Andika makan telor masakannya Anin, Andika tidak pernah makan masakan Anin karena Andika tahu jika Anin malas sekali untuk masak padahal cuman mie dan telor tapi Anin malas masak.
“ Sayang, bagaimana masakan aku?” Tanya Anin takut ke asinan atau kurang garam, karena tadi Salsa sama sekali tidak bantuin Anin masak sama sekali
“ Kurang asin sayang, tapi aku suka seperti ini sayang, senengnya mulai besok ada yang masakin aku nih” Goda Andika setelah menikmati masakan Anin
“ Setiap hari yah? Aku malas tahu sayang harus bangun subuh untuk masak, aku saja bangun jam enam pagi, dan aku bangun makanan sudah siap di makan, masa kita menikah aku bangun lebih pagi sih sayang” Protes Anin
malas sekali, harus bangun subuh, untuk masakin Andika sarapan sebelum berangkat sekolah.
“ Salah satu tugas istri sayang, selain itu kamu yang rapihin baju aku, dan cuciin baju aku sayang, bunda kamu juga kan melakukan itu semua untuk ayah kamu, aku yakin kok kamu pasti bisa menjadi istri yang rajin sayang, aku akan bantuin kamu kok, supaya tidak merasa cape sendiri sayang” Lanjut Andika, kasih semangat untuk Anin, dan supaya Anin sadar tugas seorang istri.
“ Ternyata jadi perempuan melelahkan sekali yah, yah sudah aku akan kerjakan semuanya sayang, tapi kamu juga bantuin yah sayang, apa lagi kita kan harus belajar juga, aku seneng sih kita menikah bisa belajar sampai jam berapapun tidak akan dimarahin sama sekali” Lanjut Anin yang sudah membayangkan bagaimana capenya jadi seorang istri, apa lagi Anin harus tetep belajar
“ Bener sayang kita bisa belajar sepuasnya, oh yah uang saku aku bakal aku kasih ke kamu setengah, kata ayah itu bentuk tanggung jawab aku sebagai seorang suami sayang ke istrinya. Kata ayah untuk kamu beli bahan masakan dan sisanya untuk kamu pakai keperluan kamu, kamu yang atur uang yang aku kasih” Lanjut Andika yang ingat ucapan ayah nya kemarin.
“ Serius? Enak juga yah jadi istri dapat uang seperti itu, tapi uang aku bagaimana? Apa dibagi juga ke suami?” Tanya Anin merasa bahagia sekali mendengar ucapannya Andika, yang bakal mendapatkan tambahan uang
saku.
“ Katanya sih tidak wajib kasih suami, tapi yang wajib kasih yah suami ke istri katanya” Lanjut Andika, sejujurnya Andika tidak menyangka pembahasan bersama Anin seperti ini, biasanya membahas pelajaran,besok mau makan apa, dan main kemana. Tapi sekarang pembahasannya seperti orang tua saja.
“ Yes, bisa jajan sepuasnya bersama temen temen dong, enaknya menikah pas SMU seperti ini, bearti jika uang jajan sudah habis bisa pakai dari kamu yah wah mantap sekali” Lanjut Anin merasa bahagia dan bersyukur, tidak akan pernah merasa kekurangan uang jajan lagi.
Andika melihat Anin seneng mendapatkan uang jajan tambahan ikut seneng, tapi berharap Anin setelah menikah bisa mengatur keuangan dengan baik dan sesuai kebuthan saja.
Dilain sisi, Okta ngajak Haikal, Susanto, dan Salsa. Ke sekolahnya Andika dan Anin menjemput anak anaknya, membuat Salsa bawa kebaya dan makeup untuk Anin, supaya saat ijab Kabul nanti Anin terlihat cantic dan
aka nada foto keluarga setelah ijab Kabul nanti.
“ Semua sudah dibawa dan sekarang kita jemput mereka ke sekolah” Ucap Salsa yang sudah tidak sabar melihat anaknya menikah.
