Ryan dan Bella sedang bersiap untuk sarapan pagi di ruang makan yang terletak di sudut rumah mereka yang bergaya eropa klasik. Di sekeliling ruangan itu terdapat lukisan-lukisan indah dan perabotan yang mewah.
Bella: "Wah, sarapan pagi kali ini terasa istimewa dengan suasana seperti ini."
Ryan: "Aku senang kamu suka. Ini semua untukmu, sayang."
Bella tersenyum bahagia, namun ia merasa ada yang mengganjal di hatinya.
Bella: "Ryan, aku merasa sedih dengan berita bahwa kamu harus kembali bekerja lagi minggu depan."
Ryan: "Maafkan aku, sayang. Kamu tahu kan aku harus bekerja keras untuk menopang kehidupan kita. Tapi jangan khawatir, aku akan selalu membuat waktu untukmu."
Bella mengangguk dan tersenyum, merasa lega mendengar ucapan Ryan. Mereka lalu menikmati sarapan pagi yang disajikan oleh pelayan mereka dengan pemandangan taman yang indah dari jendela ruang makan.
Mereka berdua menaiki mobil ryan dan menuju ke mall yang terletak di pusat kota. Waktu itu hari Sabtu, cuaca cerah dan ceria. Mereka berbicara tentang rencana mereka untuk dekorasi rumah dan memikirkan barang-barang yang ingin mereka beli.
"Kamu mau membeli apa, Bella?" tanya Ryan sambil menyetir mobil.
"Banyak hal, sebenarnya. Kita perlu membeli lemari pakaian, meja belajar, dan beberapa dekorasi untuk ruang tamu," jawab Bella.
"Baiklah, itu semua terdengar bagus. Tapi aku juga ingin membeli beberapa peralatan olahraga untuk kita gunakan bersama-sama," kata Ryan.
Bella tersenyum. "Tentu saja, itu ide yang bagus. Kita bisa berolahraga bersama di rumah," ujarnya.
Sesampainya di mall, mereka berjalan-jalan melihat-lihat barang-barang dan memutuskan untuk membeli banyak hal. Mereka memilih warna dan desain yang cocok dengan selera mereka dan menghabiskan waktu bersama-sama yang menyenangkan. Setelah berbelanja, mereka kembali ke mobil dan menuju pulang ke rumah, dengan perasaan senang dan puas atas pembelian mereka.
Sebelum pulang mereka makan siang dahulu ke sebuah restoran.
Ryan dan Bella memasuki restoran Jepang yang mewah dengan suasana yang tenang dan elegan. Mereka dipandu oleh seorang pelayan ke meja mereka yang terletak di sudut ruangan dengan pandangan yang indah ke taman bersebelahan.
"Mereka memiliki menu yang luar biasa di sini," kata Ryan sambil memberikan menu pada Bella.
"Terima kasih, sayang," kata Bella sambil membuka menu. "Aku berharap kita bisa mencoba semuanya!"
Ryan tertawa. "Kita bisa mencoba sebanyak yang kita mau, Bella. Ini hari istimewa untuk kita."
Bella tersenyum dan menarik nafas dalam-dalam. "Benar sekali. Aku bahagia bisa menghabiskan waktu bersamamu, Ryan."
Ryan meraih tangan Bella dengan lembut. "Aku juga bahagia bersamamu, Bella. Aku mencintaimu."
Bella tersenyum dan membalas genggaman tangan Ryan. "Aku mencintaimu juga, Ryan."
Kemudian pelayan datang ke meja mereka dan mereka memesan makanan. Ryan memesan sushi dan sashimi dengan saus yang lezat, sedangkan Bella memilih ramen dengan telur dan daging sapi panggang. Mereka menikmati makanan mereka sambil berbincang-bincang dan menikmati suasana yang tenang dan romantis.
Lalu setelah selesai makan.
Ryan dan Bella keluar dari restoran Jepang yang mewah setelah selesai makan siang, langit terlihat cerah di siang hari itu. Mereka berjalan-jalan di sekitar mal dan mencari masjid terdekat. Setelah menanyakan beberapa orang, mereka menemukan sebuah masjid kecil di pojok jalan. Ryan dan Bella masuk ke dalam masjid dan menunaikan salat Dzuhur.
Setelah salat, Ryan dan Bella mengobrol sejenak dengan beberapa jamaah masjid. Mereka mengucapkan salam dan bertukar cerita tentang pengalaman mereka dalam beribadah di masjid. Ryan menanyakan tentang kegiatan sosial yang sering dilakukan oleh masjid tersebut, sedangkan Bella bertanya tentang jadwal kajian yang diadakan di masjid.
"Masjid ini sering mengadakan kegiatan sosial untuk masyarakat sekitar, seperti bakti sosial dan pengajian umum," kata salah seorang jamaah masjid yang sedang berbincang dengan Ryan.
"Kajian di sini biasanya diadakan pada malam Jum'at, dan tema kajiannya seringkali berkaitan dengan masalah yang dihadapi umat Islam saat ini," tambah jamaah masjid yang lain.
Ryan dan Bella merasa senang mendapat informasi yang berguna dari jamaah masjid. Mereka berterima kasih dan berpamitan untuk melanjutkan aktivitas mereka.
Ryan menghentikan mobil di sisi jalan dan membuka jendela untuk memberikan uang pada ibu dan anak bayinya yang sedang mengamen. Ibu itu berterima kasih sambil mengangkat tangannya sebagai tanda syukur.
Bella melihat aksi suaminya dan tersenyum bangga. "Kamu sangat baik hati, Ryan. Itu adalah aksi yang sangat mulia," ujarnya.
Ryan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Itu hanya sedikit bantuan kecil, Bella. Kita harus saling membantu sesama, terutama pada orang-orang yang membutuhkan."
"Mungkin kita bisa lebih sering melakukan aksi seperti ini," sahut Bella. "Siapa tahu kita bisa membantu banyak orang dengan cara kecil seperti ini."
Ryan mengangguk setuju. "Kita pasti bisa, Bella. Kita harus selalu berusaha membantu sesama dan melakukan hal-hal kecil yang bisa membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik."
Bella tersenyum bahagia dan mereka melanjutkan perjalanan pulang ke rumah sambil berbincang-bincang tentang rencana-rencana mereka untuk membantu orang lain di masa depan.
Bella merenung sejenak saat mereka melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Dia mengagumi sikap dermawan suaminya, Ryan. Bella baru mengenal Ryan sejak mereka bertemu pertama kali dan selama ini, Ryan selalu menunjukkan bahwa dia adalah pribadi yang sangat peduli dengan sesama. Bella senang sekali mengetahui bahwa Ryan tetap mempertahankan sikap dermawannya itu bahkan setelah mereka menikah.
“Kamu tahu, aku sangat bangga memiliki suami seperti kamu, Ryan,” kata Bella dengan suara lembut.
Ryan tersenyum dan menggenggam tangan Bella. “Terima kasih, sayang. Tapi aku tidak berbuat apa-apa yang istimewa. Memberikan sedikit uang kepada mereka yang membutuhkan adalah tindakan kecil yang bisa dilakukan oleh siapa saja.”
“Tapi tidak semua orang berani melakukannya,” ujar Bella. “Kamu selalu menjadi panutan bagi aku, Ryan.”
Ryan mengelus rambut Bella. “Kamu punya hati yang baik, sayang. Aku yakin kamu juga akan berbuat hal-hal baik untuk orang lain.”
Bella tersenyum. Dia merasa sangat bahagia memiliki suami yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi dalam hidupnya.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka dan sampai. Dirumah. Mereka bekerjasama dengan asisten mereka untuk mebereskan barang barang belanjaan mereka, yang tadi sudah dibeli.
Saat itu sudah sore hari, sinar matahari perlahan mulai redup dan udara menjadi sedikit dingin. Ryan dan Bella telah selesai berbelanja dan kembali ke rumah mereka yang baru saja dibeli. Mereka sibuk membongkar barang belanjaan di meja makan, menyusun perabotan baru mereka dengan hati-hati. Bella terlihat kelelahan dan berkeringat karena cuaca yang panas dan kelelahan akibat aktivitas berbelanja seharian.
Ryan melihat istrinya yang kelelahan dan memberikan segelas air dingin kepadanya. "Minumlah, sayang," kata Ryan dengan lembut. "Kamu terlihat sangat lelah."
Bella mengambil segelas air dingin dan minum dengan pelan-pelan. "Terima kasih, Ryan," ucapnya sambil menghela napas. "Aku benar-benar kelelahan. Tapi, aku senang sekali dengan perabotan baru kita. Semua terlihat sangat cantik dan cocok untuk rumah kita."
Ryan tersenyum. "Aku juga senang, sayang. Kita akan membuat rumah kita menjadi tempat yang indah untuk kita tinggali bersama."
Bella tersenyum bahagia mendengar kata-kata suaminya. "Aku sangat beruntung memiliki suami yang seperti kamu, Ryan. Terima kasih sudah memperhatikan aku dan membuatku bahagia."
Ryan memeluk istrinya dengan lembut. "Kamu adalah segalanya bagiku, sayang. Aku akan selalu memperhatikanmu dan membuatmu bahagia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
IG : Gledekzz97
Next
2023-03-24
0
lanjutkan
2023-03-23
0