Juna

Juna

Bab 1

Tiga pemuda tampan sedang berjalan melewati koridor dengan banyak teriakan histeris dari para penggemar mereka dari berbagai sudut tempat di sana.

"Gue makin hari makin keliatan ganteng aja, " Ucap Varo sambil melihat pantulan dirinya di cermin kecil yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.

"Narsis lu, " Ujar Juna sambil menoyor kepala Varo.

Lalu Andy pun tertawa melihat temannya di lakukan seperti itu oleh Juna terlebih lagi semua orang yang memperhatikan mereka juga ikut tertawa karena kelakuan mereka.

"Lu mah seneng aja kayaknya kalau gue di ketawain semua orang, " Kesal Varo pada kedua temannya yang selalu membully dirinya, namun walaupun begitu ia tetap sayang pada mereka.

"Dih ngambek ni anak, " Goda Juna sambil merangkul pundak Varo.

Merekapun sekarang sudah berada di kelasnya, mereka duduk dengan gaya mereka masing-masing di kursi tersayang mereka, Juna duduk bersama Varo sementara Andi ia duduk di meja samping mereka.

"Lu tau gak kalau misalkan hari ini adalah hari yang indah? " Ucap Andi sedikit bergurau.

"Gak tau gak bisa liat cuaca, " Balas Juna acuh.

"Serah lu dah, kalau misalkan lu gak bisa bercanda belajar dulu sama gue makannya, " Ujar Varo sambil mengangkat sebelah alisnya, sok ganteng biasa.

Tiba-tiba bel masuk berbunyi dan membuat semua murid yang masih berada di luar pun berlarian masuk ke kelas, karena kalau mereka sampai telat bisa-bisa mereka terkena hukuman.

"Masuk nih, " Ujar Juna sambil mengambil buku yang berada di tasnya, Juna hanya akan mengambil satu buku yang sangat tipis di dalam tasnya. dan ingat ia tidak pernah menganti buku itu di setiap harinya.

Jika semua murid sudah menghabiskan beberapa buku selama bersekolah, itu tidak berlaku bagi Juna, ia hanya akan menghabiskan beberapa lembar saja untuk belajar di sekolah selama satu tahun, bahkan mungkin saja satu buku sudah cukup untuknya belajar di SMA tanpa membeli buku lagi.

Ia juga tidak pernah membeli bal poin untuk menulis, karena ia bisa dengan mudahnya meminta bal poin dari para fans nya, bahkan setiap pagi di kolong mejanya akan ada berbagai macam coklat di sana.

Beberapa jam berlalu jam pelajaran pun sudah selesai, tadi mereka belajar matematika.

"Buset gue hampir mati duduk tadi, " Ujar Varo sambil menatap kesal ke arah depan.

"Emangnya lu kenapa? " Tanya Juna.

"Lu pikir aja anjir, masa iya Pak Gidion ngasih soal matematika sebanyak itu, mana harus di selesain dalam waktu satu jam, dia pikir matematika itu segampang kita ngabisin krupuk satu apa? " Kesal Varo, masih terlihat di dalam matanya Varo masih sangat kesal pada Pak Gidion.

"Bisa aja kalau ngomong, " Ujar Andi.

"Ya abisnya, " Balas Varo.

"Mau ke kantin gak? " Tanya Juna pada kedua temannya.

"Bentar, " Varo mengambil beberapa coklat dalam meja Juna, dan juga ada sekotak bal poin.

"Ah rejeki anak sholeh, " Ujar Varo sambil mengelus dadanya.

"Buat gue yah, lumayan setok satu minggu, " Sambungnya sambil menatap ke arah Juna.

"Ambil aja sekalian lu ambil nih sama meja-mejanya, " Balas Juna.

"Bagi napa, " Rupanya Andi juga menginginkan apa yang Varo ambil dari kolong meja Juna.

