02. Hati-hati yang hancur !

Bugghhh!

Sebuah pukulan melayang di wajah Verry di sertai dengan umpatan.

"Dasar baji*gan." Jorgie yang melakukannya, dia tidak tahan atas penghinaan yang di lontarkan oleh Verry dan Gilda terhadap Meylani.

Padahal peti mati sang kakak belum tertutup, tapi keluarga Sukmajaya seakan mencari-cari masalah. Mengenai masalah Jeniffer tanpa harus di katakan pun Jorgie dan orang tuanya bersedia merawat peninggalan satu-satunya dari Meylani.

"Beraninya lu menghina Ci Meylani dengan mulut busuk lu itu. Tanpa mesti dikatakan kami pasti akan merawat Jennifer dengan sepenuh hati. Tidak seperti kalian yang membuang darah daging sendiri." ucap Jorgie dengan mata menyalang.

"Dasar anak kemarin sore, tahu apa kamu mengenai mitos di keluarga Sukmajaya!" hardik Gilda, dia tidak terima Verry sang anak terkena bogeman dari Jorgie.

"Saya memang masih anak kemarin sore. Tapi tidak sekeji kalian yang mementingkan mitos dan tradisi yang tidak masuk akal tersebut. Memangnya ini tahun berapa?" dengan mengarahkan telunjuk kanannya, Jorgie menunjuk marah ke arah Gilda

"Sudahlah Jorgie. Jangan buat keributan di rumah duka. Peti mati Mey pun belum tertutup."

"Papa, sepertinya Jeniffer rindu sama mamanya, jadi mama bawa kemari biar Jeniffer bisa lihat muka mamanya untuk terakhir kalinya." suara Camelia yang memasuki ruangan semakin menambah ketegangan yang tercipta.

Para pengerja yang ingin pulang pun bingung bagaimana cara mereka untuk pamit pulang sementara kedua keluarga yaitu Sukmajaya dan Atmadja sedang berseteru di tambah dengan kehadiran seorang bayi yang menjadi inti dari konflik keduanya.

"Ada apa ini kenapa semuanya terdiam?" tanya Camelia belum melihat adanya Verry dan Gilda.

"Mama.... Lihatlah ke arah Jorgie di sana ada...." Stanley tidak meneruskan kalimatnya dan malah menunjuk ke arah sang putra.

Awalnya Camelia tidak mengerti dengan maksud Stanley berbicara seperti itu hingga wanita itu memutuskan untuk menoleh ke arah Jorgie, seketika matanya membelalak saat melihat kehadiran kedua orang yang telah membuat hidup putrinya menderita.

Ya, Camelia sempat membaca 3 halaman pertama dari diary Meylani dan wanita itu terisak saat mulai membacanya.

Jakarta, 19 XX 20XX

Ko Verry rasanya berubah saat mengetahui janin yang ku kandung adalah perempuan. Tidak ada perlakuan hangat saat dulu saat kami berpacaran, awal menikah dan mengetahui jika aku sedang hamil.

Ada untungnya juga aku menolak mengetahui jenis kelamin anak ini saat dokter bisa memprediksi jenisnya. Seakan-akan ada yang menyuruhku untuk tidak melakukannya.

Tapi kejadian aku pendarahan hebat 3 minggu yang lalu saat kandunganku berusia 8 bulan, membuatku menyerah saat dokter meminta USG untuk mengetahui. Bayi laki-laki kah atau perempuan yang ku kandung.

Ko Verry menggeram kesal saat melihat hasil USG dan perkataan sang dokter kandungan yang mengatakan bahwa perempuanlah calon anak kami.

Sejak saat itu, aku tahu jika hidupku akan di penuhi oleh air mata. Apakah aku membenci anak ini? Tentu saja tidak, aku akan mempertahankannya apa pun yang terjadi. Mungkin dengan bantuan mama dan papa.

"Jorgie, Jorgie hentikan dek. Jangan lampiaskan kemarahanmu dengan kekerasan." Camelia terkesiap dari lamunannya saat mendengar suara dari pak Andre yang memegang tubuh Jorgie yang hendak memukul Verry.

"Saya tahu pak, apa yang saya lakukan ini salah... Tapi saya hanya membela harga diri dari Ci Mey. Mereka berdua berbicara seakan hidupnya suci tidak penuh dosa."

"Apa salahnya dengan anak perempuan. Bukannya jika di perlakukan sama anak perempuan akan dapat menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tuanya."

"Pikiran kolot yang membuat kaum perempuan tidak dapat berkembang, padahal setiap manusia sudah di berikan talentanya masing-masing dari Tuhan. Mengapa ada orang yang menyalahkan kuasa Tuhan."

Jorgie terus berteriak di tengah dekapan 2 orang pria dewasa yang tidak ingin sang pemuda menyesali diri di kemiskinan hari karena menjadi kriminal di usia muda. Keadaan Verry sudah babak belur akibat tinju yang bertubi-tubi dari Jorgie.

Stanley hanya dapat terduduk diam di tenangkan oleh bapak pendeta yang mengatakan kalimat motivasi dan penghiburan. Tidak ada nada penghakiman untuk Jorgie yang keluar dari bibir pemuka agama itu.

"Ya Tuhan, papa Jorgie!" Camelia segera menghampiri sang suami yang sepertinya sudah mulai tenang.

"Jorgie!" setelah itu Camelia memanggil sang putra.

"Bisa kamu gendong Jeniffer sebentar Mama ada urusan dengan kedua orang ini." kedua laki pelayan gereja itu langsung melepaskan Jorgie dan pemuda itu menerima sang keponakan dan mendekapnya dengan erat.

"Tidak cukupkah kalian membuat putri saya menderita semasa hidupnya. Mau perlu apa kalian ke sini? Mau mengacau di rumah duka ini?" Camelia mendorong tubuh Gila sehingga tersungkur di samping Verry.

"Ah, apa kalian takut jika Jeniffer akan menghancurkan hidup kalian? Tenang saja kalian tidak perlu takut. Saya phopho nya akan mengurus anak ini sebagai ganti anak saya Meylani yang sudah meninggal."

"Jadi jangan harap kalian dapat bertemu dengan Jeniffer, meskipun kelak kalian menginginkannya."

"Cih, siapa juga yang sudi mengurus anak perempuan. Oh iya sebenarnya Verry sudah menikah lagi dan baru saja Minggu lalu istrinya Verry melahirkan anak laki-laki, kami cuma mau mengingatkan agar anak perempuan itu tidak mengganggu keluarga Sukmajaya." sahut Gilda dengan pongah.

Setelah mengatakan itu Verry dan Gilda keluar dari ruangan duka. Meninggalkan rasa sakit yang terdalam bagi ketiga orang keluarga Atmadja itu.

"Kiranya Tuhan memperhatikan setiap ratap dan tangis dari putrimu yang sudah meninggal, dan Tuhan juga melihat dan menghitung setiap tetes air mata yang keluar dari hati yang hancur. Ingat pak Stanley dan Bu Camelia kalian harus tetap kuat karena Jeniffer masih membutuhkan kalian sebagai Akhung dan phopho nya."

"Dan kamu Jorgie, tugasmu mungkin akan melebihi seorang om. Siapa tahu Jeniffer akan melihat kamu sebagai sosok seorang ayah."

Kedua nasihat berbeda di tujukan pada ketiganya, Jorgie yang masih menggendong Jeniffer semakin mendekap erat sang ponakan yang wajahnya sama persis dengan Meylani.

Tes tes tes

Air mata yang di tahannya semenjak di rumah sakit, tumpah ruah tanpa dapat pemuda itu cegah. Hanya tepukan di bahu tanda penghiburan dan kekuatan yang Jorgie terima dari para pelayan gereja itu.

"Terima kasih pak pendeta Daniel dan para hamba-Nya, kalau tidak ada kalian mungkin keluarga kami sudah berurusan dengan pihak kepolisian." ucap Stanley dengan bahu bergetar.

Semua maklum atas rasa sedih dari orang tua yang kehilangan anaknya untuk selamanya. Rasa kehilangan itu tidak akan dapat hilang dan tergantikan oleh apapun.

"Baiklah kami permisi pulang dulu, sudah sangat larut. Besok kami akan datang lagi di ibadah penghiburan sampai proses kremasi berlangsung. Kalau mau meratap dan menangis lakukan sampai proses kremasi Meylani. Setelah itu kalian harus kuat." ucap Pak Pendeta Daniel.

