Selamat Jalan Ibu

Uhuk….uhuk…uhuk

Fatma batuk tiada henti, membuatnya kelelahan , ia mengelus-ngelus dadanya yang terasa sakit sudah beberapa minggu ini namun Ia tidak memperdulika kondisinya yang lemah Ia terus bekerja untuk menghidupi kedua putrinya.

Tubuhnya mengeluarkan banyak keringat, padahal Ia merasa kedinginan.

"Bu! …. Ibu sakit ? badan ibu panas sekali.” Nayara memegang kening ibunya.

“ Kak Ima! …. Ibu sakit.” Naya memanggil kakaknya yang sedang menyetrika baju tetangganya karena ibunya sedang sakit jadi pekerjaan ibunya ia yang kerjakan.

Mendengar adiknya memanggil Naima langsung menghentikan pekerjaannya ia bergegas masuk ke kamar ibunya.

“ Ibu masih batuk? Ayo kita ke puskesmas saja bu.” Naima mencoba membangunkan ibunya namun ibunya menolak.

“ Tidak nak ibu baik -baik saja. Istirahat sebentar juga akan membaik lagi. Uhuk…uhuk!” Ucap Fatma pada kedua putrinya berusaha tersenyum agar tidak membuat mereka khawatir.

Nayara tidak tega melihat ibunya yang terus menerus batuk tiada henti, ia lalu keluar rumah untuk meminta bantuan pada Bibinya Ira. Ia berjalan dengan cepat setengah berlari menuju rumah bibinya yang lumayan agak jauh dari rumahnya.

“ Assalamualakum, Bibi!” Nayara masuk kerumah tanpa izin dari Ira, karena Ia terburu-buru ingin segera membawa ibunya kerumah sakit.

“ Eh anak nakal belum di suruh masuk sudah main masuk saja. “ Ira berkacak pinggang di hadapan Nayara.

“ Bibi kalau ada yang mengucapkan salam bibi harusnya menjawab Waalaikumsalam.” Dengan polosnya Nayara menasehati Bibinya membuat Ira merasa kesal dengan Nayara.

“ Dasar anak kecil tidak sopan. Mau apa kamu kemari?” jawab ketus Bibi Ira, sambil menatap benci pada keponakan kecilnya.

“ Bi… sejak tadi malam ibu batuk terus tidak berhenti, tolong bawa ibu ke rumah sakit.” Nayara memegang tangan Bibinya namun di hempaskan oleh Ira.

Ia mencoba meminta tolong pada Bibinya tapi Ira tidak menanggapinya malah mengusir Nayara dari rumahnya, tubuh kecil Nayara di seret paksa hingga terjatuh di teras rumah Ira.

Dugh....

“ Heh anak nakal, enak saja kamu minta tolong! urus sendiri saja ibumu, dasar anak dan ibu sama-sama suka sekali merepotkanku heh…”

Ira menutup pintu rumahnya dengan keras membuat Nayara tersentak kaget memegang dadanya.

Nayara masih terduduk dilantai, butiran bening turun membasahi lantai teras Ira, bahunya bergetar Nayara menangis tanpa suara, ia merasa sakit hati dengan perlakuan bibinya.

Setiap kali Fatma meminta bantuan pada Ira , yang didapatkan hanya cacian dan hinaan.

Tega sekali Ira pada anak dari kakak kandungnya sendiri, Ia benar-benar sudah berbuat dzolim pada anak yatim. Padahal Rumah yang di tempati Ira adalah milik Fatma warisan dari Rahman tapi Ira yang licik merebut peninggalan Rahman untuk istri dan kedua putrinya.

Hari sudah mulai gelap Nayara berjalan sendirian setelah berkililing mencari barang bekas untuk ia jual dan uangnya akan ia belikan obat batuk.

Pergi dari rumah bibinya Ia tidak langsung pulang, ia akan berusaha sendiri mencari uang yang nantinya akan di belikan obat batuk untuk ibunya.

Setelah mendapatkan banyak botol bekas Ia langsung pergi ke rumahnya Pak Wahab untuk menjual botol-botol bekas.

“ Nayara ini hampir maghrib mengapa belum pulang ?” Ucap Ustad Hasan yang tidak sengaja bertemu di jalan.

“ Belum Ustad, Naya mau menjual ini dulu untuk membeli obat buat ibu.” Jawab Naya dengan napas ngos-ngosan karena merasa lelah setelah mencari banyak botol bekas.

“ Ibumu sakit apa? Ayo biar Ustad bantu bawa botolnya.” Ustad hasan membantu membawakan karung yang berisi botol bekas untuk di jual pada Pak Wahab.

“ Mengapa tidak datang ke rumah Ustad? Kalau butuh bantuan Insya Allah Ustad akan bantu.” Tanya Ustad Hasan sambil berjalan beriringan menuju rumah Pak Wahab.

“ Maaf ustad, Naya takut dimarahin ka Ima sama Ibu.” Ucap Naya jujur karena sering di nasehati oleh ibunya untuk jangan merepotkan Ustad Hasan. Mendengar jawaban Naya Ustad Hasan menarik napas dan menghembuskannya, Ia merasa salut pada fatma yang pantang mengeluh akan nasibnya Ia selalu berusaha tanpa harus mengemis pada orang lain, dan hal itu Ia terapkan oada ledua pitrinya yang masih kecil harus menanggung kesusahan.

Setelah mendapatkan uang dari hasil menjual botol bekas, Nayara langsung pergi ke apotek untuk membeli obat batuk untuk obatnya ditemani Ustad Hasan.

“ Maaf Dek uangnya kurang ?” ucap si penjual obat sambil menunjukan total jumlah yang harus di bayara Naya pada layar kasir.

Nayara memberikan uang pada si penjual sebanyak 25.000 Rupiah tapi harga obat batuk itu 40.000, mendengar percakapan Nayara dan penjual obat, Ustad Hasan mengeluarkan dompetnya Ia menambahkan kekurangannya.

“ Ustad .... Maaf merepotkan lagi.. terima kasih , semoga Allah membalas kebaikan Ustad.” Ucap Nayara senang, sebenarnya Ia mau menolak tapi untuk hari ini saja yang terkahir Ia meminta bantuan Ustad Hasan.

“ Tidak merepotkan Naya sesama muslim harus saling membantu! Ayo, kita harus segera pulang ini sudah maghrib, dan ibumu harus segera meminum obatnya.”

“ Baik ustad.”

Nayara dan Ustad Hasan pulang bersama, terlebih dahulu mereka melaksanakan ibadah sholat maghrib di mesjid sebelum pulang kerumah Fatma.

Selesai melaksanakan sholat berjamaah, Nayara masih duduk di atas sajadahnya Ia melangitkan doa Pada sang Maha Kuasa untuk ayahnya yang sudah berada disisiNya, memohonkan ampun agar ditempatkan di surgaNya, lalu Nayara mendoakan untuk kesehatan Ibunya. Lama Nayara berdoa hingga melupakan jika ia harus segera bergegas pulang.

Ketika Ustad Hasan sedang berdzikir, ia dikejutkan dengan kedatangan beberapa warga yang menghampirinya.

“ Assalamualaikum Ustad, mohon maaf mengganggu.” Ucap salah satu warga.

“ Waalaikumsalam, ada apa ini bapak-bapak.” Ustad Hasan tampak cemas melihat beberapa warga dengan wajah serius.

“ Pa ustad kami kemari karena ingin mengabarkan ada warga kita yang meninggal Dunia.” Ucap salah satu warga yang mengeakan baju hijau.

“ Innalillahi Wa innaillaihi Rojiun, Siapa yang meninggal ??” Ucap ustad Hasan penasaran masih dalam posisi duduk.

“ Itu Istrinya almarhum Rahman , Fatma.”

Prang…….

Terdengar suara benda jatuh mengalihkan pandangan para warga dan juga Ustad Hasan ke sumber suara. Terlihat tubuh kecil berdiri mematung dengan kaki yang yang di penuhi obat syirup yang pecah dan mengenai kaki Nayara.

Nayara yang berjuang sejak siang tadi mecari botol-botol bekas untuk membeli obat sang ibu, tapi Allah telah mengambilnya tanpa sempat meminum obat yang dibeli oleh nayara dengan susah payah.

“ Nayara..! “

Ustad Hasan menghampiri anak kecil yang menangis tanpa suara berdiri kaku dalam kesedihan yang begitu dalam, air matanya tak bisa dibendung lagi terdengar isak tangis dari mulut mungil Nayara.

“ Katakan Ustad apa …..apa betul yang dikatakan oleh bapak itu mengenai ibuku.”

Suara Nayara terdengar bergetar menahan tangisnya.

Ustad Hasan menatap sendu pada gadis kecil bermata coklat itu ia tidak sanggup mengatakan jika ibu Fatma telah tiada, Ustad Hasan mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi nayara Ia berjongkok dan memeluk Nayara Sambil mengelus kepala Nayara.

“ Nayara anak solehah yang sabar, ibu Fatma sudah dipanggil oleh sang Maha Kuasa.” Ucap ustad hasan pelan.

Nayara terdiam suara tangisannya terhenti hanya air matanya yang terus berjatuhan membasahi baju koko Ustad Hasan yang masih memeluk erat anak yatim piatu itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Tarwiyah Nasa

Tarwiyah Nasa

Ya Allah aku ikut nyesek /Sob//Sob//Sob/

2024-07-13

1

Hawa

Hawa

Hawa juga nulisnya sambil nangis😭

2023-03-23

1

Sibuea

Sibuea

Batu juga bab 2 aku dah dibuat nangis

2023-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Ibuku Sayang
2 Selamat Jalan Ibu
3 Hanya Kita Berdua
4 Abi, Umi
5 Berpisah
6 Serigala berbulu domba
7 Bibi Bohong
8 Dewi Pelindung
9 Aku yang hina
10 Rencana Kabur
11 Naya sayang kakak
12 Aku pembunuh
13 Aku Pergi
14 Berpisah
15 Abidzar Malik
16 Kebebasan Naima
17 Tolong Aku
18 Namaku Nayara Rahman
19 cctv
20 Ini Aku
21 Tuan Baik Hati
22 sajadah Cinta
23 Berkenalan
24 Like Father Like Son
25 Rasa sakit Nayara
26 Hari Baru
27 Percayalah Padaku
28 Kau tidak Sendiri
29 Mencari Naima
30 Rindu kakak
31 Aku Sendiri
32 Hijrah 1
33 Nyonya Abidzar
34 Calon Istri
35 pergi dari sini
36 Rencana Kevin dan Dev
37 Ima
38 Terima Kasih
39 Aku Mencintainya..
40 Menikahlah denganku
41 Namaku Naima
42 Langit dan bumi
43 Bawa Aku bertemu Adikku
44 Rindu
45 Kalau jodoh tidak akan kemana
46 Naima dan dr. Fahri
47 Khawatir
48 Penyerangan
49 Skandal Abidzar Malik
50 Bertemu Ibrahim Malik
51 Rencana Shofia
52 Lamaran Abidzar
53 Jawaban Nayara
54 Mas Abi...
55 Saling menyatakan perasaan
56 Hukuman untuk Kevin
57 Konferensi Pers
58 Malam Pertama
59 Rindu Abi dan Umi
60 Janji suci Fahri dan Naima
61 Terima Kasih Mas Fahri
62 Kau Adalah Istriku
63 Menantu Baru
64 CEO MG
65 Hendrik
66 Nayara dan Naima Hilang
67 Aku tidak Takut
68 Akhir Hendrik 1
69 Akhir Hendrik 2
70 Bersyukur
71 Rajin setiap malam
72 Rencana Jihan
73 Masa Lalu Abidzar
74 Novel Baru : Cinta dan Amarah
75 Rencana yang sama
76 Kebenaran
77 Kemarahan Abidzar
78 Kemarahan Abidzar 2
79 Pelangi setelah mendung
80 Five Royal
81 Penyesalan Shofia
82 Permintaan Maaf Shofia
83 Indahnya Kebersamaan
84 Hadiah kesabaran...
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ibuku Sayang
2
Selamat Jalan Ibu
3
Hanya Kita Berdua
4
Abi, Umi
5
Berpisah
6
Serigala berbulu domba
7
Bibi Bohong
8
Dewi Pelindung
9
Aku yang hina
10
Rencana Kabur
11
Naya sayang kakak
12
Aku pembunuh
13
Aku Pergi
14
Berpisah
15
Abidzar Malik
16
Kebebasan Naima
17
Tolong Aku
18
Namaku Nayara Rahman
19
cctv
20
Ini Aku
21
Tuan Baik Hati
22
sajadah Cinta
23
Berkenalan
24
Like Father Like Son
25
Rasa sakit Nayara
26
Hari Baru
27
Percayalah Padaku
28
Kau tidak Sendiri
29
Mencari Naima
30
Rindu kakak
31
Aku Sendiri
32
Hijrah 1
33
Nyonya Abidzar
34
Calon Istri
35
pergi dari sini
36
Rencana Kevin dan Dev
37
Ima
38
Terima Kasih
39
Aku Mencintainya..
40
Menikahlah denganku
41
Namaku Naima
42
Langit dan bumi
43
Bawa Aku bertemu Adikku
44
Rindu
45
Kalau jodoh tidak akan kemana
46
Naima dan dr. Fahri
47
Khawatir
48
Penyerangan
49
Skandal Abidzar Malik
50
Bertemu Ibrahim Malik
51
Rencana Shofia
52
Lamaran Abidzar
53
Jawaban Nayara
54
Mas Abi...
55
Saling menyatakan perasaan
56
Hukuman untuk Kevin
57
Konferensi Pers
58
Malam Pertama
59
Rindu Abi dan Umi
60
Janji suci Fahri dan Naima
61
Terima Kasih Mas Fahri
62
Kau Adalah Istriku
63
Menantu Baru
64
CEO MG
65
Hendrik
66
Nayara dan Naima Hilang
67
Aku tidak Takut
68
Akhir Hendrik 1
69
Akhir Hendrik 2
70
Bersyukur
71
Rajin setiap malam
72
Rencana Jihan
73
Masa Lalu Abidzar
74
Novel Baru : Cinta dan Amarah
75
Rencana yang sama
76
Kebenaran
77
Kemarahan Abidzar
78
Kemarahan Abidzar 2
79
Pelangi setelah mendung
80
Five Royal
81
Penyesalan Shofia
82
Permintaan Maaf Shofia
83
Indahnya Kebersamaan
84
Hadiah kesabaran...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!