Episode 05
Keesokan paginya, Gebi terbangun saat merasakan ada sesuatu di atas perutnya. Perlahan ia membuka mata dan langsung terkejut saat melihat Kean tidur di sampingnya.
Gebi menghela napas, kemudian kembali menoleh ke samping dimana Kean tertidur. Wajah pria itu semakin tampan saat tertidur, alisnya yang tebal membuat Gebi betah menatapnya. Sesaat wajah Gebi langsung memanas saat menyadari kalau saat ini ia memakai pakaian yang berbeda. Itu berarti sejak tidur di dalam mobil kemaren ia tidak bangun lagi sampai besok pagi.
"Tenang Geb ! Dia sudah menjadi suami mu" gumam Gebi saat ia menebak kalau Kean lah yang mengganti pakaian nya.
Gebi menghabiskan waktu beberapa menit lagi sebelum akhirnya memutuskan untuk memasak sarapan. Tapi sebelum itu ia melihat rumah yang sekarang ia tempati, ukurannya sangat pas untuk Gebi tinggali bersama Kean. Tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, dengan warna utama abu-abu dan putih.
Gebi memeriksa isi kulkas untuk melihat apa yang bisa ia masak pagi ini, ia cukup kagum saat melihat isi kulkasnya lengkap, namun Gebi memilih memasak menu yang sederhana saja, karena ia tidak ingin Kean berpikir kalau dirinya menyukai pernikahan ini.
Hanya menggoreng telur dan tumis kangkung itulah menu yang Gebi masak, Gebi juga membuat kopi meskipun ia tidak tahu apakah Kean menyukainya atau tidak.
"Oh, sial"
Cangkir yang di pegang Gebi hampir saja jatuh saat ia melihat Kean duduk sambil menatap dirinya dengan serius, entah sejak kapan pria itu ada disana, karena Gebi benar-benar tidak menyadari kehadiran Kean sejak tadi.
"Emm, ini kopinya" dengan ragu-ragu Gebi menawarkan pada Kean, lalu meletakkan secangkir kopi itu di hadapan sang suami.
Saat Gebi hendak mendudukkan diri di kursi, tiba-tiba Kean tangan nya. Pria itu mengerutkan keningnya lalu menghela napas kasar, namun setelah itu Kean meninggalkan Gebi dan pergi menuju kamar.
"Apa dia tidak menyukai kopi ini ?" Batin Gebi, ia merasa sedih saat memikirkan hal itu, dan pada akhirnya, Gebi berusaha mengabaikan semua ini.
"Jika memang dia tidak menyukai makanan yang aku siapkan ya sudah, aku tidak akan memaksanya" kembali Gebi membatin sambil menyendok makanan kedalam mulutnya.
"Ulurkan tangan mu !" Ucapan Kean membuat Gebi melompat dari tempat duduknya karena kaget, ia menoleh ke arah Kean yang berdiri di sampingnya, dan Gebi perhatian pria itu membawa kotak P3k.
"Siapa yang terluka ?" Ucap Gebi dalam hati.
Karena bingung Gebi tak langsung menuruti perintah Kean, hingga akhirnya pria itu meraih tangan Gebi dan menarik sebuah kursi untuk ia duduki.
Baru saat itu, Gebi menyadari kalau tangannya berwarna merah, mungkin karena kopi tadi hingga tangannya seperti itu.
"Tidak apa-apa, itu hanya luka kecil. Aku baik-baik saja, kamu sebaiknya makan dulu !" Ucap Gebi sambil menarik tangan nya. Karena menurutnya itu hanya luka kecil jadi tidak perlu di obati.
"Berikan tanganmu !" Pinta Kean dengan tegas.
Bagas seorang anak kecil Gebi langsung menuruti perintah Kean, ia menjulurkan tangannya dan melihat Kean mengambil kapas di dalam kotak P3K dan membasahinya dengan alkohol. Tidak lupa juga Kean mengoleskan sebuah krim di tangan Gebi yang terbakar, Gebi merasakan tangannya dingin saat Kean mengoleskan krim itu, hingga tak terasa suaminya sudah selesai mengobati tangan nya.
"Terima kasih" ucap Gebi tulus.
Kean menganggukkan kepalanya "ayo makan" ajaknya kemudian.
