Bella melihat-lihat sekeliling rumah itu dengan mata terbuka lebar. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan tinggal di tempat yang begitu megah dan indah. Suasana dalam rumah itu tenang dan nyaman, membuatnya merasa sangat dihargai oleh suaminya.
“Kamu senang dengan rumah ini?” tanya Ryan, tersenyum melihat wajah kagum Bella.
“Sangat senang,” jawab Bella. “Rumah ini begitu indah dan nyaman. Aku tidak pernah membayangkan tinggal di tempat seperti ini.”
“Kamu harus merasa nyaman di rumahmu sendiri,” kata Ryan. “Aku harap kamu merasa senang tinggal bersamaku.”
“Tentu saja,” jawab Bella dengan senyum.
Ryan menggandeng tangan Bella dan membawanya ke kamar tidur. Kamar itu luas dan nyaman, dengan tempat tidur besar di tengah-tengah dan jendela besar yang memungkinkan sinar matahari masuk. Ryan meraih tangan Bella dan membimbingnya ke tempat tidur.
“Sekarang, kamu bisa istirahat di sini,” kata Ryan dengan lembut. “Aku akan menemani kamu sebentar.”
Bella merasa tenang di samping Ryan, dan merasa bahagia karena mereka telah menikah. Meskipun awalnya ia tidak suka dijodohkan, Bella sekarang merasa bersyukur karena ia menikah dengan pria yang begitu baik dan penyayang seperti Ryan.
"Bella, aku senang melihatmu bahagia," ucap Ryan sambil tersenyum manis pada istrinya.
"Terima kasih, Ryan. Kamu begitu baik padaku," jawab Bella sambil tersenyum bahagia.
Ryan mengelus lembut pipi Bella. "Aku ingin membuatmu bahagia seumur hidupmu, Bella. Aku akan selalu ada untukmu dan selalu mencintaimu."
Bella merasakan kehangatan dalam hatinya mendengar kata-kata suaminya tersebut. Dia merasa bersyukur karena memiliki suami seperti Ryan. Mereka lalu berpelukan erat dan saling mencium dengan penuh cinta.
Saat itu, suasana kamar pengantin begitu romantis dengan hiasan mawar merah yang indah dan cahaya lilin yang lembut. Bella merasa seperti berada di dalam dongeng yang indah. Dia tidak sabar untuk memulai kehidupan barunya bersama Ryan.
Waktu berjalan dan hari-hari di rumah baru Bella dan Ryan terasa sangat menyenangkan. Mereka saling berbagi cerita dan bercanda di setiap waktu senggang yang mereka miliki. Bella merasa sangat nyaman dengan keberadaan Ryan dan selalu merasa aman ketika bersama suaminya.
Namun, suatu hari Ryan mendapat kabar dari kantornya bahwa ia harus pergi ke luar kota untuk menghadiri acara penting di perusahaan. Bella merasa sedih karena akan ditinggal sendirian di rumah selama beberapa hari.
"Bella, aku sangat menyesal harus meninggalkanmu sendirian," kata Ryan pada Bella dengan tatapan penuh kasih sayang.
"Jangan khawatir, Ryan. Aku bisa mengurus diri sendiri," jawab Bella sambil mencoba tersenyum.
Ryan tidak yakin dengan jawaban Bella, dan ia pun mengatakan, "Baiklah, tapi aku akan meminta Asistenku untuk menjaga kamu selama aku pergi. Dia akan mengurus kebutuhanmu dan memastikan kamu aman."
Bella merasa lega mendengar itu dan memeluk Ryan dengan erat. "Terima kasih, sayang. Aku sangat menghargai itu."
Setelah itu, Asisten Ryan datang untuk mengurus Bella selama Ryan pergi. Bella merasa senang karena dia tidak perlu menghadapi masa-masa sulit sendirian di rumah.
Waktu berlalu, Ryan sering bepergian ke luar kota karena tugas bisnisnya. Bella tetap tinggal di rumah dan beraktivitas sehari-hari seperti biasa, namun kali ini tanpa kehadiran Ryan. Meskipun memiliki asisten yang selalu menemani, Bella merasa kesepian karena merindukan kehangatan dan kehadiran suaminya.
Suatu hari, ketika Bella sedang duduk sendiri di teras rumah, dia merenung tentang kesepian yang dia rasakan. Tiba-tiba, asisten Bella menghampiri dan menawarkan secangkir teh hangat.
Asisten: "Maaf mengganggu, Bu. Ini teh hangat untuk menjaga kesehatan Anda."
Bella: "Terima kasih, Ibu. Terkadang rasanya sangat kesepian tanpa suami di sini."
Asisten: "Saya mengerti perasaan Anda, Bu. Tapi pasti suami Anda akan kembali segera."
Bella: "Iya, saya harap begitu. Tapi kadang-kadang rasanya sulit untuk menahan rindu ini."
Asisten: "Mungkin bisa mengisi waktu dengan kegiatan yang menyenangkan. Membaca buku atau menonton film mungkin bisa menghilangkan perasaan kesepian."
Bella: "Iya, mungkin bisa mencoba itu. Terima kasih atas sarannya, Ibu."
Asisten: "Sama-sama, Bu. Saya selalu di sini jika Bu Bella membutuhkan bantuan."
Bella merasa terharu dengan kebaikan asistennya dan merenungkan saran-sarannya. Dia kemudian mencoba membaca buku dan menonton film untuk mengisi waktu yang sepi. Meskipun tetap merindukan kehadiran Ryan, Bella mulai belajar untuk menikmati waktu sendiri dan menemukan cara untuk menghilangkan perasaan kesepian.
Waktu telah berlalu beberapa hari sejak Ryan pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Bella merasa sangat kesepian dan merindukan kehadiran suaminya. Dia mencoba menghabiskan waktunya dengan berbagai kegiatan, seperti membaca buku, menonton film, atau berjalan-jalan sendirian, namun perasaan kesepiannya tidak juga hilang.
Suatu hari, Bella memutuskan untuk menelpon Ryan dan melepas kerinduannya lewat video call. Dia merasa senang dan gembira saat wajah Ryan muncul di layar ponselnya.
"Hey, sayang," sapa Ryan dengan senyum hangat di wajahnya.
"Hai, Ryan. Aku merindukanmu," ujar Bella dengan suara lembut.
"Iya, aku juga merindukanmu, sayang. Bagaimana kabarmu di rumah? Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Ryan.
Bella menuturkan semua kegiatan yang telah dilakukannya dalam beberapa hari terakhir. Ryan mendengarkan dengan penuh perhatian, dan kemudian mengajak Bella untuk berbicara lebih lama.
Mereka berbicara tentang segala hal, dari pekerjaan Ryan yang sibuk hingga rencana mereka untuk masa depan. Bella merasa sangat nyaman dan bahagia berbicara dengan Ryan, meskipun hanya lewat video call.
Setelah berbicara cukup lama, Bella dan Ryan sepakat untuk mengakhiri panggilan. Sebelum menutup panggilan, Ryan berkata, "Aku akan segera pulang, sayang. Sabar ya menunggu aku di rumah."
Bella tersenyum dan menjawab, "Aku akan menunggumu, Ryan. Aku cinta kamu."
"Iya, aku juga cinta kamu, sayang," balas Ryan sambil tersenyum.
Setelah menutup panggilan, Bella merasa lebih tenang dan bahagia. Meski Ryan masih di luar kota, setidaknya mereka bisa saling berbicara dan melepas kerinduan lewat video call.
Bella merasa sedih ketika mendengar kabar bahwa suaminya, Ryan, akan pulang dari perjalanannya di luar kota dalam waktu satu minggu lagi. Walaupun mereka sudah saling menghubungi dan berkomunikasi melalui video call setiap hari, Bella merindukan kehadiran fisik suaminya.
Mereka berbicara melalui telepon pada malam itu, Bella mengatakan, "Aku merindukanmu, Ryan. Rasanya seperti aku sudah lama tidak melihatmu meskipun kita hanya berpisah beberapa hari saja."
Ryan merespons, "Aku juga merindukanmu, Bella. Aku berjanji akan segera kembali setelah pekerjaanku selesai di sana."
Namun, Bella masih merasa sedih dan kehilangan, meskipun Ryan memberikan janji bahwa dia akan kembali dalam waktu dekat. Dia merindukan kehadiran Ryan dan sentuhan lembutnya, yang tidak bisa digantikan dengan video call.
Namun tak disangka ryan pulang lebih awal.
Ryan tiba di rumah pada malam hari ketika Bella sedang duduk di ruang tamu sendirian, sedih karena merindukan suaminya. Saat Bella mendengar suara pintu dibuka, dia terkejut dan berdiri, "Ryan! Kamu pulang lebih awal!"
Ryan tersenyum dan melangkah ke arah istrinya, memeluknya erat dan mencium pipinya. "Aku tidak tahan untuk memisahkan diri darimu selama seminggu lagi, jadi aku memutuskan untuk pulang lebih awal."
Bella tersenyum bahagia dan merangkul Ryan. "Aku sangat senang kamu di sini. Aku merindukanmu."
Ryan menatap Bella dengan lembut. "Aku juga merindukanmu, sayang. Bagaimana jika kita memulai akhir pekan ini dengan makan malam romantis?"
Bella terkejut dan senang dengan usulan suaminya. "Itu terdengar indah. Aku akan segera menyiapkan diri."
Ryan tersenyum dan memeluk istrinya lagi. "Aku sangat mencintaimu, Bella."
"I love you too, Ryan," jawab Bella sambil tersenyum bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
tambahan bunga sudah kuberikan
2023-03-23
0