Hamil

"Aku tadinya juga niat mau beli yang bekas saja, tapi kalau di kasih sama mas Fahri juga gak papa, asal tidak memberatkan." sahut Zahra merasa sungkan dan membuat Fahri tertawa gemas dengan wajah ayu di depannya.

"Gak kok Tan, sepedanya memang sudah gak di pakai Adel lagi, sudah gak muat soalnya." Adelia ikut menimpali dan juga mendukung ide papa dan tantenya.

Sudah seminggu Zahrani tinggal di kampung halamannya. Aslan bahkan sangat ceria dan betah, karena memiliki banyak teman sepantaran untuk bermain, belum lagi para tetangga semuanya ramah dan baik.

Halaman belakang rumah Zahrani yang masih luas, sudah disulap jadi kolam lele dan tanaman sayur sayuran, ada tomat, cabe, sawi, kol, selada.

Sedangkan halaman yang depan juga Zahrani buat taman, di tanami berbagai bunga kesukaan Zahrani, dan juga ada buah kelengkeng dan jambu kesukaan Zahrani, rumah terasa asri dan terlihat sejuk. Banyak anak kecil yang suka bermain di halaman rumahnya, membuat Zahrani sedikit terhibur, melupakan rasa sakitnya terhadap luka masa lalu.

"Ra! lagi ngapain?

Masih siang jangan bengong Mulu!" tiba tiba Niki muncul di hadapannya, dengan memamerkan deretan giginya yang putih.

"Kamu, Nik!

Datang kayak jelangkung saja, ngagetin orang tau!" sungut Zahrani sambil mengerucutkan bibirnya dan membuat Niki semakin terkekeh geli dengan tingkah sahabatnya.

Niki dulu adalah sahabat masa kecilnya, seperti Siska. Namun Niki harus pindah keluar kota karena orang tuanya pindah tugas. Namun setelah lulus kuliah, Niki kembali ke kampung halaman karena diterima kerja di sekolah swasta dengan gaji yang lumayan besar. Sekolah menengah ke atas yang memiliki basis internasional.

Niki yang sudah berusia tiga puluhan belum juga bertemu jodohnya, Meskipun sudah berkali kali orang tuanya menjodohkannya dengan lelaki pilihan, namun Niki begitu sulit untuk membuka hati. Sampai kedua orang tua Niki menyerah dan memasrahkan semua nya pada Niki sendiri.

Niki sosok yang ceria, namun memiliki kepribadian yang begitu santun, Niki wanita shalihah yang anti dengan pacaran dan tertutup pada kaum lelaki.

"Kamu kok sudah pulang?

Apa gak ngajar hari ini?" sambung Zahrani menatap wajah sahabatnya yang selalu terlihat berseri dan semakin cantik saja. Kulitnya yang bersih dan bibirnya yang merah muda, membuatnya terlihat awet muda.

"Tadi ada rapat, jadi pulangnya awal.

Aku langsung mampir sini, mau nawari kerjaan sama kamu!

Itupun kalau kamu bersedia!" sahut Niki enteng dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya yang indah.

"Kerjaan?

Serius kamu, Nik?

Kebetulan banget, aku juga lagi pusing mikirin masa depan, sudah masukin lamaran tapi belum ada satupun panggilan masuk." sahut Zahrani antusias, membuat Niki semakin girang.

"Ada lowongan di tempatku ngajar, guru bahasa Arab lagi kosong. Kalau kamu mau, titip surat lamaran kamu ke aku. Biar besok aku kasihkan langsung sama pemiliknya, aku yakin kamu pasti langsung diterima." Niki tersenyum lebar sambil menggerakkan kedua alisnya.

"Serius kamu, nik?

Kalau benar aku di terima semudah itu, terus terang aku senang banget, dari dulu aku pingin banget bisa jadi guru. Itu cita citaku yang sudah lama aku pendam. Kamu tau sendirilah, lulus kuliah aku nikah, dan dulu suamiku tidak ngebolehin aku kerja." balas Zahrani sendu, teringat dengan semua sikap mantan suaminya yang egois dan penuh tekanan.

"Kamu siapkan lamarannya gih. Biar nanti aku bawa sekalian. Aku yakin banget kamu pasti di terima!" Niki menatap bahagia wajah sahabatnya yang terlihat begitu berharap.

"Aku sudah bikin banyak lamaran kok, tinggal ambil saja dan masukin ke amplop.

Terimakasih ya, kamu sudah menumbuhkan harapan baru dalam hidupku." sahut Zahra terharu, matanya sudah terlihat berkaca kaca, tak menyangka jika cita citanya akan terwujud.

"Masuk yuk, pasti kamu belum makan kan?

Aku sudah masak sayur asem, goreng tahu, sama bikin bakwan jagung, ada sambel tomat juga.

Itu kan makanan kesukaan kamu dulu, kamu suka makan disini kalau ibuku masak sayur asem. Aaah jadi ingat masa kecil kita ya?"

"Hahahaa, kamu itu tau aja sih Ra!

Yasudah aku terima tawaran kamu, makan gratis!" sahut Niki dengan tawa renyahnya.

"Kamu masuk saja ke dalam duluan, aku mau panggil anakku dulu. Belum makan tuh bocil, keasikan bermain sama teman temannya."

Zahrani memanggil Aslan dan menyuruhnya untuk pulang lebih dulu, hari sudah siang, Aslan harus makan dan tidur siang. Tanpa membantah Aslan menuruti semua perkataan bundanya.

Saat asik makan bersama, Siska terlihat sudah masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. Siska terlihat begitu bahagia, di tangannya membawa banyak makanan ringan.

"Wah kalian ya, makan gak ajak ajak aku nih!" Siska pura pura merajuk dan mengerucutkan bibirnya, membuat Zahra dan Niki tertawa dengan tingkah absurd sahabat mereka.

"Ish lebay banget sih, tinggal gabung dan langsung makan saja padahal." sahut Niki enteng dengan senyuman mengejek ditujukan pada Siska.

"Eeh kelihatannya lagi seneng, ada kabar apa?

Bagi dong sama kita kita!" sambung Zahrani yang penasaran dengan wajah ceria tak biasa dari Siska.

"Coba tebak, pokoknya aku lagi bahagia banget. Masyaalloh pokoknya, aku sampai speclees!" sahut Siska yang membuat Zahrani dan Niki saling melempar pandangan, dan keduanya saling menganggukkan kepala, seolah isi kepala mereka sama.

"Kamu ha-mi-l, Sis?" tebak Zahrani dan Niki serempak, membuat Siska langsung mengangguk dan meneteskan air mata bahagianya.

Pun dengan Zahra dan Niki, mereka langsung mengucapkan kalimat syukur lalu memeluk Siska berbarengan, tangisan haru terdengar diantara ketiganya.

"Alhamdulillah, selamat ya, sis! Aku ikut senang, semoga calon Dede bayi dan ibunya sehat selalu, Aamiin!" ucap Zahrani setelah melepas pelukannya dan mengusap perut Siska yang masih terlihat datar dengan lantunan doa doa kebaikan.

Demikian dengan Niki yang juga melakukan hal yang sama dengan Zahrani, mengucapkan selamat dan ikut mendoakan ibu dan calon bayi.

"Sudah periksa ke dokter?" tanya Zahra yang masih dengan rasa bahagianya menatap sahabatnya.

"Sudah, tadi aku pingsan saat di kelurahan. Dan orang kantor membawaku ke puskesmas, setelah di periksa ternyata aku hamil tiga Minggu. Aku bahagia banget, tak sabar ingin memberikan kejutan pada suami." jawab Siska dengan lelehan air mata bahagia juga haru.

"Di jaga baik baik, jangan sungkan kalau mau minta bantuan sama kita. Insyaallah kita akan selalu siap ada untuk kamu. Jangan sampai kecapean itu yang penting." sambung Zahrani begitu perduli dan membuat Siska semakin merasa terharu dengan perhatian sahabat sahabat baiknya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )

New karya :

#Karena warisan Anakku mati di tanganku

#Ayahku lebih memilih wanita Lain

#Saat Cinta Harus Memilih

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

pulang ke desa banyak teman nyq

2023-06-01

1

Diana Susanti

Diana Susanti

lanjut kak mantab 👍👍👍

2023-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!