Ternyata pemuda gagah itu adalah Ihsan. “Kamu...!” Dara dengan mata berbinar seakan tak percaya bisa berjumpa lagi dengan laki-laki itu.
“Kenapa dia ada disini? Bagaimana Bu Leni bos ku bisa kenal dia?” dan apakah dia ingat aku?” Dara terus bertanya-tanya dalam hatinya.
“Maaf ....kalian berdua ada perlu apa?" Ihsan bertanya dan menguap.
Sepertinya Ihsan masih mengantuk, mungkin dia terbangun dari tidurnya karena Axel membunyikan bell berkali -kali.
“Begini mas, maaf bila kami berdua sudah menggangu malam -malam begini, ini ada titipan dari Bos tempat teman saya bekerja", Axel menyodorkan tas coklat itu.
“Siapa nama bos kamu?” Ihsan menerima tas coklat itu sambil bertanya.
“ Sebentar ...Dar...Dara...hey nama bos mu siapa?”. Axel menegor Dara yang dari tadi bengong memandangi wajah Ihsan.
Jari telunjuk Axel pun menyentuh pipi Dara, “heyyy.. !”
“Eh iya...itu...namanya Bu Leni, bos ku namanya Bu Leni”, Dara akhirnya sadar dari lamunannya.
“Apa dia tidak mengenali ku?” Dara merasa heran karena sepertinya ihsan tidak mengenali wajahnya.
“Maaf Bu Leni siapa ya? Sepertinya kalian salah alamat, sebaiknya bawa ini dan silahkan pergi". Sambil menyerahkan tas coklat itu ke Axel, Ihsan secara halus mengusir Axel dan Dara.
Axel jadi kesal mendengar penolakan Ihsan.
“Aduh mas jangan begitu...Ini apartemen no 304 kan..Ini ada alamatnya, kami gak salah alamat!”Ucap Axel
“Maaf mas ...Begini kami itu Cuma mau mengantarkan saja, mas kenal atau tidak sama Bu Leni, itu bukan urusan kami, jadi tolong ambil ini dan kami bisa pergi dari sini!” Dara sedikit kesal sambil menyodorkan kembali tas coklat itu kepada Ihsan.
Axel dan Dara pergi meninggalkan kamar 304 dengan cepat.
Sambil berjalan Dara menggerutu, “ Bodo amat dia kenal atau gak, emang urusan gue gitu, nyebelin!... masa ga ngenalin aku sih!”. Ungkap Dara
“ Hey...Kamu ngomong apa?” Axel memperhatikan Dara yang sepertinya sedang ngomel-ngomel sendiri.
“Gak ada apa-apa!” Dara menjawab dengan nada kesal.
“dih..kok jadi marah sama aku, salahku apa coba?” pikir Axel sambil garuk-garuk kepala.
Esok harinya di saat Dara sedang menjaga Cafe, “Coffee Latte nya satu ya". Seorang pemuda gagah memesan coffe kepada Dara.
Dara menjawab sambil menghitung di mesin kasir, “oke ... 25 ribu ya kak, silahkan di tunggu" Wajahnya Dara yang tadinya mau tersenyum manis menyambut pelanggan cafe, mendadak berubah menjadi pucat seperti melihat hantu.
“Dia..!” Dara terkejut.
“Hey bukankah kamu yang tadi malam datang ke apartemen ku?” Ihsan mulai menyadari setelah saling bertatapan dengan Dara.
“ Eh iya mas, maaf ya soal tadi malam, kami pergi begitu saja” Dara gugup menjelaskan.
“Tidak masalah,” kemudian Ihsan duduk namun dahi nya mengkerit.
“sepertinya aku pernah lihat wanita itu tapi di mana ya?” Ihsan berusaha mengingat kembali wajah Dara, namun karena kejadian itu sudah lama Ihsan tidak bisa mengingat dengan baik tentang Dara.
Axel menegor Dara, “Ada apa, kamu kenal orang itu?”
“ Itu loh penghuni apartemen 304!” Dara menjelaskan kepada Axel.
