemuka di Indonesia. Pemilik perusahaan terkenal dengan tangan dinginnya dibidang bisnis. Mereka telah melebarkan sayapnya secara luas dalam berbagai macam bentuk usaha, dari bidang jasa, perdagangan, industri, dan lain-lain.

Di tengah keasyikannya dalam membaca berbagai artikel dalam smartphonenya, tak berselang lama terdengar jelas suara pintu lift yang terbuka, dengan otomatis tubuh Mecca berdiri tegak bersiap menyambut siapa saja yang akan menghampirinya.

Kemudian nampaklah seseorang dari kejauhan dalam balutan dress putih panjang mengenakan hijab merah marun dengan tubuh mungil, berkulit putih, dan perut besar khas orang hamil perlahan mendekatinya.

“Wah… Wah… Wah... Hari pertama magang semangat sekali ya, kantor masih sepi sudah nongkrong saja di situ.” Tegurnya sembari menunjuk dengan tatapan mata dan bibir yang di majukan.

“Mbak Nindy, akhirnya datang juga. Dari tadi perasaanku campur aduk antara gelisah dan antusias. aku takut kalau Pak Bos datang lebih pagi dari pada mbak.” Cerocosnya dengan cepat.

“Tenang saja, aku sudah hafal kebiasaan Pak Fadhil, jadi nggak mungkin aku telat.” Liriknya dengan senyum kecil.

“Terima kasih banyak ya kakak sepupuku yang tercantik, kalau bukan karena rekomendasi mbak untuk jadiin aku sekretaris pengganti selama mbak cuti, aku pasti masih kebingungan cari tempat magangan.” Menunjukkan ekspresi imut dengan kedipan-kedipan lucunya.

“Jangan terima kasih saja, hadiah untuk calon keponakanmu yang mau berojol ini jangan lupa, ingat aku minta apa waktu itu.” Memberikan nada sedikit menekan sambil membelai perut buncitnya.

“Tenang... Untuk calon keponakan tersuper pasti dibelikan kok.” Cengirnya menunjukkan deretan gigi putih rapinya.

“Good !” sembari mengangkat jempol kanannya.” Pokoknya selama seminggu sebelum aku cuti, kamu harus bisa handle semua pekerjaan ya. Jaga nama baikku.” Menunjukkan mata tajam mengancam.

“Siap BOS !” sembari mengangkat tangan kanannya dalam posisi hormat.

“Tapi Mec, jurusan kamu sama posisi kita ini kan berbeda, apa bisa membantu pembuatan skripsimu? Di sini lebih banyak hanya bekerja via telepon dan mengarsipkan berkas saja loh.” Tanyanya khawatir.

“Nggak apa-apa mbak, aku kan bisa cari-cari informasi ke devisi lain untuk bahan bahasanku nanti, jadi tolong kenalkan aku dengan beberapa narasumber yang bisa bantu pengumpulan data ya mbak.” Ujarnya menunjukkan senyum termanis.

“Kalau masalah itu sih kamu tenang saja yang penting pekerjaan utama kamu disini tidak sampai kamu lalaikan.”

“Siap laksanakan.” Sahutnya cepat.

“Eh Mec, mbak ke kamar mandi dulu ya, maklum kalau sudah dekat HPL (Hari Perkiraan Lahir) begini suka beser bawaannya. Nanti kasih tahu mbak ya, kalau Pak Fadhil sudah datang.” Ucapnya sambil berlalu.

Tak lama berselang, kembali suara pintu lift terdengar terbuka, dengan sigap Mecca berdiri hendak memberikan salam. Dari jarak yang tak terlalu jauh dari meja kerjanya,

Mecca memperhatikan dengan seksama dua pria tinggi, dengan setelan jas hitam dipadu dengan kemaja putih dan sebuah dasi yang disesuaikan. Pria yang berjalan paling depan memiliki ketampanan yang membuatnya terpana, seperti mesin otomatis penilai subjek, Mecca mengukur tiap inci yang ditangkap matanya.

