Bilal menjalankan tugasnya seperti biasa dia memeriksa pasien, satu malam ia tak tidur karena rumah sakit dimana ia bekerja memang ramai tak pernah sepi. Semakin besar rumah sakit semakin banyak juga yang di rawat karena sakit itu. fenomena zaman sekarang di mana orang-orang lalai dengan kesehatannya mereka lebih memilih serba enaknya atau instan.
" Dokter ada pasien kecelakaan butuh penanganan lebih." ucap suster mendatangi Bilal di ruangan nya.
" oke baik sus saya akan segera ke sana." di letakkan nya sneli di leher yang ia biasa pakai untuk memeriksa pasien. Bilal dokter yang profesional dan bertanggung jawab ia bergegas datang ke ruang UGD.
Bilal dan perawat sedang menangani pasien, kecelakaan motor yang terlindas mobil truk dengan kecepatan tinggi. Bilal menggeleng kan kepala sungguh ini rumit harus ada tindakan operasi secepat nya karena kepala korban terdapat gumpalan. kemungkinan korban terbentur sangat kuat, Bilal meminta untuk memberi tahu keluarga nya.
" Segera lakukan tindakan jika tidak pasien fatal". ucap Bilal meminta suster membawakan surat dari dokter agar keluarga nya menandatangani. Untung saja keluarga pasien langsung memberikan keputusan. Tim oprasi dari dokter Bilal ssgera mendorong pasien ke ruang operasi.
Bilal melakukan shalat dua rakaat dulu sebelum ia melakukan tindakan dan memberi pesan kepada arsi jika ia akan melakukan operasi. itulah kebiasaan Bilal jika sudah menelpon atau mengirim pesan pada isteri nya ia tenang. Pesan Abah Hasan yang selalu ia pakai hingga sekarang.
Arsi memang belum tidur ini masih sangat sore selepas isya, ia membaca pesan Bilal kemudian membalasnya dengan doa dan semangat untuk suaminya.
Operasi berjalan hingga tiga jam, cukup lama karena menyangkut kepala di mana pusat perintah untuk tubuh ada di kepala. Bilal lega operasi nya berhasil pasien selamat, Bilal melepaskan pakaian yang ia pakai untuk operasi kemudian ia berjalan ke ruangannya. cukup lelah keringat di dahinya lumayan banyak, meski tempat itu dingin AC tapi tetap saja kerja keras otak Bilal berjalan hingga keringat bercucuran. Bilal membuka pesan yang arsi kirim untuk nya, ia senang meski hanya membaca pesannya kemudian ia menelepon ia tau arsi pasti belum tidur sedang mengulang hafalannya.
" assalamu'alaikum mas". ucap arsi terlihat di layar handphone nya senyum arsi melintas.
" wa'alaikumsalam sayang mas ganggu".
" ngga arsi baru saja selesai, bagaimana operasi nya." tanya arsi ia memandang wajah Bilal yang basah kerena air.
" Alhamdulillah berjalan lancar berkat doamu, terimakasih sayang". arsi tersenyum Bilal selalu mengucapkan terima kasih untuknya.
" semua atas kehendak Allah mas dan ikhtiar mu juga untuk menyelamatkan pasien".
" tanpa doamu mas juga bukan apa-apa sayang, kamu yang selalu menguatkan mas. jangan malam-malam jaga kesehatan cepat tidur." arsi mengangguk Bilal menutup teleponnya ia tak ingin arsi tidur terlalu malam.
***
Keesokan harinya Bilal setelah selesai visit pasien ia pulang karena akan mengantar arsi untuk memeriksa kan kandungan nya. arsi menyambut Bilal saat pagi, Bilal langsung memeluk istrinya itu ia rindu bau harum Arsi.
" Coba hubungi dokter Zaskia dulu sayang ia ada di kliniknya atau tidak". Bilal lebih nyaman jika dokter Zaskia yang menangani isteri nya daripada Sherly, karena Sherly sejak dulu menaruh hati dengan Bilal ia tak nyaman jika dengan nya. Tapi sayang nasib tidak berpihak Zaskia tak bisa hari ini ia ada acara dengan suaminya menghadiri acara rekan kerja suaminya. mau tak mau akhirnya Sherly lah yang bisa ia datangi. Sherly sangat senang ia bisa bertemu dengan bilal, karena meski di rumah sakit yang sama Sherly tak bisa mendekati Bilal karena Bilal selalu menjauhinya.
Arsi sudah rapi dengan gamis dan Bilal juga dengan pakaian santainya karena saat ini ia bukan untuk bekerja. Sherly menunggu dengan merapikan rambut nya yang tergerai, memang Sherly itu cantik bahkan banyak yang mengaguminya tapi tidak untuk Bilal. Bilal menyukai wanita yang sederhana seperti arsi istrinya.
" sudah siap sayang". arsi mengangguk di genggam nya tangan arsi hingga sampai rumah sakit.
Para staf dan pegawai lainnya menyapanya seperti Bilal yang begitu ramah menyapa setiap hari.
" senang ya jadi istri dokter Bilal itu, orangnya tampan baik ramah juga sangat menyayangi istrinya ". ucap Nara perawat yang sering mendampingi dokter Bilal.
" kamu itu sok tau Ra, mungkin ia hanya manis di luar saja."
" tidak Asti aku sering mendampingi dokter Bilal, sebelum operasi ia selalu memberi kabar kepada istrinya di saat istirahat ia tak lupa menghubungi istrinya. so sweet banget pokoknya Asti kamu pasti iri. dan lihatlah istrinya memang terlihat seperti bidadari selain cantik ia tak sombong". kata Nara ia sangat sering tau bagaimana pergerakan dokter Bilal.
Arsi dan Bilal sampai di ruangan Sherly, Sherly menyapanya dengan lemah lembut. Bilal tak pernah melepaskan genggaman tangan arsi sedikit pun. ia juga ingin menunjukkan kepada Sherly jika ia sangat mencintai arsi. tentunya hati Sherly begitu panas melihat semuanya, orang yang ia sukai dari semenjak di kampus tak menengoknya sama sekali. kalau di lihat dari wajah memang Sherly memiliki wajah yang cantik karena ia terlahir dari pasangan dengan kewarganegaraan campuran. Ibunya dari Indonesia dan ayahnya dari Jerman.
" mas lihat". arsi memberitahu Bilal janin mereka yang terlihat di monitor.
" itu anak kita sayang". Sherly mengepalkan tangan nya ia cemburu.
" iya ini janin milik kalian, masih sangat rentan tolong jaga dengan baik ya. jangan lupa minum obat yang saya berikan". ucap Sherly dengan senyuman.
" baik terima kasih dokter Sherly sudah membantu kami." ucap Bilal. ia selalu memanggil Sherly dengan panggilan formal.
" terima kasih dokter". Sherly yang meresepkan obat untuk arsi ia tak perlu menebus ke bagian apotik.
arsi dan Bilal sangat berterima kasih ia lalu pamit. Setelah pasangan itu keluar dari ruangan nya ia berseringai licik, entah apa yang di pikirkan oleh Sherly. cintanya tak sampai kepada Bilal, Bilal memang menolaknya karena ia masih menyimpan nama arsi dalam hati sejak mereka duduk di kelas SMA. baginya arsi adalah bunga yang sulit di petik saat itu, Bilal bersyukur akhirnya ia bisa memiliki Arsi seutuhnya.
" semoga kalian bahagia". namun itu hanya di bibir Sherlybyang bertolak belakang dengan maksud ucapannya.
Sherly melihat obat yang ia berikan kepada arsi tadi ia tertawa, entah apa yang Sherly lakukan ia menjadi dokter yang gila. keinginan untuk memiliki Bilal masih berkobar dalam jiwanya, padahal ia sudah Bilal tolak berkali-kali. Ia bertugas di rumah sakit ini juga karena Bilal laki-laki yang menjadi obsesi nya hingga kini
___
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Vivi Bidadari
Jgn kasih obat prnggur ya Sherly bau bau dendam cinta tak terbalaskan
2023-03-29
1
Herry Murniasih
Semoga ibu dan calon debay sehat
2023-03-23
1