Episode 03~Melihat Kean

"Aku menelpon mu, tapi kau justru memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Lihat kekacauan apa yang kamu alami sekarang ?" Ucap Elda menyalahkan Gebi.

Mereka sekarang sedang berada di sebuah kafe di dekat sebuah Mall.

"Tahukah apa yang ku lakukan saat kau mabuk ?" Tanya Gebi.

Elda menghela napas dalam-dalam sebelum menatap Gebi dengan frustasi "kau benar-benar tidak ingat apa yang terjadi ?" Tanyanya kembali.

"Tidak" jawab Gebi sambil minum segelas kopi yang tadi ia pesan.

Elda juga ikut minum kopinya juga.

"Semalam aku juga mabuk, tapi aku agak ingat apa yang terjadi" jelas Elda.

"Kamu meninggalkan aku sendiri, mungkin untuk mencari cara supaya kita bisa pulang. Tapi aku terkejut ketika kamu kembali dengan seseorang, dan itu adalah calon suamimu"

Gebi diam sambil mendengarkan cerita Elda lagi.

"Jadi yang ingin aku tanyakan kenapa dia ada di sana bersama mu ?"

"Mungkin Papa ku yang menghubunginya" jawab Gebi yang ingat kalau semalam sang Papa akan menyuruh seseorang untuk menjemputnya.

Apalagi dengan kejadian tadi pagi, membuat Gebi semakin yakin. Kalau semalam Kean lah yang di maksud Papa.

"Geb coba lihat kebelakang ! Bukankah dia calon suami kamu ?" Pinta Elda sambil meraih lengan Gebi, membuat wanita cantik itu segera menoleh.

Gebi berdecak saat melihat pria di belakangnya, dan memang itu adalah Kean, seorang pria yang mengaku sebagai calon suaminya.

"Kami bahkan belum menikah, tapi sekarang dia bersama wanita lain. Coba katakan lagi padaku ! kalau aku beruntung menikah dengan nya" ucap Gebi sambil memperhatikan Kean yang bersama dengan seorang wanita.

"Apa kau sedang cemburu Geb ?" tanya Elda dengan nada mengejek.

Gebi langsung memelototi Elda kemudian kembali menatap kearah Kean dengan wanita bersama nya. keduanya tampak asyik mengobrol jadi mereka tidak memperhatikan sekeliling sehingga tidak tahu kalau saat ini Gebi sedang menatap mereka.

"Hei bajingan, calon istrimu ada di sini" ingin rasanya Gebi berteriak seperti itu. Tapi mengingat pernikahannya dengan Kean hanya pernikahan paksa membuat Gebi memilih diam.

"Kamu tidak akan melakukan apa-apa ? seperti memata-matai mereka ataupun memotret mereka ?" Elda bertanya sambil meminum kopi nya lagi.

Gebi memutar matanya, dan kali sekarang tatapannya fokus ke arah kopinya saja "Untuk apa ? aku tidak peduli padanya" ucap Gebi kemudian.

"Mungkin dia memanfaatkan masa remajanya sebelum menikah dengan mu, atau mungkin dia tau kalau kamu tidak punya pengalaman di ranjang jadi dia bersenang-senang dulu"

Gebi hampir memuntahkan kopi di wajah Elda saat mendengar ucapan wanita itu. Sementara Elda tertawa terbahak-bahak saat melihat reaksi Gebi.

"Sialan kau Elda" umpat Gebi kesal.

"Ups, sepertinya aku baru saja menarik perhatian calon suamimu" Elda mengangkat bahu sebelum mengarahkan pandangan nya kebelakang Gebi.

Gebi kembali menoleh, hingga matanya bertemu dengan mata Kean. Pria itu terlihat biasa saja tanpa menunjukan keterkejutan di wajahnya. Dan itu membuat Gebi kesal.

Alih-alih pergi atau bersembunyi, Kean tetap tenang sepertinya tidak masalah walau Gebi melihatnya saat ini.

"Apakah dia akan kesini Geb ?" tanya Elda.

Gebi kembali menatap sahabatnya, memperbaiki tempat duduknya tanpa menghiraukan keberadaan Kean lagi.

"Kamu marah ?" seru Elda sambil menutup mulutnya saat melihat kekesalan di wajah Gebi.

"Siapa yang marah, sudah ku bilang aku tidak peduli"

"Tapi serius kamu akan menikah dengan nya ?"

Gebi menghela napas, lalu bersandar di kursi. Ia menatap kedalam cangkir nya yang hampir kosong seolah-olah mencari jawaban disana.

"Aku hanya ingin Papa ku bahagia, jika menikah dengannya adalah salah satu pilihannya, akan aku lakukan" jawab Gebi serius.

"Aku mengerti maksudmu Geb, aku hanya tidak ingin kamu menyesali keputusan mu"

Gebi tersenyum kecil "Terima kasih El, mungkin kita akan jarang bertemu karena setelah menikah aku akan sibuk"

Elda mengangkat satu alisnya.

"Aku akan belajar mengurus perusahaan, agar Papa bisa fokus pada kesehatan nya, mungkin sudah saatnya aku bertanggung terhadap perusahaan keluargaku" jelas Gebi sambil tersenyum manis.

Elda menyeka air mata di ujung matanya "Inilah mengapa aku benci percakapan serius"

Ucapan Elda membuat Gebi tertawa, wanita itu mengalihkan tatapannya ke luar jendela dan melihat banyaknya mobil. Ia berharap pernikahannya kelak akan baik-baik saja, meskipun pernikahannya terjadi karena perjodohan, tapi Gebi tetap berharap suaminya kelak baik dan bisa menghargainya.

"Kapan kamu akan menikah ?"

"Besok" jawab Gebi tersenyum pahit.

"Serius ?" teriak Elda membuat semua orang menatap ke arah mereka.

Gebi menundukkan kepalanya karena malu.

"Terus kenapa kau minum kopi bersama ku ? harusnya kau mencari gaun dan cincin"

"Mama bilang serahkan semuanya pada Mama, jadi aku tidak perlu repot-repot" jawab Gebi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!