P2 (POLIANDRI & POLIGAMI)
“Bun, apa kamu sudah siap?” tanya sosok pria tampan yang terlihat sudah rapi dan wangi berdiri sambil sedikit merapikan penampilannya yang dilihat kurang pas.
“Iya Mas sebentar lagi,” jawab wanita yang sudah terlihat cantik dengan dress hitam selututnya juga sedikit belahan dada yang terlihat.
Pria itu melihat dengan sedikit mengerutkan kening akan penampilan wanitanya, dia memang sangat cantik dan sudah dipastikan akan membuat kaum pria tidak akan bisa melepaskan pandangannya dari sang wanita namun sepertinya dari raut wajah pria itu tidak terlalu menyukai penampilan wanitanya.
Lelaki itu mendekat dan memberikan senyum ramahnya pada sang wanita seraya berkata, “Sayang, apa tidak sebaiknya kamu tutup bagian yang terbuka itu.”
Wanita itu menunduk melihat belahan dadanya yang memang sedikit terlihat dan dia berpikir itu tidak masalah tetapi tidak dengan suaminya tersebut. Zefa sampai saat ini tidak habis pikir kenapa dia bisa menikah dengan Primus, pria yang seratus delapan puluh derajat berbeda dengannya.
Zefa yang supel dan sangat mengikuti jaman juga energik berbeda dengan Primus yang walau pria tampan tetapi pasif, lebih banyak diam. Pernikahan mereka baru berjalan satu tahun dan mereka masih belum dikaruniai seorang anak.
Primus sudah sangat menginginkan anak namun apa daya masih belum di beri kepercayaan sama Tuhan sedangkan Zefa masih sangat menikmati masa-masa bebasnya sampai detik ini. Wanita itu masih belum mau dibuat repot oleh kehadiran buah hati, wanita itu masih ingin bebas jalan dan melakukan apapun yang disukai.
“Sedikit Mas, gak masalah,” sahut Zefa dengan wajah yang tidak suka mendapat teguran dari suaminya mengenai penampilannya saat ini.
“Iya, tapi tetap saja namanya terbuka dan itu mengundang syahwat pria sayang, aku juga tidak suka karena kamu tau sendiri kan kalau teman-temanku itu bagaimana,” balas Primus lagi.
“Iya, iya,” rajuk Zefa lalu mencari cardigan untuk menutupi bagian dadanya dengan wajah sedikit cemberut..
Primus tersenyum lalu memeluk Zefa dengan hagat agar kesal dalam hati sang istri hilang. Dengan masih merangkul tubuh Zefa seutas kata lembut dengan goda diucapkan Primus, “Senyumnya mana, hilang cantiknya loh kalau gak senyum.”
Primus terus memberikan kehangatan serta ke lembutannya dengan sedikit goda sampai akhirnya Zefa tersenyum tipis walau terpaksa. Setelah senyum terlihat di wajah istri tercintanya keduanya keluar dari rumah untuk pergi.
Mereka akan pergi ke acara reuni alumni sekolah Primus dan acara reuni ini adalah reuni akbar jadi akan ada banyak yang datang nanti. Zefa tidak mungkin melewatkan kesempatan itu dan dia juga tidak mau jika nanti Primus dapat godaan dari teman-temannya.
Sampai di depan gedung sudah tampak tempat parkir yang begitu ramai. Mereka memang datang lewat dari waktu yang sudah ditetapkan agar tidak terlalu lama di sana. Acara sudah dimulai sejak satu jam yang lalu dan ketika Primus datang dia dapat sambutan yang cukup riuh sebab Primus mantan ketua osis dan salah satu dari murid yang sangat di gandrungi oleh siswi wanita karena pendiamnya tersebut.
Mc yang merupakan teman Primus langsung memberikan sambutan heboh sampai semua berpaling dan memberikan apuse atas kedatangannya. Zefa memberikan senyum terbaiknya dan wanita itu banyak mendapat pujian karena kecantikannya.
Zefa sangat menikmati acara tersebut walau terkadang Primus meninggalkannya untuk mengobrol dengan teman-temannya tetapi Zefa tidak mati kutu di tempat itu. Zefa sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan disana dan dia sangat tahu bagaimana caranya membuat diri sendiri senang.
“Siapa dia, kenapa dia bisa terlihat sangat akrab sama Mas Primus!” tanya Zefa pada dirinya sendiri ketika dia melihat ada wanita cantik berbincang sangat akrab dengan Primus, “apa dia mantannya Mas Primus!” kembali wanita itu menerka-nerka.
Rasa penasaran yang sangat besar membuat akhirnya Zefa menghampiri Primus. Dia berjalan lurus dengan tatapan yang terus tertuju pada suaminya karena merasa tidak suka dengan sikap saling ramah keduanya.
Zefa jalan fokus tanpa memperhatikan kanan kiri sampai dia akhirnya menabrak seseorang yang sedang membawa minuman. Zefa terkejut sama halnya dengan sosok itu, sosok pria yang sudah tertabrak, Dirga menahan amarahnya setelah melihat paras cantik wanita tersebut.
Zefa mematung setelah permintaan maafnya, dia terpesona dengan sosok yang ada di hadapannya saat ini. Untuk beberapa saat mereka saling pandang dalam diam, dalam benak keduanya saling memuji paras masing-masing.
Keduanya saling tertarik pada pandangan pertama dan mereka sama-sama terbata ketika sadar lalu saling menjauh. Senyum tipis sama-sama mereka lemparkan dan Zefa kembali menyampaikan permintaan maafnya.
“Iya sama-sama, aku juga salah kok karena memang terburu-buru juga,” ucap sosok tersebut lalu membersihkan tangannya yang terkena minuman.
“Ow gitu, ya sudah kalau gitu aku ambilkan lagi minumannya yah,” balas Zefa namun ditolak.
“Oh no, tidak usah gak masalah, biar aku saja dan terima kasih,” balasnya.
“Yakin, aku gak enak nih,” sedikit manja Zefa berkata membuat senyum kembali terlihat di wajah pria itu yang tidak kalah tampan dari suaminya bahkan Zefa dalam benaknya memuji jika pria yang ada di hadapannya itu lebih keren dari Primus.
“Iya. Aku masih bisa ambil sendiri.”
“Emm, ya sudah kalau begitu, maaf yah sekali lagi,” ucap Zefa yang di respon anggukan kepala juga senyum manisnya.
Beberapa detik Zefa masih terus melihat pria itu halan menjauh. Zefa sadar ketika pria itu tidak terlihat lagi karena terhalang beberapa orang yang melintas. Zefa menghela nafas sambil memuji pria itu dan dia berniat menanyakan pada Primus siapa tahu suaminya kenal dengan lelaki tadi.
Zefa balik badan dan ternyata dia masih melihat suaminya berbincang dengan wanita tadi. Sepertinya percakapan mereka semakin seru sebab keduanya tertawa dan entah kenapa Zefa tidak menyukai kedekatan mereka.
Wanita itu lalu kembali melanjutkan niatnya untuk mendekat dan menanyakan atau bahkan menghalangi kedekatan mereka. Raut wajah tidak suka sangat terlihat jelas tetapi ketika mendekati suami serta temannya itu Zefa berusaha menahan rasanya.
“Mas,” tegur Zefa.
“Hai, kamu kemana aja, aku cariin dari tadi,” jawab Primus yang sepertinya tidak tampak kikuk atau merasa tidak enak hati.
Primus biasa saja, dari sana Zefa berpikir jika mereka hanya teman terlebih Primus langsung mengenalkan Zefa pada temannya tersebut. Primus mengenalkan sosok wanita yang dipanggil Milea tersebut pada Zefa dan mereka langsung bisa mengakrabkan diri karena sosok Zefa yang supel.
Mereka bertukar cerita dan ternyata Primus dan Milea adalah sahabat yang terpisah karena Milea ikut suaminya setelah menikah. Milea menjalankan bisnis kecil-kecilan untuk sekedar mencari kesibukan karena walau lebih lama sudah menjalankan rumah tangga ternyata mereka sama, belum diberikan momongan.
“Hallo sayang,” tutur seseorang yang membuat semua menoleh ke asal suara dan membuat Zefa sedikit terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments