Nasya yang mulai tertarik dengan Aditya membuat dia selalu memikirkannya. Nasya mulai senyum - senyum sendiri sambil ngepoin Instragramnya Aditya. Tanpa sadar tindakannya tersebut di pantau oleh adiknya Michael lewat pintu kamar yang belum di tutup.
"Ih ... Kakak, senyum-senyum sendiri, pasti ada sesuatu," ujar adiknya sambil mengangkat alisnya.
"Ganggu aja nih anak" pikir Nasya dalam hati.
Nasya berdecak kesal setelah di kaget kan oleh adiknya. "Jangan usil, sana pergi main."
"Pasti Kakak lagi chatan sama pria lain yah, ngaku aja deh," ujar Michael yang mencoba menggoda kakaknya.
Mendengar perkataan tersebut, Nasya terlihat kesal dan menjewer telinga adik nya.
"A-aduh sakit kakak," ucap Michael yang menjerit kesakitan.
"Sana pergi. Nanti Kakak beliin es krim buatmu" ucap Nasya sambil menutup pintu.
"Janji ya!" teriak Michael.
****
"Astaga kenapa saya lupa menutup pintu, gimana kalau momy yang lihat pasti di omelin," pikir Nasya dalam hati.
.
.
.
Kediaman Aditya.
Sesampainya Aditya ke rumahnya, Aditya langsung memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah kakeknya.
"Kek ... nek ... saya sudah pulang," ucap Aditya sambil melepaskan sepatunya. Namun tidak ada suara yang menjawab salam dari Aditya.
Sebenarnya kakek Aditya sedang berada di belakang rumah. Kakek Aditya berumur 69 tahun dan nenek nya berumur 65 tahun. Di usia mereka, kakek Aditya seorang ahli pengerajin rotan yang masih mempertahankan kerajinan zaman dulu.
Kerajinan dari kakek Aditya sudah sangat terkenal di tambah lagi karna di kerjakan secara manual. Walaupun tenaga sudah di makan usia, tapi semangat kakek nya tidak pernah pudar. Selain ada Kakek dan Nenek nya, Aditya juga tinggal bersama pamannya.
"Hai Paman, saya sudah pulang," ucap Aditya.
Pamannya yang sedang mendengarkan musik menggunakan earphone di ruang tamu tidak mendengar salam Aditya.
"Aditya, kamu sudah pulang," ucap Neneknya dari arah dapur.
Lalu Aditya mencium punggung tangan neneknya. "Iya Nek. Kakek mana Nek?"
"Di belakang rumah Cu."
Aditya merupakan cucu kesayangan kakek dan neneknya. Hal itu juga membuat Aditya sangat menyayangi kakek dan neneknya.
Neneknya menawarkan Aditya agar langsung mengganti bajunya dan bersiap untuk makan siang. Aditya pun segera masuk ke kamarnya.
"Hari yang melelahkan," ucap Aditya dalam hati.
Setelah ganti baju, Aditya membuka ponselnya.
"Ting ...." Suara notifikasi.
Aditya langsung melihat notice tersebut melalui ponselnya. Ternyata notice tersebut dari Nasya yang mengfollback Instragramnya. Sontak Aditya pun melompat lompat dan terlihat bahagia.
Lalu Aditya merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Yes ... di follback juga."
"Hmm ... kalau saya chat, Nasya balas gak ya?" ucap Aditya.
"Aduh kenapa tangan saya gemetaran."
Akhirnya Aditya mengurungkan niatnya untuk mengirim pesan pada Nasya. Aditya berpikir jika dia mengirim pesan takutnya nanti gak di respon, apalagi mereka baru berkenalan.
.
.
.
Kediaman Nasya
"Nasya, a a ...." Panggil Ibunya Nasya dari arah dapur.
"Iya Bu ... sebentar," sahut Nasya dari dalam kamar tidurnya.
Ibunya Nasya hendak membuat kue, ternyata persediaan tepung sudah habis. Jadi, Ibunya Nasya menyuruh Nasya untuk membeli tepung di Alfamart terdekat.
"Sayang, tolong belikan tepung 1 Kilo di Alfamart terdekat, soalnya Ibu mau buat kue!" perintah Ibu Nasya seraya mengeluarkan uang dari dompet.
"Tumben Ibu mau buat kue. Emangnya ada acara apa Bu?" tanya Nasya sambil mengambil uang yang diberikan Ibunya.
"Teman-teman ayahmu nanti ke rumah, jadinya Ibu mau buat kue," kata Ibunya Nasya.
"Oh ... siap Bu." Nasya pun langsung pergi membeli tepung.
.
.
.
TOKO ALFAMART
Sesampainya di toko, Nasya langsung membuka pintu toko. Kemudian Nasya mulai mencari tepung pesanan Ibunya. Setelah Nasya menemukan tepung yang sesuai, tidak lupa Nasya juga membeli beberapa cemilan untuknya.
Kemudian Nasya mulai berjalan menuju ke meja kasir untuk membayar hasil belanjanya.
Jam sudah menunjukan pukul 3 sore. Nasya langsung bergegas untuk pulang dengan beralaskan sandal.
Setibanya di depan pintu toko, tiba-tiba datang seorang Nenek tua menghampirinya.
"Ada yang bisa di bantu Nek?" tanya Nasya yang melihat nenek tersebut kebingungan.
"Nenek bingung, tadi nenek jalan bersama cucu nenek. Tetapi karena banyak orang, nenek jadi terpisah," ungkap nenek dengan nada kebingungan.
"Oh ... ciri-ciri cucu nenek gimana?" tanya Nasya serius dengan gaya bak Polisi.
"Cucu nenek pakai baju merah dan membawa tas selempang," ujar Nenek.
Lalu Nasya mengernyitkan dahinya mendengar jawaban nenek sembari tersenyum dalam hati.
"Emang cuma cucu nenek yang pakai baju merah," pikir Nasya dalam hati.
"Hmm ... gimana kalau kita telfon aja cucu Nenek. Nenek punya handphone untuk menghubungi cucu nenek?" tanya Nasya dengan serius.
"Ada Nak, tetapi nenek tidak tau cara pakainya. Biasanya nenek cuma terima telpon saja," ungkap nenek dengan nada kebingungan.
"Gak apa-apa, Nek. Coba aku lihat ponsel nenek, barang kali aku bisa menghubungi cucu nenek," ujar Nasya meminta kepada nenek untuk mengeluarkan ponselnya.
Lalu nenek tersebut memberikan ponsel jadulnya dengan tombol yang masih terdapat angka 1 sampai 0.
Lalu Nasya mengambil ponsel nenek tersebut dan langsung melihat nama kontak yang akan dia hubungi.
"Terus nomor cucu Nenek yang mana?" tanya Nasya seraya mencari nama kontak yang ada di ponsel nenek.
"Nomor cucu Nenek yang ada tulisannya cucu kesayangan," sabut nenek pada Nasya.
Lalu Nasya sedikit tersenyum akan jawaban nenek, lalu Nasya menekan nomor yang ada tulisan cucu kesayangan.
"Hallo," ucap Nasya memberi salam.
"Hallo, dengan cucu kesayangan?" tanya Nasya yang sudah tersambung dengan cucu nenek.
"Cucu kesayangan?" terdengar suara laki-laki yang menyahut sapaan Nasya.
"Ini nomor nenekku, kamu siapa?"
"Syukur kamu menghubungiku, karena sedari tadi nenek tidak menjawab panggilan dari ku."
"Nenek kamu tersesat dan sekarang ada di depan toko Alfamart. Di samping toko kue, nama toko kuenya berbagi rasa," sahut Nasya yang menjelaskan keberadaan neneknya.
Lalu pria tersebut mengerti apa yang di katakan Nasya. "Oh ... baik, saya akan segera ke sana."
Beberapa menit kemudian, terdengar suara laki-laki yang memanggil nenek.
"Nek, nenek ..." suara laki-laki yang memanggil nenek tersebut.
"Eh ... Rafael!" Nasya yang terkejut dalam hati. Rafael merupakan teman sekelasnya Nasya, orangnya baik, lucu dan ramah terhadap sesama.
"Nasya," sahut Rafael yang menghampirinya.
"Eh, Rafael ternyata kamu cucu kesayangan nenekmu?" gurau Nasya.
"Eh, iya. Ini nenekku, Cya," ucap Rafael.
"Bagaimana ceritanya kamu dan nenekmu terpisah?" tanya Sinta dengan senyum kecil.
"Oh, tadi saya dan nenek saya mau pergi ke toko sayur. Di tengah perjalanan saya nerima telpon, jadinya nenek saya terus maju dan kami pun terpisah," jelas Rafael seraya merangkul neneknya.
Rafael berterima kasih pada Nasya telah menjaga dan membantu neneknya selama ia tidak bersama neneknya. Rafael dan nenek nya pun meninggalkan Nasya.
"Permisi, Cu."
"Iya, Nek."
Setelah itu, Nasya pun langsung bergegas pulang ke rumah.
"Semoga saja ibu gak marah" gerutu Nasya dalam hati.
Bersambung.
Dukung Author dengan subscribe dan vote.
Semoga harimu menyenangkan💫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
linda sagita
LG jatuh cinta emg suka senyum sendri
2023-07-18
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Uh Ry nunggu Qoutes
Sayang gk ada
2023-07-08
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Hahaha😂😂😂
Segitunya nya
2023-07-08
1