“ Hayo deh, sebentar lagi Anin akan menjadi menantu saya, tidak menyangka mereka bener bener menikah” Ucap Okta yang sudah tidak sabar mendengar Anin memanggil Okta dengan sebutan bunda
“ Sama jeng, saya juga tidak sabar melihat Andika memanggil kita sebutan bunda dan ayah, mau melihat bagaimana Andika menjadi seorang suami walaupun masih sekolah.” Lanjut Salsa, yang sama tidak sabar
mendengar Andika dengan panggilan ayah dan bunda
“ Motornya Andika mau dibawa kemana?” Tanya Asistennya Haikal, yang baru tiba dikantor KUA
“ Dibawa ke rumah Anin saja, setelah ijab Kabul Andika akan ke rumah untuk ambil barang barangnya, dan pulang ke rumahnya Anin bersama orang tuanya. Jadi tidak akan sempet bawa motornya sendiri” Ucap Haikal yang
tidak ingin pengantin baru, pulang naik motor berdua.
“ Boleh saja pak Haikal, yah sudah yuk jalan, anak anak sebentar lagi pulang dari sekolah, kata Anin kita munculnya pas sekolah bener bener sepi saja, Anin tidak ingin temen temenya melihat Anin pulang bersama orang tua, walaupun bersama Andika.” Ucap Susanto yang mengerti perasaan anaknya, walaupun bahagia menikah dengan Andika tapi Anin malu masih sekolah sudah menikah dan tidak ingin mendengar fitnahan dari temen temennya.
“ Boleh saja” Lanjut Haikal yang tidak keberatan harus menunggu calon pengantin pulang dari sekolah
Haikal, Okta, Susanto, dan Salsa. Naik mobil dan jalan menuju sekolahnya Anin dan Andika, Haikal akan menunggu didekat sekolah sampai bener bener sekolahnya Anin dan Andika sepi dan bisa ajak anak anaknya kekantor KUA.
Dilain sisi, Sulis minta Anin temani ke perpustakaan, padahal sudah jam pulang, bisa bisanya Sulis ngajak Anin ke perpustakaan karena Sulis mau pinjem buku.
“ Anin kamu semenjak pacaran dengan Andika, tidak punya waktu main bersama temen temen kamu, saya kangen main bersama kamu, ke salon bareng dan belanja bareng kamu, punya pacar boleh tapi tidak harus
menjahui temen juga” Ucap Sulis terus terang, Anin selama punya pacar, waktunya lebih banyak dihabiskan berdua dengan Andika, sudah tidak pernah main bersama temen temen lagi.
“ Maaf kan saya Sulis, yah sudah mulai besok saya kan mencoba kurangin waktu bersama Andika yah, saya akan banyakin main bersama temen temen deh’ Ucap Anin, Anin akan meluangkan waktu main bersama temen temen
setelah menikah dengan Andika, karena Anin juga merasa jauh dari temen temen semenjak pacaran dengan Andika.
“ Terimakasih yah Anin, yuk kita pilih buku yang saya mau pinjem didalam perpustakaan” Lanjut Sulis merasa bahagia, karena Anin mau meluangkan waktunya untuk main bersama temen temennya lagi.
Anin yang melihat Sulis bahagia, karena Anin mau meluangkan waktu untuk main bareng, ikut bahagia melihatnya. Anin temani Sulis mencari buku yang diinginkannya
Dilain sisi, Andika menyerahkan kunci motornya ke asisten ayah nya, Andika lagi nungguin Anin yang masih ada didalam sekolah.
“ Mana calon istri kamu?” Tanya Asistennya Haikal, yang tidak melihat Anin keluar bersama Andika
“ Lagi menemani sahabatnya, mau pinjem buku sebentar lagi juga selesai, yah sudah om buruan pulang sebelum adan yang tanya kenapa motornya dibawa oleh om” Ucap Andika yang tidak ingin ditanya tanya, karena
pulang sekolah tidak bawa motor, padahal ke sekolah bawa motor bersama Anin.
“ Beres deh, ingat ijab kabulnya jangan sampai salah yah, supaya cepet sah pernikahannya oke” Lanjut Asisten Haikal, langsung naik motornya Andika
“ Iyah om, ini juga saya ngafalin om, supaya tidak salah ucap, walaupun gugup om” Lanjut Andika tidak menyangka, merasakan juga ucap ijab Kabul dan seperti mimpi menikah diusia yang sangat muda ini.
" Iyah sudah kalo begitu, om bawa motor kamu yah sekarang" Lanjut Asistennya Haikal, langsung bawa motornya Andika untuk meninggalkan sekolahnya, sebelum ada yang curiga temen temennya Andika
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments