[Angsa looo. Ga penting good looking. Yang penting good rekening kali] Mutia terkekeh sendiri membalas chat Shane pagi itu.
“Senang sekali … siapa?” tumben Pras nanya, lihat istrinya senyum melihat benda pipih itu.
“Shane Mas, ngajak aku nge-gym. Biar kurus katanya. Aku jelek banget ya, gendut gini?” pertanyaan itu segera Mutia manfaatkan untuk meminta pendapat Pras.
“Nge-gym itu bukan untuk kurus. Biar sehat aja, kurus hanya bonus.” Jawabnya sambil beranjak dari kasur empuk yang semalam mereka gunakan untuk beradu ilmu kanuragan.
Mutia memutar otaknya, menganalisa dengan cermat maksud perkataan Pras tadi. Apakah itu artinnya dia mengijinkan Mutia nge-Gym …? Apakah artinya Pras juga ingin istrinya kurus, atau ingin Mutia tetap sehat saja? Aduh mengapa kalimat Pras sudah mirip dengan soal skolastik pada naskah soal CAT di jaman ini, saat orang-orang mengadu nasib menjadi CPNS atau memjadi pegawai di sebuah perusahaan.
[Oke deh ku gabung] balas Mutia singkat pada room chat yang masih terlihat online itu.
[See U] balas Shane.
Ini bukan ajakan pertama Shane pada Mutia. Tapi sudah yang ke ratus atau malah ribuan kalinya. Tapi selalu saja, Mutia hanya berhasil berada di sanggar menjadi penontot yang baik saat teman-temanya berusaha mengeluarkan keringat butek mereka. Mutia lebih senang dengan melihat sambil menikmati bakso atau gorengan yang tersedia di kantin sebelah sanggar milik Shane teman sosialitanya.
“Mutiaaa …” teriak Nunuk. Sahabat sekaligus bos besar mereka dalam pertemanan. Iya Nunuk adalah istri dewan direksi yang akhirnya menyerahkan perusahan suaminya pada Pras. Usianya sudah lebih dari setengah abad. Tapi jangan tanya tampilannya, hanya bagian leher yang ga bisa bohong jika kini ia sudah 57 tahun. Selebihnya ia lebih persis wanita 35 tahun. Langsing, kinclong, modis pasti. Nunuk adalah sosok wanita panutan geng itu, wanita good looking dan good rekening tentunya. Jangan suka memamerkan sesuatu yang baru padanya, sebab besok ia akan membeli bahkan 5 kali lebih mahal dari yang mereka punya.
“Mbak Nunuk, kangen.” Manja Mutia di buat-buat sambil mencium pipi kirim dan kanan wanita sempurna itu.
“Maaf ya Mutia, kemerin ga sempat datang di pesta kalian. Ini kadonya nyusul.” Nunuk sudah menyerahkan sekotak hadiah untuk Mutia.
“Buka … buka … buka.” Yel-yel para manusia kepo mengelilimgi tempat mereka berdua berada kini.
“Buka aja, biar mereka ga penasaran.” Ijin Nunuk yang pasti seperti biasa, haus akan pujian atas semua yang sudah ia berikan pada teman-temannya itu.
“Ya ampuuun… ketceeh banget siih mbaaak. Ini set berlian unlimitied. Pasti mahal banget.” Mutia sampai merinding melihat kilatan satu set berlian pemberian istri atasan suaminya tersebut.
“Suka …?” tanyanya berbasa-basi.
“Aku belum gilak, kali mbak. Ya iyalah beeuut.” Mutia mencium pipi Nunuk lagi.
“Iiih … aku kapan Aniv ke 17 ya …” Celoteh Shane dengan bibir yang di buat cemberut.
“Kenapa?” tanya Mutia menoleh ke arah Shane.
“Biar dapat kado gitu juga lah.” Jawab Shane cepat.
“Ga tunggu yang ke 17 juga kali, sayang. Mbak udah siapin semua hadiah kejutan buat kalian kok.” Jawab Nunuk bagai malaikat.
“Aiiihh …. Mbak Nunuk terbaik.” Puji mereka semua berlari memeluk Nunuk beramai-ramai.
“Udah jangan norak gini. Yuk buruan mulai.” Ajak Nunuk yang sudah siap dengan pakaian olahraganya. Ya. Nunuk yang tak pernah absen untuk berolah raga di tempat Shane. Mungkin itulah kunci awet muda dan kecantikannya di usia yang tak lagi muda itu.
“Segerkan …?” tukas Shane menyerahkan air mineral untuk Mutia. Mereka tau, Mutia lelah, terlihat dari keringat yang membanjiri tubuh Mutia setelah mereka selesai nge-Gym.
“Seger sih… capek juga.” Jawab Mutia ngos-ngosan.
“Itu hanya karena kurang latihan. Jangan kasih yang berat dulu, dianya. Shan. Dia masih pemula, nanti ototnya pada keram.” Ujar Nunuk memberi instruksi.
“Iya dong, Mbak.” Jawab Shane cepat.
“BTW, Mutia. Gimana EO yang kemarin garap acara kalian? Perfect ga?” tanya Nunuk sembari menyeka keringatnya dengan handuk kecil berwarna magentha kesukaannya.
“So far … so good sih mbak. Rapi kerjaannya, ramah juga pelayanannya, makanan enak semua.” Jawab Mutia bagai mengulang jawabannya pada Dirga semalam.
“Kamu punya kartu nama mereka?”
“E … ?”
“Itu … kalian kan tau. Enam bulan lagi Nia akan menikah. Kami pihak wanita. Tapi malas repot ah, mau nyerah sama EO aja. Jadi, mau minta rekom yang bagus lah.” Jelas Nunuk. Yang memang akan segera bermenantu itu.
“Oh … bisa. Nanti ku pastikan paket-paketnya untuk wedding ya mbak.” Jawab Mutia yang segera ingat nomor kontak Dirga yang sempat mereka tukarkan pada ponsel masing-masing.
“Nah oke tuh. Aku mau yang perfect. Kapan hari kita cek ke kantornya, atau buat janji temu ya sama pihak WO nya. Rencana akan di laksanakan di Villa.” Jelas Nunuk lagi.
“Oke … siap. Ku buatkan janji temu dulu ya mbak.” Jawab Mutia mengeluarkan ponsel pintarnya dari tas kecilnya.
[Hai Dirga, tante ganggu ga sih?] chat Mutia pada Dirga yang terlihat sedang online.
[Iya tante, Dirga lagi free. Ada yang bisa di bantu?] balasnya hanya dalam hitungan detik.
[EOnya Dirga juga biasa ngelayani Wedding ga sih?] tanya Mutia serius.
[Iya tan. Semua acara pernah kami layani, dari foto enternity, aqikah, nikah, ultah, sampai kedukaan. Semua kami layani] jemari Dirga sangat lincah mengetik pada bendah pipih yang di pegangnya tersebut.
[Good job. Kapan punya waktu kosong. Tante mau pertemukan dengan calon klien kalian, boleh?] Mutia tak kalah cepat merespon chat dari Dirga.
[Nanti Dirga laporan sama bos dulu ya, tante. Kapan punya waktu free.]
[Oke di tunggu.]
[Siap. Terima kasih] balasnya sopan.
“Eh … Mutia kesambet apa hari ini mau nge-Gym sampai tuntas?” kepo Nunuk yang baru sadar jika Mutia kali ini sungguh menyelesaikan target bebannya sampai tuntas.
“Ha … ha. Ku bilang. Bentar lagi kan mau kepala 4 nih. Ya kasih kado terbaiklah untuk diri sendiri. Kurusan dikit kek, masa betah kayak buntelan beras gitu.” Kekeh Shane meledek Mutia. Emang sejenis sampah sih, itu mulut. Tapi bener. Bukannya temen harus saling jujur ya?
“Oh iya … wajib itu. Usia 40 itu angka yang patut di syukuri lho. Bisa sampai di titik itu, amazing. Apalagi di usia itu kita masih tampak bugar dan menawan, itu adalah pencapaian yang wajib kita kejar.” Timpal Nunuk dengan semangat.
“Pernah baca quote ga sih Mut…?” tanya Visha yang sejak tadi ikut tertawa saja, sebab termasuk tipe dikit bicara juga.
“Baca apaan?” tanya Shane.
“Jika perempuan masih terlihat cantik di dalam usia 40’s. Dia akan selalu terlihat cantik SELAMANYA.” Jawab Visha dengan mata berbinar.
“Iiih … Visha keren. Dan kita-kita sudah melewati masa itu, kecuali Mutia. Fix kita cantik selamanya donk.” Seloroh Shane girang.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
nah ini jawaban pras yg bener
2023-08-04
0
nila
otw 40 ini nyak..smga tetap shinning shimmering, cantik berseri smpai memutih rambut😘
2023-04-29
2
Wanda Revano
kumpulan emak2 kece nih
2023-04-10
1