Bayang- bayang masa lalu

Dara sore itu masih saja berada di dalam rusun. Sambil memeluk bantal nya erat-erat, mata nya memandang kosong.

“Bagaimana kalau Axel tahu siapa aku? “apa yang akan Axel pikirkan tentang aku?” Dara berfikir, berandai andai yang membuat  Dara semakin terpuruk.

Sedangkan di Cafe Hoki,  percakapan antara Axel dan Ihsan semakin tegang. “Kenapa diam saja!” ayo cepat ceritakan, apa yang mas ketahui tentang Dara?” Axel terus mendesak Ihsan.

Ihsan terduduk diam di sudut Cafe,

 “ apa yang harus aku katakan, ini kan aib orang, apa pantas aku menceritakan masa lalu kelam seseorang begitu saja!” Ihsan berusaha menahan diri.

“Kamu sendiri siapa nya Dara?  Kenapa aku harus cerita!” dengan suara tegas Ihsan menolak bercerita.

“Kamu sendiri siapa!” teriak Axel kesal.

“Permisi...?... tiba-tiba suara wanita membuat pertengkaran antara Ihsan dan Axel terhenti.

“Oh ..iya..maaf.... kakak mau pesan apa?” Axel langsung menghampiri wanita berbaju seragam biru.

“Bukan ...saya ke sini mau cari Dara, apa Dara ada?” ternyata dia adalah Bu Leni Bos OB.

“Loh ...Pak Ihsan ada di sini juga, apa kabar Pak?” Bu Leni mengenali Ihsan dan menyapa.

“Maaf... mba siapa ya?” Ihsan ternyata tidak mengenali Bu Leni.

Bu Leni tersenyum dan duduk berhadapan dengan Ihsan,  “mas...kalau begitu saya jadi pesan kopinya ya" Bu Leni melihat ke arah Axel dan memesan kopi.

“Begini...tadi kakak bilang mau cari Dara? Kakak ini siapa ya?” Axel bertanya dengan sopan.

“Oh iya saya lupa memperkenalkan diri, Saya Leni, biasa di panggil sama Dara Bu Leni, hehehe... apa Dara hari ini tidak masuk kerja juga ?”

“Ooooh...Bu Leni.... Bos OB ya? Jawab Axel faham.

 Ihsan pun ikut mendengarkan, dan mengingat sesuatu."Ooo..ternyata dialah BOS OB yang Dara maksud waktu itu". Pikir Ihsan.

“ Ya ampun ...masa BOS siii, hehehe” wajah Bu Leni jadi merah, tersipu di sebut Bos.

“Begini Bu... Dara sakit, sudah 3 hari ini tidak masuk kerja.” Axel menjelaskan.

“Okee...tadi mau pesan kopi apa?” Tanya Axel pada Bu Leni

“Apa saja deh, hehehe..saya belum pernah masuk Cafe mas, jadi gak tahu menu kopi yang enak itu apa”. Bu Leni senyum senyum, menjelaskan malu-malu, begitulah Bu Leni yang terkenal galak, tapi bila di depan cowo ganteng berubah jadi kemayu.

“Baiklah Bu, saya akan buatkan kopi yang spesial buat Bos OB Dara!”  di tunggu ya...”

Axel memang sangat ramah, membuat pengunjung cafe nya jadi betah. “Terimakasih ganteng" jawab Bu Leni genit.

“Maaf ...mba duduk di sini mau cari Dara atau mau ngobrol dengan saya?” Ihsan jadi bingung melihat tingkah Bu Leni. “Begini mba, atau ibu..?saya harus panggil apa?” Tanya Ihsan

“Panggil aja Bu Leni Pak,  saya ke sini memang mau cari Dara, biarpun saya galak sama anak buah, tapi saya sayang sama Dara pak, Dara sudah saya anggap adek.“ Eeeee ...ga  taunya malah ketemu sama Pak Ihsan di sini" Bu Leni menjelaskan sambil menyentuh tangan Ihsan yang ada di atas meja.

Ihsan buru buru menarik tangan nya, “Saya baru ingat, Jadi Ibu yang memberikan Hadiah itu lewat Dara kan?”

 

“Betul sekali, cuma sayang, pak Ihsan tidak ingat saya? tapi saya ingat bapak, Pak Ihsan coba ingat lagi, dulu pak Ihsan pernah membantu membebaskan wanita-wanita dari rumah bordil yang mau dijual keluar negeri 2 tahun yang lalu". Bu Leni berusaha membantu Ihsan untuk mengingat kejadian itu.

Di rusun tempat tinggal Dara, Dara mulai sibuk menurunkan semua bajunya dan memasukkan semuanya ke dalam koper. “Aku harus pergi dari sini, aku gak mau ..aku gak mau ketemu mereka lagi!” Dara mengepak bajunya sambil mengoceh.

Lalu Dara teringat Axel, bagaimana mungkin Dara pergi begitu saja tanpa memberitahu Axel, “Aku harus menelponnya" Dara mengambil hp nya.

“Nah...ini dia kopi special buat Bos Dara yang baik hati, silahkan di coba...semoga suka ya Bu" Axel meletakkan secangkir Capucinoo double Krim coklat di hadapan Bu Leni.

Lalu Hp Axel pun berbunyi, “eh...ini dari Dara..tunggu sebentar ya Bu...saya angkat dulu telp nya".

“Syukurlah dia menelpon, dari kemarin aku telp kenapa tidak aktif terus Hp nya?” Bu Leni merasa senang mengetahui Dara bisa di hubungi.

“Iya ..Dara..ada apa? Kamu sudah baikkan? Axel berbicara sedikit keras , agar Bu Leni ikut mendengarkan.

“Axel ....maafin aku ya...aku selalu ngerepotin kamu ...aku pamit...” tiba-tiba suara Dara terhenti ...dia menangis. Dan telp pun terputus.

“Tunggu...Dara...hello ...Dara..!”Axel menjawab telp Dara dengan rasa cemas.

"Tut tut tut....!" suara telp terputus.

“ Loh ada apa dengan Dara?!” Bu Leni sampai berdiri dan panik.

“Dara bilang apa?” tanya Ihsan

“Dara pamit...itu saja kata terakhir yang aku dengar” Axel menjawab

 “ Dimana Dara tinggal?” Dimana?” Ihsan menanyakan alamat Dara pada Axel .

“Di Rusun sana...dekat pertigaan lampu merah sebelah kiri.” Jawab Axel dengan sangat khawatir sambil berkali kali menelpon Dara, tapi Hp nya tidak aktif. “Ada apa dengan mu Dara, ada apa?!”

“Ayo kita kesana sekarang!” ayo ..cepat!” ajak Ihsan terburu-buru ...

 “Ayo cepat ..tutup saja Cafe nya!” Bu Leni menggoyang tubuh Axel yang terdiam.

“Tunggu di sini..aku ambil mobil dulu!” Ihsan segera keluar dari cafe bermaksud mengambil mobil yang terpakir di seberang jalan.

“Eh..Dara mau kemana nak?” nenek tetangga sebelah melihat Dara terburu -buru sambil menggeret koper pink nya. “Selamat tinggal Nek, do'ain Dara ya Nek" Dara memeluk nenek dan segera menuruni tangga.

Tak Lama, Ihsan Axel dan Bu Leni sampai di Rusun tempat tinggal Dara. “ Dara...Dara..buka pintunya !..Dara..!” Axel mengetuk berkali-kali, namun ternyata pintu tidak terkunci.

“Pintunya terbuka". Axel merasa heran.

“Ayo kita lihat ke dalam!” Ihsan langsung masuk ke kamar Dara.

“Eeh..temannya Dara ya?” Nenek mengenali Axel, karena beberapa hari ini sering mondar mandir ke Rusun.

“Nenek...apa Nenek tahu di mana Dara?” Axel bertanya sambil membungkukkan badannya .

Bu Leni, Ihsan serta Axel semua mata tertuju pada Nenek dan tak sabar menanti jawaban nenek.

“Tadi ...Dara pamit sama Nenek" jawab Nenek pelan.

“Lalu...?” apa dia bilang mau kemana nek ?” Axel semakin penasaran, mereka berharap akan ada petunjuk tentang keberadaan Dara.

 

Tidak disangka ternyata Varel membuntuti mereka bertiga sejak dari Cafe tadi. Varel terus memata matai dan menguping pembicaraan Axel dengan nenek itu.

“Nek..Dara bilang gak, mau kemana?”  Axel tak sabar menanti jawaban nenek . “Maaf...nenek Gak tahu, tadi Dara meluk nenek lalu pergi bawa koper”. Jawab nenek gemetaran.

“Yaa...ampun...ke mana si kamu Dar!” aaahhh!!! Axel kesal sambil memukul tembok rusun. Nenek sampai kaget dan ketakutan.

“Sabar..Sabar..!” kata Bu Leni berusaha menenangkan Axel.

“Maafin teman saya ya Nek, terimakasih ya nek informasinya, sekali lagi tetimakasih" ucap Ihsan kepada Nenek.

“Ayo kita cari Dara!” Ihsan berlari menuruni tangga, lalu berhenti dan menengok ke Axel  “Kenapa diam, ayo ...pasti Dara belum jauh!”

Axel dan Bu Leni akhirnya mengikuti Ihsan, mereka segera naik ke mobil dan mulai mencari Dara di setiap Halte bis, bahkan sampai ke stasiun kereta.

Hari mulai malam, “Kemana lagi kita cari Dara?” tanya Bu Leni putus asa, “sudah jam berapa sekarang?” Tanya Ihsan pada Axel yang duduk di sebelah Ihsan.

“Hey...jam berapa..?” aku tanya jam berapa sekarang?” Ihsan bertanya lagi pada Axel sambil mengalihkan pandangan ke jalanan karena sedang menyetir mobil.

Namun Axel tetap terdiam melamun melihat keluar jendela.

“Astaghfirullah... Hey ..siapa namamu?...kenapa tidak jawab-jawab dari tadi!” Ucap Ihsan menanyakan nama Axel.

 

“Axel namanya ... kalau tidak salah", jawab Bu Leni yang duduk di belakang.

Lalu Bu Leni menepuk bahu Axel, “mas..mas..”

“Eh iya..ada apa?” Axel baru tersadar dari lamunan nya.

“ Kamu baik baik saja?” Tanya Ihsan khawatir.

“Aku baik-baik saja!” Jawab Axel dengan nada lemas.

“Sebaiknya kita istirahat dulu” Ihsan lalu memarkir kan mobil nya.

“Maaf nih... Karena ini sudah malam jadi...saya pamit ya, mohon maaf tidak bisa ikut cari Dara” Bu Leni akhirnya izin untuk pulang.

“Astaghfirullah....maafin saya ya Bu, saya sampai lupa waktu...iya ..iya Bu ..terimakasih dah ikut bantu kami cari Dara” Ihsan merasa tidak enak karena lupa waktu sampai Bu Leni harus pulang kemalaman.

“Mas Axel ...yang Sabar ya...jangan putus asa, Dara pasti ketemu, saya permisi dulu ya mas" Bu Leni melihat wajah Axel yang terlihat sangat sedih .

“Iya Bu..terimakasih" hanya itu yang mampu terucap dari bibir Axel.

Bu Leni akhirnya pulang dengan Taksi. Ihsan berusaha menenangkan Axel dengan membelikan minuman ringan tuk Axel.

“Ini....minum dulu" Ihsan menyodorkan minuman ringan itu lalu menepuk bahu Axel.

“Sebenarnya apa yang terjadi pada Dara kenapa dia pergi seperti ini?” Axel merasa tidak percaya.

Ketika mereka berdua sedang beristirahat di warung kopi pinggir jalan, Axel memperhatikan si pemilik warung yang asyik menonton Tv, isi nya berita seorang wanita muda tertabrak mobil di sekitar terminal.

Sontak Axel kaget dan ketakutan, “ Hey..Hey...! Lihat itu...itu di berita..di Tv!” Axel menepuk pundak Ihsan berkali kali sampai Ihsan kaget dan tersedak karena sedang minum.

“Ya Allah..uhuk..uhuk..ada apa...uhuk..uhuk!” Ihsan langsung balik badan dan terbatuk batuk.

Mereka berdua mendengarkan berita di Tv dengan hati yang was was.

“Berita terkini, pukul tujuh malam tadi telah terjadi kecelakaan di depan terminal kampung Dadap,  seorang wanita berusia sekitar 21 tahun, tewas tertabrak mobil, wartawan kami melaporkan dari tempat kejadian...”

“Astaghfirullah...apakah itu...?” Ihsan kaget.

“ tidak...Tidak...bukan bukan ...itu tidak mungkin!” Axel dengan mata berkaca kaca menolak untuk percaya.

Siapakah wanita yang tertabrak mobil itu? Apakah itu Dara?

 

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!