Sepeninggalan para pelayan gereja itu, Camelia langsung menangis terisak di samping jenazah Meylani dan mengusap kepala sang putri yang tubuhnya mulai mendingin.

Hidup di dunia ini bagaikan angan-angan dan sekejap mata saja. Karena itu janganlah menyia-nyiakan apa talenta yang telah di berikan oleh Tuhan.

Terpopuler

Comments

Cut ida Suryani

Cut ida Suryani

gak kebayang perasaan orang tuanya Meylani gimana, saat tau anaknya meninggal karena overdosis

2023-03-26

1

lihat semua
Episodes
1 00. Prolog
2 00. Prolog
3 01. Verry menolak Jeniffer!
4 02. Hati-hati yang hancur !
5 03. Rahasia yang di pendam Meylani!
6 04. 6 tahun kemudian!
7 05. Jeniffer di culik!
8 06. Bangkitnya monster!
9 07. Selamat dan kembali ke keluarga Atmadja
10 08. 6 tahun kemudian!
11 09. Memanggil Jessi!
12 10. Hampir ketahuan!
13 11. Bertemu dengan Edward!
14 12. Menyapa kenangan!
15 13. Jeniffer menemukan diary Meylani!
16 14. Perseteruan pertama dengan Edward!
17 15. Kelakuan Jessi saat kemping!
18 16. Goodbye Junior High School!
19 17. Pertemuan Pertama!
20 18. Jeniffer Jatuh Cinta!
21 19. Jeniffer bertemu dengan Karina
22 20. Mulai dari Edward!
23 21. Your voice deep in my mind!
24 22. Serasa seperti makan di resto bintang
25 23. Jessi bertindak sendiri
26 24. Jessi vs Leo
27 25. Leo menyukai 'Jeniffer'
28 26. Menghindari Leo!
29 27. Modusnya Jeniffer!
30 28. Liburan bersama Joseph
31 29. Menekan mental Edward!
32 30. Meraih hati Joseph melalui Karina
33 31. Joseph mulai teringat akan Jeniffer
34 32. Usaha membuntuti Edward!
35 33. Dinner yang tak di rencanakan!
36 34. Cie yang tidur seatap, deg-degan ya?
37 35. Jessi takut dengan Joseph?
38 36. Memulai rencana balas dendam!
39 37. Mengerjai Mental Edward!
40 38. Edward mulai curiga!
41 39. Edward mulai mencari tahu?
42 40. Joseph memikirkan Jeniffer!
43 41. Pertemuan dua guru BK!
44 42. Jeniffer yang rindu dengan sosok seorang ibu!
45 43. Firasat buruk Camelia!
46 44. Weekend yang membahagiakan
47 45. Joseph yang mulai resah
48 46. Joseph bertemu dengan Leo
49 47. Bertemu dengan Keluarga Sukmajaya
50 48. Jeniffer sakit
51 49. Mulai curiga dengan Jeniffer
52 50. Leo mencari keberadaan Jeniffer
53 51. 2 pemuda menjenguk Jeniffer
54 52. Persaingan antara 2 pemuda!
55 53. Jessi kabur!
56 54. Edward dalam bahaya!
57 55. Pelarian Jessi dan Edward
58 56. Joseph panik!
59 57. Memerintah Edward
60 58. Jessi vs Jeniffer
61 59. Kecemasan keluarga Sukmajaya
62 60. Menemukan jejak
63 61. I Found You
64 62.Jessi berhasil 'ditidurkan'?
65 63. Gilda vs Camelia
66 64. Edward memperingatkan Joseph
67 65. Rencana Gilda
68 66. Memulai pengobatan
69 67. Perubahan Edward
70 68. Sekolah baru Jeniffer
71 69. Jeniffer yang dirindukan Leo
72 70. Leo yang curiga dengan Joseph
73 71. Memulai penyelidikan terhadap Joseph
74 72. Bertemu secara tidak sengaja
75 73. Leo yang kembali semangat
76 74. Ancaman masih mengintai
77 75. Joseph yang mulai perhatian
78 76. Bertemu dengan Leo
79 77. Romantisme dua JJ
80 78. Ada yang gigit jari
81 79. Gilda yang berulah kembali
82 80 Tertangkap kembali
83 81. Hati nurani seorang ayah
84 82. Mencoba kabur
85 83. Sebuah pengorbanan
86 84. Penyesalan keluarga Sukmajaya
87 85. Goodbye Jessi
88 86. Sebuah akhir untuk awal perjalanan yang baru
Episodes