Pria dengan tinggi sekitar 175 cm, bertubuh tegap dengan dada bidang, berkulit kuning langsat, alis hitam tebal, bibir berwarna merah muda, dan sorot mata penakluk berwarna kehitaman. Begitulah penilaiannya mengeluarkan hasil. Entah sihir apa yang dimiliki pria itu, sehingga Mecca tak dapat mengalihkan pandangannya untuk memperhatikan pria yang kedua.

Saat kedua pria tersebut melewatinya tanpa menoleh atau mungkin tidak menyadari bahwa ia adalah sosok baru di ruangan itu, menjadikan kesadarannya hilang setengah. Dengan gelagapan ia mengucapkan,

“Se-selamat pagi pak.” Tanpa diikuti salam kembali oleh yang disapanya, hingga kedua pria itu masuk ke ruangan tepat diseberangnya.

“Wow gila... Bikin deg-degan saja tuh mas ganteng, dia itu manusia atau bukan sih, parah pesonanya. Fokus Mec… Fokus!” hela nafas kuat diikuti tangan kiri yang meraba dada untuk menenangkan detak jantungnya yang masih berisik itu.

Lewat beberapa menit dari adegan salam-menyalam itu, pintu lift kembali terbuka. Ada sepasang paruh baya yang keluar berjalan menghampirinya.

Entah siapa kedua pasangan tersebut, mereka nampak marah dan tergesa-gesa. Tanpa ba-bi-bu, kedua pasangan tersebut melewati Mecca dan masuk ke ruangan Direktur Utama tanpa permisi. Mecca hanya dapat diam mematung tanpa tahu harus berbuat apa-apa. Hingga akhirnya ia dikejutkan oleh tepukan kecil dibahu kanannya namun terasa sangat mengagetkan.

“Hei... Mangap melulu tuh mulut, kemasukan buaya darat baru tahu rasa tuh.” Tepuknya pada bahu kanan gadis dihadapnya diikuti cengiran kecil.

“Aduh... Jantungku mau copot rasanya mbak!” ucapnya dengan mata tertutup.

“Mbak sepertinya aku sudah lihat Pak Fadhil deh, beliau sudah masuk ke ruangannya tadi dan...” belum berakhir ucapnya, namun telah diinterupsi tanpa izin.

“Ya sudah, ayo aku perkenalkan dengan beliau.” Ajaknya sedikit menarik tangan disebelahnya.

“Tunggu mbak, ini bukan saat yang tepat. Sebentar lagi mbak, didalam masih...” lagi-lagi ucapnya terpotong.

“Halah... Enggak usah nanti-nanti, lebih cepat lebih baik, kamu jangan tegang, tenang saja ya.” Ucapnya sambil menarik tangan di belakangnya dan berkedip sekilas.

Terpopuler

Comments

Karyati Sholapari

Karyati Sholapari

namanya udh bagus mecca tp panggilan nya kok mec.. ga enak banget.. knp tdk dini sj.. hee.. hee

2021-11-24

0

Erlinda

Erlinda

baru mulai magang aja udah memikirkan pesona CEO..ga seru tokoh nya

2021-07-04

0

Priska Anita

Priska Anita

Like dari Rona Cinta sudah mendarat disini 💜

2020-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Hari Pertama Magang
2 Chapter 2. Perdebatan
3 Chapter 3. Tolong Aku
4 Chapter 4. Saling Mengenal
5 Chapter 5. Pasangan Narsis
6 Chapter 6. Membuat Cerita
7 Chapter 7. Takut Gelap
8 Chapter 8. Kangen Ngobrol sama Beo
9 Chapter 9. Minta Restu
10 Chapter 10. Lamaran
11 Chapter 11. Sah
12 Chapter 12. Lingerie
13 Chapter 13. Jangan Menyesal
14 Chapter 14. Lakukan Kewajibanmu
15 Chapter 15. Pendarahan
16 Chapter 16. Menginap
17 Chapter 17. Makan Malam
18 Chapter 18. Mas Stop!
19 Chapter 19. Mencari ART
20 Chapter 20. Cemburu
21 Chapter 21. Terlambat Pulang
22 Chapter 22. My World
23 Chapter 23. Khawatir
24 Chapter 24. Hanya Kelelahan
25 Chapter 25. Siapa Kamu Sebenarnya?
26 Chapter 26. Semua Ini Salah Papi!
27 Chapter 27. Trauma
28 Chapter 28. Bernostalgia
29 Chapter 29. Undangan
30 Chapter 30. Lampu Hijau
31 Chapter 31. Kembali Ke Rumah
32 Chapter 32. Rumahku Istanaku
33 Chapter 33. Sabar!
34 Chapter 34. Love You
35 Chapter 35. Ngapel
36 * A T T E N T I O N *
37 Chapter 36. Hadiah
38 Chapter 37. Aku Rindu Kamu
39 Chapter 38. Siapa Dia Mas?
40 Chapter 39. Bukti
41 Chapter 40. Beri Kesempatan
42 Chapter 41. Hadiah untuk Kak Arjun
43 Chapter 42. Suara Kucing Berantem
44 Chapter 43. Foto Terbang
45 Chapter 44. Jangan Masuk Frame
46 Chapter 45. Pembukaan Restoran
47 Chapter 46. Ayo Kita Temui Daddy
48 Chapter 47. Minta Pertanggungjawaban
49 Chapter 48. Menangis Histeris
50 Chapter 49. Anakku Adalah Adikmu
51 Chapter 50. Apa Maumu Sebenarnya?
52 Chapter 51. Couvade Syndrome
53 Chapter 52. Hormon Kehamilan
54 Chapter 53. Baba-Bubu?
55 Chapter 54. Usaha Terakhir
56 Chapter 55. Biarkan Aku Melindungimu
57 Chapter 56. Pohon Mangga
58 Chapter 57. Be dan Bi
59 Chapter 58. Tasyakuran
60 Chapter 59. Pemberhentian Sementara
61 Chapter 60. Kita Berteman Kan...?
62 Chapter 61. Amnesia
63 Chapter 62. Boleh?
64 Chapter 63. Kamu Cinta Aku Juga Kan?
65 Chapter 64. Dia Bukan Orang Jahat
66 Chapter 65. Tega
67 Chapter 66. Penampilan Baru
68 Chapter 67. Pamit
69 Chapter 68. Idola Baru
70 Chapter 69. LUPA atau INGAT ?
71 Chapter 70. Aku Tidak Akan Terbuai
72 Chapter 71. Please!
73 Chapter 72. Menahan Diri?
74 Chapter 73. Pretty Things Inside
75 Chapter 74. Keinginan dan Doaku Untukmu
76 Chapter 75. Berubah seperti Joker
77 Chapter 76. Ada Antenanya
78 Chapter 77. Tamu Besar
79 Chapter 78. Tolong Beri Perilindungan-MU
80 Chapter 79. Nurut Aku Ya
81 Chapter 80. Aku Mau Cara Alami Aja
82 Chapter 81. Kering Kerontang
83 Chapter 82. Baby Shop
84 Chapter 83. Kasih Cucu Duluan
85 Chapter 84. Fans
86 Chapter 85. Kotak Harta Karun
87 Chapter 86. Atmosfer Dingin Yang Mencekam
88 Chapter 87. Menangisi Pria Itu
89 Chapter 88. Aku Harus Tegas
90 Chapter 89. Aku Mau!
91 Chapter 90. Sampai Jari-Jemarimu Terisi Penuh
92 Chapter 91. Dikeluarkan dari KK
93 Chapter 92. Debaran Jantungku Untukmu
94 Chapter 93. Tukar Cincin
95 Chapter 94. APA?!
96 Chapter 95. Penyesalan
97 Chapter 96. Big No!
98 Chapter 97. Choose One
99 Chapter 98. Apakah Itu Hasil Karyaku?
100 Curhat
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1. Hari Pertama Magang
2
Chapter 2. Perdebatan
3
Chapter 3. Tolong Aku
4
Chapter 4. Saling Mengenal
5
Chapter 5. Pasangan Narsis
6
Chapter 6. Membuat Cerita
7
Chapter 7. Takut Gelap
8
Chapter 8. Kangen Ngobrol sama Beo
9
Chapter 9. Minta Restu
10
Chapter 10. Lamaran
11
Chapter 11. Sah
12
Chapter 12. Lingerie
13
Chapter 13. Jangan Menyesal
14
Chapter 14. Lakukan Kewajibanmu
15
Chapter 15. Pendarahan
16
Chapter 16. Menginap
17
Chapter 17. Makan Malam
18
Chapter 18. Mas Stop!
19
Chapter 19. Mencari ART
20
Chapter 20. Cemburu
21
Chapter 21. Terlambat Pulang
22
Chapter 22. My World
23
Chapter 23. Khawatir
24
Chapter 24. Hanya Kelelahan
25
Chapter 25. Siapa Kamu Sebenarnya?
26
Chapter 26. Semua Ini Salah Papi!
27
Chapter 27. Trauma
28
Chapter 28. Bernostalgia
29
Chapter 29. Undangan
30
Chapter 30. Lampu Hijau
31
Chapter 31. Kembali Ke Rumah
32
Chapter 32. Rumahku Istanaku
33
Chapter 33. Sabar!
34
Chapter 34. Love You
35
Chapter 35. Ngapel
36
* A T T E N T I O N *
37
Chapter 36. Hadiah
38
Chapter 37. Aku Rindu Kamu
39
Chapter 38. Siapa Dia Mas?
40
Chapter 39. Bukti
41
Chapter 40. Beri Kesempatan
42
Chapter 41. Hadiah untuk Kak Arjun
43
Chapter 42. Suara Kucing Berantem
44
Chapter 43. Foto Terbang
45
Chapter 44. Jangan Masuk Frame
46
Chapter 45. Pembukaan Restoran
47
Chapter 46. Ayo Kita Temui Daddy
48
Chapter 47. Minta Pertanggungjawaban
49
Chapter 48. Menangis Histeris
50
Chapter 49. Anakku Adalah Adikmu
51
Chapter 50. Apa Maumu Sebenarnya?
52
Chapter 51. Couvade Syndrome
53
Chapter 52. Hormon Kehamilan
54
Chapter 53. Baba-Bubu?
55
Chapter 54. Usaha Terakhir
56
Chapter 55. Biarkan Aku Melindungimu
57
Chapter 56. Pohon Mangga
58
Chapter 57. Be dan Bi
59
Chapter 58. Tasyakuran
60
Chapter 59. Pemberhentian Sementara
61
Chapter 60. Kita Berteman Kan...?
62
Chapter 61. Amnesia
63
Chapter 62. Boleh?
64
Chapter 63. Kamu Cinta Aku Juga Kan?
65
Chapter 64. Dia Bukan Orang Jahat
66
Chapter 65. Tega
67
Chapter 66. Penampilan Baru
68
Chapter 67. Pamit
69
Chapter 68. Idola Baru
70
Chapter 69. LUPA atau INGAT ?
71
Chapter 70. Aku Tidak Akan Terbuai
72
Chapter 71. Please!
73
Chapter 72. Menahan Diri?
74
Chapter 73. Pretty Things Inside
75
Chapter 74. Keinginan dan Doaku Untukmu
76
Chapter 75. Berubah seperti Joker
77
Chapter 76. Ada Antenanya
78
Chapter 77. Tamu Besar
79
Chapter 78. Tolong Beri Perilindungan-MU
80
Chapter 79. Nurut Aku Ya
81
Chapter 80. Aku Mau Cara Alami Aja
82
Chapter 81. Kering Kerontang
83
Chapter 82. Baby Shop
84
Chapter 83. Kasih Cucu Duluan
85
Chapter 84. Fans
86
Chapter 85. Kotak Harta Karun
87
Chapter 86. Atmosfer Dingin Yang Mencekam
88
Chapter 87. Menangisi Pria Itu
89
Chapter 88. Aku Harus Tegas
90
Chapter 89. Aku Mau!
91
Chapter 90. Sampai Jari-Jemarimu Terisi Penuh
92
Chapter 91. Dikeluarkan dari KK
93
Chapter 92. Debaran Jantungku Untukmu
94
Chapter 93. Tukar Cincin
95
Chapter 94. APA?!
96
Chapter 95. Penyesalan
97
Chapter 96. Big No!
98
Chapter 97. Choose One
99
Chapter 98. Apakah Itu Hasil Karyaku?
100
Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!