"Ya udah nanti kita bagi rata aja, sekarang kita ke kantin dulu deh, " Varo pun memasukan semua yang ia ambil ke dalam tasnya lalu setelah itu mereka pergi berjalan menuju kantin.

Setelah berada di kantin banyak sekali pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan kagum, ada juga yang meneriaki nama mereka dengan bilang kalau mereka adalah pacarnya, atau mereka adalah kakaknya, dan masih banyak lagi yang ingin berdekatan dengan mereka.

"Gue jadi ngerasa jadi artis, " Ujar Varo sambil cengengesan.

"Gue juga ngerasa jadi artis, gue gak bisa bayangin kalau sampai gue benar-benar jadi artis, pasti mereka akan pingsan kalau liat gue lewat, " Timpa Andi sambil membayangkan dirinya akan seperti apa jika ia menjadi seorang aktris.

"Kalau ngayal jangan ketinggian, udah ah pesenin gue makan sana! " Titah Juna yang sudah mual mendengar oceha mereka yang benar-benar membuatnya sedikit kesal.

Andi pun berjalan menuju penjaga kantin dan mulai memesankan makanan untuk kedua temannya dan juga untuk dirinya, setelah memesan makanan kini ia kembali ke tempat nya dan menyodorkan apa yang kedua temannya inginkan.

"Lu belum mau punya pacar gitu? " Tanya Andi pada Juna, pasalnya di antara mereka bertiga hanya Juna lah yang belum pernah punya pacar.

Bahkan mereka tidak yakin kalau Juna pernah berpacaran dulu, karena ia masih terlihat sangat bodoh jika sudah berhadapan dengan yang namanya cinta dan juga perempuan.

Dan diantara mereka Varo lah yang selalu ganti-ganti pasangannya, ia terkenal karena sering menyakiti dan mengkhianati perempuan, namun walaupun seperti itu ia tetap menjadi idola kedua setelah Juna bagi pada siswi di sekolah ini.

Sedangkan Andi, ia di kenal sebagai lelaki yang bisa di bilang setia, ia lebih bisa menghargai hati wanita di banding yang lainnya, ia adalah orang yang mampu membuat wanita nyaman jika sudah berada di sampingya, namun entah kenapa para wanita malah lebih suka pada Varo di banding dirinya.

Saat akan berjalan menuju penjaga kantin untuk membayar semua makanan yang barusan mereka makan, Tiba-tiba seorang perempuan menabrak Juna membuat piring makanan yang Juna bawa terjatuh ke lantai.

"Sorry gue buru-buru, " Ucap wanita yang barusan menabraknya, ia menatap wajah Juna tanpa terpukau sedikitpun ia malah menatap wajah ketiganya dengan tatapan yang biasa saja.

Wanita itu mengambil barang-barang yang ia jatuhkan lalu memberikannya kembali pada Juna, setelah itu ia pergi dari hadapan mereka ia pikir masalah mereka sudah selesai, namun ternyata itu belum selesai, Juna benar-benar tidak suka di tatap seperti itu oleh perempuan tersebut.

Juna tersenyum tipis, " Bisa-bisa nya wanita itu natap gue dengan tatapan yang kayak gitu" Ujar Juna dengan suara yang pelan.

"Gue gak nyangka ternyata masih ada wanita yang gak tertarik sama lu, gue pikir semua murid di sini akan tertarik sama lu, " Ujar Varo sambil menatap kepergian gadis itu.

"Tenang mungkin dia lagi pura-pura aja," timpa Andi.

"Pura-pura gimana? Orang barusan aja dia cuman kayak gitu," balas Varo.

"Gitu gimana?" tanya Andi kembali.

"Gak usah pura-pura dongo deh, akui aja kalau gak semua cewek emang suka sama Juna, iya gak?" Varo menatap Juna yang sedari dari hanya diam saja menatap kepergian wanita tersebut.

"Kayaknya ada yang gak terima tuh," sindir Andi sembari cengengesan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!