Bilal dan arsi langsung saja beristirahat karena Bilal akan tugas sore hari di rumah sakit dan akan pulang esok pagi. Biasanya saat Bilal tugas ada bibik yang menemani, Bilal tak pernah membiarkan arsi harus sendiri di rumah.
" istirahat sayang lelahkan" arsi mengangguk ia kemudian merebahkan tubuhnya di usapnya perut arsi oleh Bilal.
" mas besok jadi kita periksa kehamilan arsi" tanya arsi mereka belum memeriksakan kandungan nya di kehamilan ini.
" iya sayang jadi, mas pulang dulu lalu kita periksa ya sayang. mau ke klinik saja dokter Zaskia atau dokter Sherly ". Bilal memberikan pilihan keduanya sama-sama dokter spesialis.
" siapa saja boleh mas, arsi nyaman dengan kedua nya "
" ya sudah tinggal besok siapa yang bisa kita temui, sekarang istirahat." arsi tersenyum kemudian ia memejamkan matanya.
Mama datang ke rumah Bilal ia rindu dengan anaknya juga dengan arsi. ia dengar dari Bilal jika arsi hamil kembali, mama merasa senang karena memang itu yang mereka harapkan dari Bilal dan arsi karena Bilal adalah anak satu-satunya mama ingin memiliki cucu dari Bilal.
Bilal belum berangkat bekerja ia baru saja bangun bersama dengan arsi. bibik memberitahu pada arsi jika ada ibunya Bilal datang. mama Yana seorang ibu rumah tangga ia tidak di izinkan bekerja oleh suaminya semenjak kehamilan Bilal. saat itu karena mama tak bisa sedikit bergerak ia harus istirahat total. mama mengidap penyakit miom di mana itu tumbuh di dalam rahim cukup ganas, tapi bersyukur ia masih memiliki keturunan meski sulit untuk hamil saat itu. anugerah baginya bisa memiliki anak seorang Bilal , Bilal yang penurut terhadap nya.
" mama kapan datang". arsi kemudian Salim, mama menciumi pipi arsi ia tampak bahagia.
" barusan sayang mana Bilal"
" ada di atas ma baru saja bangun sebentar lagi pasti turun". belum saja arsi selesai berkata Bilal turun langsung memeluk mama nya. memang Bilal bisa di sebut anak mami karena ia akan manja ketika di samping mama nya tapi ia bisa memposisikan diri sebagai seorang suami ia akan siaga menjadi seorang suami dan memberi perhatian lebih kepada Arsi.
" mama ke sini sendiri".
" iya sayang papa mu masih sibuk di kantor, mama tak sabar untuk datang melihat anak dan menantu mama. apalagi setelah mama mendengar kabar jika arsi hamil". Bilal dan arsi saling pandang mereka tersenyum sungguh kebahagiaan itu terpancar dari keluarga mereka.
" pasti papa selalu begitu, Alhamdulillah ma arsi hamil lagi." mama memegang tangan arsi erat.
" Hal yang kami impikan sebagai orang tua sayang, kami ingin memiliki cucu meneruskan keturunan Bilal. kamu tau kan bilal anak satu satunya mama dan papa".
" iya ma doakan saja arsi sehat selalu bisa sampai melahirkan". ucap Bilal ia mengusap perut arsi.
" aamiin, mama tidak akan lama sayang maaf ya. mama hanya sebentar karena nanti malam akan menghadiri acara di tetangga syukuran cucunya Lara teman mama.". ucap mama tersenyum cukup bahagia.
" iya mama tak apa-apa, Bilal dan arsi sangat senang mama menyempatkan untuk menjenguk kita. maaf Bilal belum bisa pulang, Bilal belum ada libur di tambah dokter Evan izin karena istrinya melahirkan". ungkap Bilal.
Mama berbincang banyak dengan arsi dan Bilal, mama dan arsi begitu dekat. Bilal senang melihatnya ia tak akan khawatir lagi dengan ucapan mama nya yang lampau dengan hal kehamilan arsi yang gugur.
" sudah ke dokter sayang" tanya mama mengusap perut menantunya itu.
" belum ma arsi baru tau jika arsi hamil, insyaAlloh besok mas Bilal akan mengantarkan arsi untuk periksa ke dokter". jelas arsi.
" sebaiknya lekas di periksakan arsi, Sherly temanmu itu sekarang dinas di rumah sakitmu kan Bilal".
" iya ma kami satu rumah sakit, insyaAlloh besok Bilal akan antar arsi sepulang kerja." Bilal juga semangat sekali dengan kehadiran janin yang ada di perut arsi, ia akan menjadi seorang ayah itu juga impiannya.
" kamu dinas malam ini". tanya mama.
" iya mama, itu sudah menjadi tugas Bilal".
" itulah dulu yang mama tak ingin kan kamu memutuskan untuk menjadi seorang dokter, waktumu akan lebih terbagi dengan pekerjaan mu Bilal. andaikan kamu mau melanjutkan urusan perusahaan papa kamu bisa menunggu arsi kapanpun. tapi sekarang kamu bekerja dengan orang lain, kamu terikat dengan perintah sayang." Bilal tersenyum ia mendekati mamanya lali mengecup kepala mama kesayangan nya itu. Bilal tau maksud mamanya adalah baik, ia bisa menemani arsi kapanpun.
" Maafkan Bilal ma, tapi Bilal menyukai pekerjaan Bilal. Bilal memang tak suka dunia papa, Bilal senang membantu orang."
" Arsi tidak apa-apa ma, lagian arsi tidak sendiri. ada bibik yang menemani arsi jika mas Bilal tidak di rumah". Rumah bibik tak jauh dari rumah Bilal, jadi jika bilal atau arsi butuh sesuatu bibik bisa langsung cepat datang. itu memang pilihan Bilal jadi ia tak akan khawatir jika pergi untuk tugas di rumah sakit.
" Ya sudah sayang kamu juga akan kerja dan mama akan pulang, sopir sudah menunggu dari tadi. nanti papa mu mencari mama". mama memeluk arsi juga Bilal kemudian ia pamit untuk pulang.
arsi dan Bilal melambaikan tangan dengan tangan Bilal satunya berada di pinggang arsi. bahagia yang mereka rasakan orang tuanya datang, jika Abah Hasan datang ke kota mereka untuk mengisi pengajian Abah pun mampir meski sejenak. Abah Hasan tau kesibukan seorang Bilal apalagi demi menolong manusia sesuatu yang sangat mulia seorang Dokter itu.
" Sudah sore mas cepetan mandi, sebentar lagi berangkat kan. nanti terlambat pasien pasti sudah berjejer menunggu".
" aku juga seorang manusia sayang, tenagaku tak bisa di forsir untuk melayani mereka terus. aku juga punya privasi bersama keluarga ku, bukan aku tak peduli pada mereka namun memang kenyataannya aku bukanlah robot. aku kapan saja juga bisa sakit seperti mereka." arsi tau maksud dari Bilal tapi terkadang jika ia melihat pasien yang berjejer menunggu sang dokter ia sedih jadi ingat suaminya.
" maafkan arsi mas yang terlalu menuntut mu".
" tidak sayang mas tau maksud darimu, kamu memang berhati peri yang suka menolong orang. tidak tega melihat kesedihan di luar sana, MasyaAlloh mas bangga padamu sayang. terima kasih sudah menerimaku menjadi pendamping hidup mu". Bilal mengajak arsi untuk naik ke atas.
" semua adalah skenario Allah yang sangat indah mas, apapun nanti yang akan menimpa rumah tangga kita insyaAlloh kita bisa hadapi bersama". Bilal mengangguk ia lalu bergegas mandi karena ia lekas harus berangkat, Bilal tak pernah datang terlambat kecuali urgen ada sesuatu yang tak bisa ia tinggalkan.
___
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Herry Murniasih
Mama senang banget ya dengan kehamilan Arsy, Arsy kayaknya menantu idaman dan mama mertua juga mertua idaman😁😁
2023-03-22
1