Umi , Abi
Matahari mengintip di balik gorden berwarna cream, terlihat dua anak perempuan yang sedang tertidur dengan lelap pada sebuah ranjang yang lebar dengan kasur yang empuk, membuat pemiliknya enggan untuk membuka mata, biasanya tidur mereka akan terganggu karena harus berdesakan tidur pada kasur lepek dengan ranjang yang sempit dipakai oleh tiga orang.
Hari ini mereka libur mengaji, selepas sholat subuh mereka tidur Kembali setelah menghapal talaran Qur’annya.
Hari ini adalah hari ke empat mereka tinggal bersama ustad Hasan dan Ibu Aisyah.
Hasan dan Aisyah memperlakukan Nayara dan Naima dengan sangat baik seperti putri kandungnya, mereka di belikan pakaian baru, sepatu, sendal, dan juga mereka di daftarkan kembali untuk bersekolah.
Hasan sudah beberapa kali menghubungi Ira mengenai niat baiknya merawat Naima dan Nayara, namun sampai saat ini Ira belum kembali, tidak ada yang mengetahui kemana Ira beserta suami dan anak-ananya pergi. Beberapa orang mengatakan jika mereka sudah pindah ke kota Surabaya bukan di Magelang lagi.
Tok…tok…tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, dengan suara yang lembut menenangkan memanggil nama dua putri kecilnya yang masih terpejam.
“ Ka Ima, Naya, bangun sayang ini sudah pagi.” Aisyah mengetuk pintu kamar kedua putrinya.
“ Hoamm.. Ia Umi, masuk saja pintunya tidak di kunci.!" Ucap Naima yang sudah bangun dari tidurnya mendengar Aisyah memanggilnya.
Ketika Hasan dan Aisyah memutuskan untuk mengadopsi Naima dan Nayara mereka ingin di pangil dengan sebutan Umi dan Abi, Naima dan Nayara merespon dengan bahagia, mereka bahagia karena Allah begitu baik memberikan orang tua angkat seperti Aisyah dan Hasan, mereka juga sangat menyukai panggilan Umi dan Abi untuk Aisyah dan hasan.
Aisyah membuka pintunya, terlihat kepalanya di balik pintu, tersenyum pada Naima yang sedang membuka gorden kamarnya, karena sejak tadi cahaya matahari memaksa masuk untuk memberika kehangatan.
“ Kakak, sudah bangun.” Aisyah berjalan mendekati ranjang putri angkatnya.
“Sudah umi, maaf telat bangun umi!” Naima tersenyum malu pada Umi Aisyah.
“ Tidak apa-apa, lagi pula ini hari libur bukan, ayo cepat bersihkan diri abi sudah menunggu di bawah untuk sarapan.” Aisyah mengacak lembut rambut panjang Naima yang tergerai.
“ Tapi umi, Nayara susah sekali bangunnya, tadi saja saat mau sholat subuh susah sekali membuka mata. Aku harus memaksanya umi!”
Ucap Nayara Sambil terkikik mengingat tadi membangunkan Nayara dengan menyepretkan air di wajahnya.
“ Ia sudah cepat mandi dan bersiap biar Naya umi yang bangukan!”
Naima melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan umi masih di atas ranjang membangunkan Nayara, Tangan umi mengelus-ngelus punggng Nayara, sekali-sekali Aisyah menggelitik perut Naya.
“ Sayang ayo bangun Nak.”
“ He.. he geli umi. Ampun!”
“ Jika belum bangun umi akan terus menggelitik sampai bangun!”
Nayara langsung bangun karena menahan geli dari Aisyah.
“ Ia umi ampun umi, Naya bangun.”
Melihat Nayara sudah bangun umi Aisyah beranjak dari duduknya, hendak berjalan keluar kamar, namun tangannya di tahan Nayara.
“ Umi!” Ucap Nayara pelan
“ Ada apa sayang?”
Aisyah kembali duduk mendekati Nayara.
“ Terima kasih untuk semuanya Umi, berkat umi dan abi Naya dan kak Ima bahagia.”
“ Alhamdulillah, itu tandanya Allah sayang pada Naya dan Kak Ima. Umi dan Abi juga bersyukur karena Allah memberikan kepercayaan untuk bisa merawat dua anak solehah Pak Rahman dan Bu fatma.” Jelas Umi pada Nayara
Mendengar hal itu hati Nayara begitu tenang, ia memeluk erat aisyah air matanya berjatuhan membasahi kerudung Aisyah. Tangisan Nayara bukan tangisan sedih melankan kebahagiaan penuh rasa syukur pada sang Maha Kuasa.
**
Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa sudah satu bulan mereka tinggal bersama dengan Aisyah dan hasan, setiap harinya mereka selalu dibanjiri perhatian dan kasih sayang dari Umi dan Abinya.
“ Ima , Nayara, umi dan abi punya hadiah untuk kalian.”
Aisyah membuka dua kotak beludru berwarna ungu.
“ Hadiah lagi! Kemarin juga Abi membelikan hadiah sepedah buat Nayara.”
“ Ia umi, kami sudah sangat bersyukur bisa mendapatkan umi dan abi yang baik.”
“ Justru kalian berdualah Hadiah yang luar biasa yang Allah titip pada umi dan Abi, ini hanya hadiah kecil,Jadi kalian jangan merasa tidak nyaman, karena kalian anak umi dan Abi.”
Aisyah memberikan kotak itu pada Nayara dan Naima, mereka lalu membukanya. Terlihat sebuah kalung cantik, melihat hadiah itu naima dan Nayara saling tatap dan tersenyum bahagia mendapatkan hadiah perhiasan yang begitu indah.
“ Kalung, Ini cantik sekali umi, Alhamdulillah terima kasih umi.” Naima dan Nayara memeluk Umi Aisyah.
Aisyan melepas pelukan kedua putri angkatnya lalu Ia memasangkan kalung pada Nayara dan Naima, mereka begitu bahagia mendapatkan kalung emas dengan gantungan Inisial huruf N sesuai dengan nama mereka.
**
Tok….tok….tok
Terdengar suara pintu di ketuk dengan keras membuat Hasan terkejut ketika sedang menyeruput kopinya di ruang tengah, Hasan kembali meletakan kopinya di meja lantas ia buru-buru membuka pintu rumahnya penasaran dengan seseorang yang mengetuk pintu dengan kasar.
“ Waalaikumsalam.”
Hasan terkejut Ketika melihat seorang perempuan mengenakan pakaian yang ketat, terlihat banyak perhiasaan emas yang Ia kenakan.
“ Apa kabar Ustad Hasan, Maaf mengganggu aku kemari ingin membawa Naima dan Nayara.”
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Assalamualaikum, mohon maaf lahir bathin🙏🏻
Selamat melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan 1444 H
Semoga kita selalu di berikan kesehatan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa🤲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ayu galih wulandari
Aamiin...YRA🤲🤲
2023-09-06
1
Sukhana Ana Lestari
Aamiin yaa Allah yaa mujiibassaailiin..
2023-03-24
1
Sukhana Ana Lestari
Wa'alaikum salam wrwb..
sama" thor..
2023-03-24
1