Sambil meletakkan pesanan kopi Ihsan di meja Cafe , Axel berkata, “ Selamat datang di Cafe Hoki, sepertinya mas baru pertama kali ke sini?”
“Iya begitulah" jawab Ihsan seperlunya.
Hari sudah malam, Axel terus memandangi Dara yang sedang sibuk membersihkan meja Cafe.
“Kenapa Dara sampai marah-marah waktu di apartemen itu, dan tadi sore tingkahnya pun aneh ketika bertemu dengan laki-laki 304 itu, ada apa? Apakah dia mengenalnya? Apakah cowo itu mantannya?” Axel berfikir keras sambil menatap Dara.
“Hello.... bengong aja, mikirin apa hayoo?” Dara melambaikan tangan nya di depan wajah Axel sambil tersenyum manis dan berlalu sampai rambutnya mengibas lembut ke wajah Axel.
“Deg!...apa ini ....jantungku..” Axel memegang dadanya yang tiba-tiba berdegup cepat, Axel sekilas terpana oleh senyum manis Dara dan sentuhan rambutnya yang harum.
“Perasaan apa ini?” Hatinya bergetar, sambil mengusap dadanya Axel berusaha menenangkan diri.
Sebenarnya Axel selalu penasaran tentang Dara, sampai saat ini Dara tidak pernah bercerita tentang hidupnya dan kenapa dulu dia berdiri diatas gedung kosong.
Axel terus bersabar tidak ada keinginan tuk memaksa Dara bercerita tentang masa lalunya, yang penting bagi Axel Dara tersenyum dan bahagia.
Seperti biasa Dara pulang dari cafe jam 11 malam, dengan wajah lelah dan mengantuk Dara membuka pintu kamar nya.
“Aaaaa..” Dara menguap, dia langsung merebahkan badannya di kasur.
Dara tertidur nyenyak, Namun ketika waktu mulai mendekati subuh, sepertinya Dara kembali bermimpi, mimpi buruk itu lagi.
“Lepaskan...lepaskan!!...jangan Om..jangan..biarkan aku pergi..tolong ..tolong...!!” teriak Dara dalam tidurnya, trauma itu masih ada dan sulit hilang.
Mimpi yang sama kadang datang menghantui tidur malamnya.
Dara terbangun dalam keadaan berkeringat, nafasnya tak beraturan , tiba-tiba tangisnya pecah.
“aaaaaaaaa.......! Dara menjerit sambil menutupi wajahnya dengan bantal.
“Gak...gak boleh ..Kamu gak boleh nangis lagi..cukup..lupakan Dara..lupakan!” Dara berbicara sendiri sambil berderaian air mata.
Jam 4 pagi, Akhir nya Dara memutuskan untuk menelpon seseorang, mungkin dengan mengobrol dapat mengalihkan perhatian nya dari mimpi buruk yang tadi Dara alami. Dara mengambil handphone nya.
Handphone Axel berdering, suara deringnya membangunkan Axel.
“Hello.. Axel? Ini aku Dara" suaranya berat, Dara menahan tangis tidak ingin Axel tahu.
“ Iya...Ada apa..hmmm kamu bermimpi lagi?” tanya Axel.
Dara terdiam sejenak, “nanti sore kita ke pantai yuk?” ajak Dara.
“ Siap...ga masalah nanti kita tutup Cafe lebih awal aja, khusus untuk pegawai teladan ku yang cuantik” jawab Axel sambil menghibur Dara.
Di pagi hari nya, “Pagi..nek.. sini aku bantu ya", Dara berpapasan dengan tetangganya, seorang nenek yang sedang membawa kantong sampah.
Dara langsung mengambil kantong sampah hitam itu dan bergegas menuruni tangga, “ aku duluan ya nek!" Ucap Dara
“ terimakasih ya Dara" nenek itu tersenyum pada Dara.
Hari minggu Dara tidak bekerja di kantor online shop. Dara berjalan riang menuju Cafe Hoki.