Keduanya menyantap makanan dengan tenang, tidak ada yang membuka suara sampai makanan di piring habis.
"Ayo kita bicara" ucap Kean setelah selesai sarapan.
Gebi hanya mengangguk sebagai jawaban, karena ia sendiri tidak tahu harus bicara apa, padahal di benaknya banyak yang ingin ia katakan.
"Ini tentang pernikahan kita" Ujar Kean membuat Gebi memfokuskan pendengarannya.
"Aku tau kamu juga di paksa menikah, jadi tidak perlu khawatir" Gebi langsung menyela.
Kean terdiam sejenak sebelum menatap Gebi.
"Wanita yang bersamaku waktu itu adalah kekasihku, aku memberi tahumu seperti ini karena aku tidak ingin merahasiakan sesuatu darimu"
"Aku sudah tahu, tapi terima kasih karena kamu mau jujur" balas Gebi tersenyum pahit.
Kean bersandar di kursinya namun matanya tetap fokus menatap Gebi "apa kamu baik-baik saja ?"
"Maksudnya ?" Tanya Gebi bingung.
"Tentang kita, aku sudah menikah dengan mu tapi aku punya hubungan dengan gadis lain"
Gebi terdiam beberapa saat, ia pun menyandarkan tubuhnya di kursi kemudian kembali menatap Kean.
"Selama Papa tidak mengetahuinya aku baik-baik saja, aku tidak bisa berbuat apa-apa atau menuntutmu supaya putus dengan nya dan setia padaku, aku tidak sekejam itu" kata Gebi.
"Kenapa tidak ?" Tanya Kean cepat membuat ucapan Gebi terhenti sejenak.
Gebi memberinya senyuman "Karena wanita itu yang duluan ada di hidupmu, dan kamu juga mencintainya. Aku adalah orang ketiga yang masuk di hubungan kalian, jadi aku tidak berhak untuk meminta itu kan ?"
"Tapi kamu istriku sekarang, kamu punya hak" tegas Kean membuat Gebi semakin tidak mengerti.
"Bagaimana mungkin aku punya hak, Kita menikah karena suatu alasan, jadi aku ingatkan lagi padamu kalau kita tidak saling mencintai"
Kean langsung terdiam saat mendengar ucapan Gebi, membuat wanita itu beranjak untuk meletakkan piring kotor di wastafel.
"Apa kamu tidak bekerja ?" Tanya Gebi sambil menoleh ke arah Kean.
"Hari ini aku membatalkan semua janjiku pada klien" jawab Kean
"Kenapa ?"
"Karena aku akan ikut dengan mu ke perusahaan Papa, aku Akan mengajarimu bagaimana mengelola perusahaan sampai kamu bisa"
"Oh" jawab Gebi singkat.
Kean tetap duduk di kursinya tanpa beranjak sedikitpun.
"Sepertinya kamu begitu lihai melakukan pekerjaan rumah tangga"
Gebi tidak tau apa ucapan Kean adalah bentuk pujian atau penghinaan untuknya, jadi Gebi memilih mengabaikan, ia membersihkan wastafel kemudian melepaskan celemek yang ia kenakan.
"Emm, aku harus bersiap-siap" ucap Gebi ragu-ragu.
Kean hanya menganggukkan kepalanya membuat Gebi langsung pergi menuju kamar. Namun tak disangka Kean justru mengikutinya dari belakang hingga membuat Gebi gugup. Entah kenapa kehadiran Kean membuatnya salah tingkah.
Apa ia mulai menyukai Kean ??.
Tapi itu tidak mungkin, mereka baru saja saling mengenal.
Tapi siapa yang tidak akan tertarik pada pria itu ?
Setiba di kamar Gebi langsung menuju kamar mandi, ia merutuki kebodohannya sendiri karena salah tingkah di depan Kean.
"Dasar bodoh, kenapa kamu harus salah tingkah di depan nya" umpat Gebi pada dirinya sendiri.
"Lihat kau bahkan lupa membawa celana karena sikap bodohmu itu" kembali Gebi merutuki kebodohan nya saat lupa membawa celana ganti ke kamar mandi, beruntung disana ada handuk jadi ia bisa menggunakan itu untuk kembali ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments