"Apaan sih, jangan ngomong sembarangan, gak enak kalau ada yang dengar. Bisa jatuhnya fitnah!
Bahaya ah!" Zahra tiba tiba teringat dengan sosok Samudra, pria kharismatik yang sampai kini masih melekat di relung hatinya terdalam.
Hanya mampu menyimpan perasaan tanpa bisa mengucapkan.
"Gak ada yang denger kok, cuma kita berdua!" Siska nyengir dengan mengedipkan kedua matanya menggoda Zahrani yang terlihat sudah salah tingkah.
"Kamu gimana, Sis?
Masih kerja di kelurahan?" tanya Zahra mengalihkan perbincangan soal Samudra, tak ingin menambah pedih di dalam hatinya.
"Masih, tapi hari ini libur, kan hari Sabtu!" sahut Siska santai dengan wajah yang terlihat ceria namun menyimpan kesedihan di dalam matanya yang bening.
"Kamu kenapa, apa ada masalah?
Matamu mengatakan kamu sedang tidak baik baik saja, ada apa?" selidik Zahra menatap lekat pada pemilik mata coklat dengan wajah oval.
"Aku ngerasa belum sempurna jadi perempuan, Ra!
Kamu tau sendirilah, kita hampir bareng nikahnya, tapi aku belum juga dapat momongan, kadang suka sedih saja saat ngumpul bareng keluarga Mas Zaenal, ibu mertua dan ipar sering menyindirku perempuan mandul.
Huuuft kalau sudah begitu, aku sudah down!" keluh Siska dengan wajah sendu dan matanya mulai berkaca kaca, teringat bagaimana keluarga suaminya yang seringkali memusuhinya. Apalagi ibu mertuanya yang terang terangan menunjukkan rasa tidak sukanya pada Siska.
"Apa kamu dan suamimu sudah periksa, kalian baik baik saja kan?" balas Zahra menanggapi keluh kesah sahabatnya.
"Aku dan Mas Zaenal sehat semua, kami dinyatakan subur. Mungkin belum rejekinya saja. Tapi tetap saja hari rasanya sakit saat hampir semua keluarga suamiku selalu menyindir aku mandul dan tidak berguna jadi perempuan." lirih Siska sambil menghembuskan nafasnya dalam, menatap nanar pada ruangan kosong rumah Zahrani.
"Lalu, bagaimana tanggapan suami kamu dengan masalah ini, apa dia juga menuntut dan menghakimi kamu karena belum juga hamil?" tanya Zahra serius sambil menggenggam jemari Siska, berusaha memberikan dukungan dan kekuatan pada wanita cantik yang ada di depannya.
"Mas Zaenal tidak pernah menuntut apapun, Alhamdulillah suamiku memahami jika anak adalah hal mutlak dari yang Kuasa. Itu sebabnya, Mas Zaenal menuruti keinginanku untuk pindah rumah disini. Aku membangun rumah di lahan kosong sebelah rumah orang tuaku. Baru dua bulan aku pindah kesini, Ra!
Alhamdulillah, hidupku jauh lebih tenang dan bahagia tinggal berdua dengan suami, tidak lagi ada yang tiap hari menyindirku." cerita Siska dengan senyuman tipis, masih teringat bagaimana sakitnya hinaan keluarga dari suaminya selama ini.
"Yang sabar, insyaallah semua akan baik baik saja.
Selama suami kamu mau memahami dan tetap mendukung kamu, insyaallah kalian akan terus bahagia. Tidak usah stres dan banyak pikiran karena itu bisa memicu kesehatan dan sulit hamil. Banyak berdoa dan sedekah, dan jangan lewatkan baca istighfar seribu kali tiap hari, insyaallah Alloh akan mengabulkan doa dan harapan kamu. Bismillah ya, dan tetap semangat!" Zahrani menatap penuh kasih sayang pada sahabatnya, karena saat ini hanya Siska lah satu satunya orang yang dekat dengannya, Siska sudah seperti keluarga bagi Zahra.
"Aamiin, terimakasih, Ra!
Dari dulu, kamu selalu bisa membuatku tenang dan aku selalu menemukan kenyamanan setelah berbicara denganmu, makasih ya!
Aku senang sekali kamu pindah lagi di kampung ini. Sekarang aku punya teman untuk bercerita dan berbagi. Aku harap, kamu juga menganggap ku sebagai saudara kamu." balas Siska haru dan memeluk erat Zahra yang terlihat tersenyum dan matanya mulai mengembun.
"Sudah ah, kita kok jadi melow begini!
Kamu butuh apa, nanti aku bantu dan temani belanja, sekalian kita jalan jalan." sambung Siska yang merubah wajahnya untuk ceria kembali.
"Aku mau beli motor, Sis!
Biar bisa buat Wira wiri. Dan juga mau belanja kebutuhan dapur dan perabotan rumah.
Besok temani aku belanja ya!" sahut Zahra antusias dan mulai yakin kalau dirinya pasti bisa menjalani kehidupan barunya dengan status baru sebagai seorang janda.
"Siap, aku akan ijin suamiku kalau besok mau temani ku seharian. Owh iya, dapat salam dari mas Fahri, katanya nanti kalau kamu butuh bantuan boleh minta tolong sama dia, katanya jangan sungkan sungkan!" Siska nyengir karena merasa lucu melihat reaksi Zahra yang langsung mencebik mendengar penuturannya tentang Fahri, laki laki yang selalu usil saat mereka masih sama sama sekolah. Fahri adalah kakaknya Siska, jarak umur mereka hanya sekisar dua tahun saja, Fahri saat ini berprofesi sebagai Tentara angkatan darat, sudah menikah dengan wanita pilihan orang tuanya dan sudah memiliki satu orang anak.
"Kakak kamu itu apa kabarnya sekarang?
Anaknya sudah berapa?" Zahra jadi kepo dengan laki laki yang dulu pernah menyatakan perasaan suka padanya, namun Zahra menganggap itu cuma lelucon, karena Fahri selalu bersikap iseng padanya.
"Mas Fahri sekarang tugas di 521, anaknya masih satu. Entahlah, aku merasa hubungannya dengan mbak Yunita kayak hambar gitu, gak pernah tuh ada mesra mesranya. Kayaknya mas Fahri beneran cinta sama kamu deh, tapi kamunya malah nikah sama si Fajar. Ya gitu akhirnya mas Fahri patah hati dan nikah sama pilihan ayah.
Istrinya cerewet banget, Mas Fahri jarang pulang, lebih betah di kantor dari pada di rumah." Siska menceritakan kehidupan sang kakak dan membuat Zahra tersenyum dan geli melihat ekspresi Siska yang menggemaskan karena mulutnya sambil di monyong monyongin.
"Ya ampun, kamu ini ya, Sis!
Masak berpikir buruk sama rumah tangga Kakak kamu sendiri, pamali ah. Mungkin karakter mereka saja yang kaku, romantis kan gak selalu di pamerin." sahut Zahra santai menanggapi ocehan sahabatnya.
"Yasudah gak usah bahas mas Fahri, biarin saja.
Kamu gak masak kan hari ini?
Aku tadi masak banyak dirumah, biar habis ini aku ambilin buat kamu sama Aslan. Anggap saja aku menjamu kedatangan kamu di kampung kita, iya gak?" Siska Menaik turunkan alisnya dan tersenyum lebar ke arah Zahra yang langsung ketawa melihat tingkah sahabatnya itu.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )
New karya :
#Karena warisan Anakku mati di tanganku
#Ayahku lebih memilih wanita Lain
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
masih nyimak
2023-06-01
2
Diana Susanti
lanjut kak mantab 👍👍👍👍👍🌹🌹🌹
2023-03-19
1