Disaat siang, Dara dan Axel bekerja seperti biasa.
ada sosok mata yang sepertinya sedang memata-matai Cafe Hoki.
“Terimakasih kak atas kunjungan nya, jangan lupa mampir lagi ya kak" Dara tersenyum ramah pada pelanggan cafe.
kemudian telp Cafe Hoki berdering, “ Iya Hello, Cafe Hoki dengan Dara di sini mau pesan apa kak ?” Dara menjawab telp dengan ramah.
Terdengar lah suara, “Akhirnya ...Dara... lo gak akan bisa kabur dari gue lagi!” Suara itu membuat Dara terkejut dan hampir pingsan.
“ Dara....Kamu kenapa? Ada apa ?!” Axel yang sangat khawatir melihat keadaan Dara, berusaha mencari tahu.
“Halo...hallo...siapa ini?" Axel menjawab Telp, namun telp terputus...”tututututut...!"
Axel menuntun Dara ketempat duduk, “sebentar aku ambilkan minum ya”.
“Dara...ini minumlah,” Axel menyodorkan minuman ke Dara.
tapi sepertinya Dara masih syok, lalu Axel memegang tangan Dara, dan meletak kan gelas itu ditangan Dara. “ Ayo minum" pinta Axel dengan lembut.
Dara mulai minum air itu, dan Dara langsung berdiri, Axel pun bingung melihat tingkah Dara.
“ hey ada apa?” tanya Axel heran.
Dara langsung menutup pintu cafe rapat-rapat.
Mata nya mengintip keluar jendela cafe.
“Kita tutup saja Cafe ini sekarang!” Dara bergegas melepaskan celemek dan topi cafe nya.
Axel hanya diam mengikuti Dara yang menuju kebelakang.
“Dara....Kamu tidak apa-apa” Axel bertanya di depan pintu toilet wanita.
“Begini...Hari ini kita mau ke pantai kan? Kamu tenang aja ...Aku ganti baju dulu ya Dar!” Axel berlari menuju ruang ganti, dia berusaha tetap tenang meski banyak tanda tanya dalam otaknya.
Sore itu Dara dan Axel berangkat dengan motor nya ke arah pantai. Axel mengendarai motor dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya memegang erat tangan Dara.
“Dara ...pegangan..nanti kamu bisa jatuh, Dara?” Tanya Axrl cemas.
sepertinya Dara masih belum bisa melupakan kejadian telp misterius itu.
Sampailah mereka di tepi pantai, Dara turun dan langsung berlari ke pinggir pantai.
Axel melihat Dara kala itu seperti orang yang sedang berpura-pura bahagia, walaupun Dara tersenyum namun tatapannya kosong.
Axel duduk di pasir dan membiarkan Dara bermain-main dengan ombak sendiri.
“Axel siniii....ombak nya seru banget!”...Dara tertawa lepas. Axel merasa bersyukur melihat Dara bisa melupakan kejadian telp misterius itu.
Hari mulai senja, “Dara...sini..istirahat dulu!” Pinta Axel.
“Aahh seru banget... duh baju ku sampai basah" Dara kedinginan sambil mengusap-usap kedua lengan nya yang basah.
“Ini pakai ... Kamu bisa kedinginan" Axel melepas jaket kulitnya dan memakaikannya ke Dara.
Dara merasa tersentuh.
”jantungku berdebar debar !....Aduh bagaimana ini!” Dara jadi salah tingkah.
“ Ah ..jangan Nanti jaket mu jadi basah semua”. Ucap Dara sambil membuka jaket dan menyerahkan kembali ke Axel.
“sssssttt...dah pakai aja, jangan melawan bos!” Axel tetap memakai kan jaket itu kembali pada Dara.
Dara tersipu malu.
Dara terlihat mulai tenang, mereka berdua duduk berdekatan di pasir pantai sambil melihat matahari terbenam.
Axel melihat ke Dara dan berbisik, “Siapakah yang sudah membuat gadis manis ini menderita?”
Lalu siapakah penelpon misterius di Cafe Hoki tadi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments