Dara Manisku

Dara Manisku

Malam Tahun Baru yang sedih

Dara akhirnya keluar dari Rumah yang selama ini ia idam-idamkan. Sudah lima tahun menikah baru satu tahun ini bisa punya rumah sendiri. Setelah empat tahun lamanya keluar masuk kontrakan.

“Teganya kamu Rel!” bisik Dara dalam hati sambil mengusap air matanya, dadanya sesak.

Malam tahun baru yang mengiris hati, Dara berjalan ditengah hujan rintik, menyusuri jalan perumahan sambil menyeret koper pink nya .

Tak terasa sampailah Dara di batas jalan utama, namun tiba-tiba....

Wwwwuuuzzz....cepreeett..!byarr... mobil laju kencang melintasi genangan air dan mengenai Dara.

“Apalagi ini... !” Dara jatuh terduduk lemas di pinggir trotoar sambil menangis meratapi nasibnya.

Malam itu terasa panjang bagi Dara, bajunya yang basah dan kotor membuat keadaan Dara semakin menyedihkan.

Rasa sesak di dada Dara pun meluap. “Aku capeee...Aku...Aku kotooorr!” teriak Dara sambil meremas bajunya.

Dara teringat perlakuan Bos klub malam yang sangat kurang ajar. Dara merasa jijik dengan tubuhnya yang sudah disentuh oleh Bosnya itu.

“Mba ? Mba...tidak apa-apa?” suara itu menghentikan tangisan Dara, sosok laki-laki menyentuh pundak Dara dan bertanya dengan lembut.

Perlahan Dara bangkit dan mengusap air matanya... “Aku.. Aku...Aku gak pa-pa" .

Hujan deras turun, mata laki-laki itu dan Dara saling bertatapan.

Sepertinya mereka saling mengenal, “bukankah cewe ini yang waktu itu dipasar,”

Dara pun mulai menyadari, dua bulan lalu Dara pernah kehilangan dompet bunga-bunganya dipasar.

“Aduh kemana sih dompet ku, jangan-jangan aku kecopetan?” pikir Dara.

Tak jauh dari lokasi Dara berdiri, Dara melihat seorang laki-laki sedang memegang dompet Dara.

“Copeeet..! Dara berlari dan ...plak!!! Tangan Dara mendarat di pipi laki-laki itu.

“Astaghfirullah...!” apa salah saya mba?” teriak Ihsan karena kaget. “Kamu kan yang ambil di dompet aku ini!” Dara bicara dengan mata melotot menuduh laki-laki yang bernama Ihsan itu.

“Ya Allah ...Mba..dompet ini saya temukan di sini tadi, dan saya sedang menanyakan kepada pedagang, dompet siapa ini ? Gitu Loh mba, mba salah faham !”

Itulah sekilas pertemuan antara Dara dan Ihsan dipasar, siapa yang menyangka bahwa mereka bertemu lagi di saat Dara sedang terlihat menyedihkan.

“Jangan perdulikan aku...” jawab Dara sambil meraih koper nya dan berjalan mengabaikan Ihsan.

“Kamu mau kemana?” tanya Ihsan, dengan meraih tangan Dara yang dingin itu.

Dara menghempaskan tangan Ihsan, “ tidak usah ikut campur urusan orang lain!” Dara menjawab dengan suara bergetar.

“Ini... pakai saja!” Ihsan memberikan payung hitamnya kepada Dara, Ihsan berusaha membujuk Dara, “Bawalah ...!”

Dara terdiam, "laki-laki yang dulu aku tampar, kenapa dia perduli padaku?” hati Dara berbisik keheranan.

Malam semakin larut, Dara pun mengambil payung itu sambil memandangi Ihsan yang berlari menjauh sambil menutupi kepalanya dengan bungkusan plastik kresek.

“Masih ada orang baik di dunia ini” pikir Dara, hatinya yang tadi sangat hancur tiba-tiba memiliki secercah harapan.

“Taksii... tolong antar saya ke jakarta pak", Dara pergi dari tempat itu dengan membawa sejuta harapan untuk bisa menjauh dari suaminya Varel.

“Dara...Daraaaaa....lo ga boleh pergi! Kemana lo... panggil Varel sambil merangsek kedalam rumahnya, Varel kaget dan baru menyadari Dara ternyata sudah pergi,

“gak..gak! Ini ga boleh terjadi ...Daraaaaa...!! Varel berlari berusaha mengejar Dara yang sudah lama pergi.

Tak lama kemudian geng Tiger anak buah pemilik klub malam tempat Dara bekerja sebagai penyanyi pun datang, “ gak ada bang!... lima orang masuk ke rumah Dara mengobrak abrik mencari seseorang.

Salah satu dari mereka berambut gondrong menelpon, “ hallo Bos Dara dan Varel tidak ada, tapi jangan khawatir saya akan cari mereka sampai dapat!” ternyata mereka mengejar Dara dan Varel.

“Berikan Dara kepadaku dalam keadaan hidup-hidup, sedangkan Varel...terserah kalian mau apakan!” Jawab bos pemilik klub malam.

“ Siap Bos!” dengan bergegas kelompok geng itu keluar rumah dan mulai mencari dengan mobil Jeep hitam.

Sepanjang perjalanan Dara menatap kosong keluar jendela mobil taksi, “De... jakarta nya ke mana De?” tanya supir taksi kepada Dara.

“Kita sudah muter-muter di sini dari tadi, sebenarnya Adek mau kemana?” ...“Terserah bapak aja...saya juga bingung pak,”

Dara menjawab dengan ragu, lalu tiba-tiba, “ STOP...Stop pak !” Berhenti di sini saja pak!”.

“De..ini kan gedung kosong, serius Dek?” Ungkap supir taksi

“Iya ..ga apa-apa pak, di sini aja” Dara pun turun dari Taksi dan mengeluarkan sejumlah uang sambil gemetar karena tangan nya yang basah kedinginan.

Dara menggeret koper nya memasuki gedung kosong yang gelap itu, “ ini lebih baik, ya tempat ini lebih baik daripada aku harus menjual diri”.

Dara meyakinkan dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang dia membuka koper nya lalu menggelar selimut di lantai yang berdebu lalu merebahkan badannya yang lusuh.

Dara yang menggigil kedinginan tidur meringkuk sambil beberapa kali mengusap air matanya yang tidak mau berhenti.

“Pyarrr...pyarrr... bredettt...dedeettt...!!”

Suara puluhan petasan dan kembang api terdengar jelas saling bersahut-sahutan saat itu.

Dara bangkit dan memandang keluar gedung, melihat indahnya kilauan cahaya dari kembang api di malam tahun baru.

Sambil tersenyum sedih dia mengingat masa-masa SMP dulu.

“Andai saja dulu aku tidak menikah dengan mu Varel, mungkin sekarang aku sudah menjadi sarjana”. Dara menyesali keputusannya, pernikahan yang tidak mendapat restu dari mamanya.

Keesokan paginya, Varel tertidur di pos ronda.

“heyy... pergi kau ..dasar pemabok!” teriak pria setengah tua membangunkan Varel yang sekujur tubuhnya bau minum- minuman keras .

“Apaan sih pak...emang ini rumah lo!” Jawab Varel.

“Bangun! ... kalau gak, gue siram lo ya!” teriak bapak itu lebih keras lagi.

Varel pun akhirnya bangun dan berjalan sempoyongan. Tiba-tiba mobil Jeep hitam hampir saja menabrak Varel.

“ hey ...itu Varelkan?” ...”ya benar, itu bocah bikin repot gue aja!” ...”Dah langsung ciduk aja!”

ternyata komplotan geng Tiger melihat Varel dan langsung membawa paksa Varel masuk kedalam mobil Jeep mereka.

Varel di bawa ke sebuah rumah kosong.

“Di mana Dara!” teriak anak buah geng Tiger yang sedang menginterogasi Varel sambil memukuli perut nya berkali-kali.

“ampun...ampun bang...gue ga tahu bang..bener bang" Varel memohon kesakitan.

“ buang-buang waktu gue aja lo, dah gimana kalau kita langsung gorok aja nih bocah!” salah satu anak buah geng Tiger itu sudah mulai tidak sabar, mereka segera mengambil kayu besar dan ingin menghantam kepala Varel.

“ tunggu bang..!! Tunggu ... saya tahu bang...saya tahu dimana Dara.... saya pasti bawa Dara ke Bos...janji bang!” teriak Varel berusaha meyakinkan anak buah geng Tiger agar tidak membunuhnya.

Di saat itu, Dara yang tertidur pulas di dalam gedung kosong tidak menyadari bahwa tidak begitu jauh masih di kota yang sama, Varel sedang di siksa habis-habisan.

Apakah Dara akan berjumpa lagi dengan Varel suaminya ??

 

Terpopuler

Comments

Ida Kitty

Ida Kitty

ceritanya seru KK, semangat ya.. kita sama lho k, q juga penulis baru. biar makin semangat, kita saling support ya k..🙏🙏☺️☺️☺️

2023-04-08

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!