Updated 88 Episodes

1
00. Prolog
2
00. Prolog
3
01. Verry menolak Jeniffer!
4
02. Hati-hati yang hancur !
5
03. Rahasia yang di pendam Meylani!
6
04. 6 tahun kemudian!
7
05. Jeniffer di culik!
8
06. Bangkitnya monster!
9
07. Selamat dan kembali ke keluarga Atmadja
10
08. 6 tahun kemudian!
11
09. Memanggil Jessi!
12
10. Hampir ketahuan!
13
11. Bertemu dengan Edward!
14
12. Menyapa kenangan!
15
13. Jeniffer menemukan diary Meylani!
16
14. Perseteruan pertama dengan Edward!
17
15. Kelakuan Jessi saat kemping!
18
16. Goodbye Junior High School!
19
17. Pertemuan Pertama!
20
18. Jeniffer Jatuh Cinta!
21
19. Jeniffer bertemu dengan Karina
22
20. Mulai dari Edward!
23
21. Your voice deep in my mind!
24
22. Serasa seperti makan di resto bintang
25
23. Jessi bertindak sendiri
26
24. Jessi vs Leo
27
25. Leo menyukai 'Jeniffer'
28
26. Menghindari Leo!
29
27. Modusnya Jeniffer!
30
28. Liburan bersama Joseph
31
29. Menekan mental Edward!
32
30. Meraih hati Joseph melalui Karina
33
31. Joseph mulai teringat akan Jeniffer
34
32. Usaha membuntuti Edward!
35
33. Dinner yang tak di rencanakan!
36
34. Cie yang tidur seatap, deg-degan ya?
37
35. Jessi takut dengan Joseph?
38
36. Memulai rencana balas dendam!
39
37. Mengerjai Mental Edward!
40
38. Edward mulai curiga!
41
39. Edward mulai mencari tahu?
42
40. Joseph memikirkan Jeniffer!
43
41. Pertemuan dua guru BK!
44
42. Jeniffer yang rindu dengan sosok seorang ibu!
45
43. Firasat buruk Camelia!
46
44. Weekend yang membahagiakan
47
45. Joseph yang mulai resah
48
46. Joseph bertemu dengan Leo
49
47. Bertemu dengan Keluarga Sukmajaya
50
48. Jeniffer sakit
51
49. Mulai curiga dengan Jeniffer
52
50. Leo mencari keberadaan Jeniffer
53
51. 2 pemuda menjenguk Jeniffer
54
52. Persaingan antara 2 pemuda!
55
53. Jessi kabur!
56
54. Edward dalam bahaya!
57
55. Pelarian Jessi dan Edward
58
56. Joseph panik!
59
57. Memerintah Edward
60
58. Jessi vs Jeniffer
61
59. Kecemasan keluarga Sukmajaya
62
60. Menemukan jejak
63
61. I Found You
64
62.Jessi berhasil 'ditidurkan'?
65
63. Gilda vs Camelia
66
64. Edward memperingatkan Joseph
67
65. Rencana Gilda
68
66. Memulai pengobatan
69
67. Perubahan Edward
70
68. Sekolah baru Jeniffer
71
69. Jeniffer yang dirindukan Leo
72
70. Leo yang curiga dengan Joseph
73
71. Memulai penyelidikan terhadap Joseph
74
72. Bertemu secara tidak sengaja
75
73. Leo yang kembali semangat
76
74. Ancaman masih mengintai
77
75. Joseph yang mulai perhatian
78
76. Bertemu dengan Leo
79
77. Romantisme dua JJ
80
78. Ada yang gigit jari
81
79. Gilda yang berulah kembali
82
80 Tertangkap kembali
83
81. Hati nurani seorang ayah
84
82. Mencoba kabur
85
83. Sebuah pengorbanan
86
84. Penyesalan keluarga Sukmajaya
87
85. Goodbye Jessi
88
86. Sebuah akhir untuk awal perjalanan yang baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!