Bagian 4

Bel istirahat sudah bergema di seluruh ruangan kelas dan Dinda sudah berdiam di depan pintu masuk ke kelas Juna, tak lupa ia juga bersama dengan Rina, ia ingin ikut dengan Dinda kemana pun ia pergi. Banyak tatapan aneh para murid yang keluar dari kelas Juna, mereka menatap aneh karena Dinda sudah berada di sana saja, dan untuk apa dia di sana.

Tiba-tiba Juna keluar bersama dengan kedua sahabat nya, Dinda langsung tersenyum ke arah Juna, bukannya membalas senyuman Dinda Juna malah berjalan lulus menuju kantin.

"Ikutin gue!" Perintah Juna tanpa menatap atau berhenti di hadapan Dinda.

Dinda mengelus dadanya, "Sabar Dinda, " Ucapnya dalam hati.

"Udahlah dia emang kayak gitu orangnya, " Varo menarik tangan Dinda untuk mengikuti nya.

Para wanita menatap tak suka pada Dinda mereka mengira kalau Dinda menggoda kekasih mereka. Dinda dan yang lainnya sudah berada di kantin, tak lupa Dinda ke kantin membawa buku novel yang belum ia selesaikan, ia baru membacanya beberapa lembar saja.

Saat Dinda akan duduk Juna terlebih dahulu menyuruhnya, "Jangan dulu duduk, pesenin kita makanan sana," Titah Juna sambil menatap Dinda dengan tatapan datar.

"Baik," Dinda kembali berdiri dengan wajah malas dan senyuman terpaksa nya.

"Kalian mau pesen makanan apa?" Tanya Dinda sambil menatap mereka satu persatu. Namun tiba-tiba Andi berdiri di samping Dinda.

"Gue ikut, gue tau apa yang mereka mau," Andi ingin ikut dengan Dinda memesan makanan untuk hari ini, agar Dinda tidak terlalu repot.

"Ok, " Dinda dan Andi berjalan menuju penjaga kantin.

Juna memainkan ponsel nya, "Lu hari ini kenapa sih? Gak kayak biasanya," Rupanya Varo merasa ada hal yang aneh hari ini.

"Gak gue biasa aja kok," Balas Juna ia rasa ia tidak melakukan perubahan apapun, harinya berjalan seperti biasanya.

"Lagian kalau gue berubah, emang keliatan berubah kayak siapa? Kayak power rangers atau apa?" Tanya Juna bercanda.

"Alah lu mah, gue serius Bambang, " Kesal Varo.

"Eh lu liat deh tu orang, dia liatin lu kayak mau makan lu aja, " Varo memperhatikan tatapan Rina.

Juna mengibaskan tangannya ke depan wajah Rina namun tak ada reaksi dari wanita itu, wanita itu terlihat tersenyum sambil memperhatikan Juna dengan sangat mengerikan.

"Ni orang gak kesambet kan? " Tanya Varo khawatir, karena wanita ini bahkan tak mau mengedip.

"Gue jadi merinding, " Balas Juna sambil menepak pundak Varo.

"Anjir kalau beneran kesambet gimana? Gue ngeri sama yang begituan, " Sambung Varo, ia benar-benar takut jika di hadapkan dengan setan dan sejenisnya.

Tiba-tiba Dinda datang bersama Andi, Andi menatap heran kepada dua sahabat yang sedang berprilaku aneh, " Woy lu kenapa? " Tanya Andi sambil menepuk pundak Juna.

"Lu liatin tuh anak, kayaknya kesambet deh, " Balas Varo sambil menunjuk Rina yang masih menatapnya dengan tatapan aneh.

Dinda pun ikut mengikuti telunjuk Juna, dan akhirnya ia melihat kalau sahabat nya saat ini sudah mulai gila, Dinda menepuk keningnya sendiri dengan pelan, " Woy lu ngapain sih? " Dinda menepuk punggung Rina dan membuat semua lamunan Rina buyar.

Rina menatap tajam ke arah Dinda, "Lu apaan sih? Ganggu aja tau gak," Balas Rina yang sudah tersadar dari lamunannya.

"Lu gila apa gimana sih? Biasa aja kali liatin nya, " Ujar Dinda sambil menggelengkan kepalanya, merasa heran.

Rina menatap ke arah tiga pria di depannya, lalu ketiga pria itu tersenyum kikuk ke arah Rina, ia ilfil melihat tatapan yang tadi Rina berikan pada mereka, dengan tatapan mereka Rina langsung tau kalau pada dasarnya mereka tidak suka dengan kelakuan dirinya tadi.

"Sorry yah, " Rina meminta maaf atas apa yang telah ia lakukan.

"Gak papa, " Mereka bertiga menggeleng dengan bersamaan dengan keadaan cengengesan.

Namun rupanya Dinda tidak memesan makan ia hanya beli satu minuman, setelah itu untuk menunggu apa yang akan ia lakukan selanjutnya ia menyempatkan membaca novel yang menurut dirinya itu sangat seru.

"Baca buku apa lu? " Tanya Andi sambil membaca judul buku yang Dinda baca.

Dinda menurunkan bukunya untuk melihat wajah Andi yang terhalang oleh bukun, " Novel, kisah cinta seru banget," Balas Dinda.

"Dari judul kayaknya seru deh, " Ujar Andi.

"Mau baca?" Tanya Dinda.

"Boleh, kalau lu nanti udah selesai bacanya boleh-boleh aja, kebetulan gue suka novel apalagi komik," Balas Andi, rupanya Andi salah satu pria penggemar buku.

"Wah bagus dong, " Dinda menutup bukunya lalu mulai berbicara pada Andi.

"Iya, gue juga punya banyak koleksi novel sama komik di rumah, " Andi memang banyak mengoleksi beberapa buku novel dan juga komik, bahkan di kamarnya ada perpustakaan kecil.

"Wah seru tuh kalau main ke rumah lu," Dinda jadi ingin melihat seberapa banyak koleksi buku yang Andi miliki.

"Gimana kalau lain kali lumain aja ke rumah," Andi juga ingin Dinda main ke rumahnya.

"Di rumah ku juga da beberapa buku komik, kebanyakkan di rumahku itu adanya buku novel sama beberapa buku pelajaran, " Dinda menang akan sangat tertarik jika membicarakan tentang buku.

"Kalau gue sih jujur yah gak suka sama buku pelajaran, bawaannya bikin ngantuk kalau gue baca buku pelajaran, " Balas Andi, ia memang benar-benar kurang menyukai buku yang membahas tentang pelajaran sekolah.

"Emang di rumah mu banyak buku? " Sambung Andi.

"Gak terlalu banyak sih, cuman yah ada lah, " Balas Dinda sambil berpikir mengingat seberapa banyak buku yang ia punya.

"Lain kali aku main deh ke rumah kamu, " Mereka berdua malah asik bicara berdua saja sampai-sampai mereka melupakan kalau ternyata mereka di sana tidak hanya berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!