Note
"Persahabatan tidak perlu saling mengerti. Karena sahabat akan saling menerima hal yang tak bisa di mengerti."
"Persahabatan sejati itu layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya."
.
.
.
Jadi teman-teman persahabatan bukanlah tentang siapa yang kau kenal paling lama. Tetapi tentang ia yang datang ke kehidupanmu dan berkata, aku ada di sini untukmu, lalu membuktikannya.
Seperti halnya dengan Nasya dan Agnes yang bertemu secara kebetulan dan memiliki nasib yang sama pada saat itu. Di dalam perjalanan, mereka saling bercerita tentang pribadi mereka masing-masing.
"Oh yah Agnes, saya orang baru di sini. Keluarga saya baru pindah di sini 1 minggu lalu," ucap Nasya dengan lembut.
"Benarkah ... kamu keren deh biasanya orang baru itu terlihat cuek sama orang lain," ucap Agnes sambil mengacungkan jempol pada Nasya.
"Masa sih. Makasih yah," ucap Nasya yang sedikit kepedean.
"Oh yah, tanganmu kenapa?" tanya Agnes yang melihat luka di tangan Nasya yang di plester.
"Kemarin saya jatuh dari sepeda, tapi gak apa-apa kok," ungkap Nasya.
"Baiklah." Agnes mengukir senyum di bibirnya.
Nasya terlihat bahagia karna ada seseorang yang membuatnya nyaman dan perhatian dengan dirinya. Nasya waktu SMP di jauhi oleh teman-temannya, katanya sih karna berasal dari keluarga kaya, jadi agak canggung gitu.
"Agnes, kamu mau tidak jadi sahabat saya?" tanya Nasya.
"Sahabat? hmm ... karna kamu yang pertama kali saya kenal di sini it' okay deh," ujar Agnes dengan senyum sambil menjabat tangan Nasya.
Nasya dan Agnes baru saja sampai di kelas mereka MIPA 1. Nasya langsung memilih tempat duduk di bagian tengah, di samping dinding serta mengajak Agnes sebangku dengannya.
"Nes, sebangku yuk!" ajak Nasya.
"Iya." Agnes mengiyakan ajakan Nasya.
Jumlah siswa dalam kelas tersebut 30 siswa dengan laiki-laki \= 11 orang, dan Perempuan \= 19 orang.
Di dalam kelas tersebut, Nasya tiba-tiba melihat seorang pria misterius yang pernah ia lihat, tapi tidak tahu dimana. Selang beberapa waktu, akhirnya Nasya teringat bahwa pria tersebut merupakan pria yang di tabraknya kemarin saat jalan-jalan mengendarai sepeda bersama adiknya.
"Aduh, itu kan orang yang kemarin saya tabrak, mengapa harus sekelas sih." Pikir Nasya.
Nasya pun bertanya pada Agnes tentang pria misterius tersebut. Agnes menjelaskan bahwa pria tersebut bernama Aditya. Aditya merupakan pria dingin, pendiam, dan juga orangnya genius. Aditya adalah teman SMP Agnes yang di mana mereka sudah akrab sejak dulu.
"Emangnya kenapa Cya?" tanya Agnes sambil merapikan buku-bukunya.
"Oh tidak cuma nanya saja. Oh yah, Nes kamu suka baca Novel ya?" tanya Nasya mengalihkan pembicaraan.
"Hi hi hi iya Cya," ujar Agnes.
Di tengah pembicaraan Nasya dan Agnes, tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang menghampiri mereka.
"Selamat pagi, my friends." Salam dari Aditya yang mendatangi meja mereka.
"Eh Aditya, pagi juga Adi," sahut Agnes yang sedikit terkejut dengan sapaan dari Aditya.
Nasya merasa agak canggung menatap Aditya. Di dalam pikirannya masih memikirkan kejadian yang kemarin.
"Kelihatannya kalian sangat akrab," ujar Aditya sambil menatap Nasya dan Agnes.
"Kami tidak sengaja bertemu di kelas lain dan di situ kami mulai akrab. Oh yah, perkenalkan sahabat saya namanya Nasya," ujar Agnes sambil merangkul Nasya.
"Oh ... nama yang bagus," jawab Aditya.
"Eh ... nama saya Aditya. Salam kenal ya," ucap Aditya pada Nasya.
"I-iya," sahut Nasya terputus-putus.
Tiba-tiba Aditya teringat kejadian yang menimpanya kemarin, ketika Nasya tidak sengaja menabraknya. Aditya tahu bahwa Nasya kelihatan canggung karna kejadian kemarin.
"Nasya, soal kemarin lupakan saja," kata Aditya.
"Soal apa?" tanya Agnes yang kebingungan.
"Agnes ceritanya panjang, kapan-kapan saya ceritakan," sahut Nasya.
****
Tiba-tiba di tengah pembicaraan mereka bertiga terdengar suara guru yang masuk untuk mengajar.
"Selamat pagi semua," ucap seorang guru pria yang masuk dalam ruangan kelas.
Seketika siswa langsung terdiam dan duduk di tempat mereka masing-masing.
"Pagi Pak ..." sahut semua siswa dalam ruangan kelas.
Guru yang masuk dalam kelas tersebut bernama Pak Leo sekaligus merupakan wali kelas dalam kelas tersebut. Wajahnya yang periang dan murah senyum membuat siswa terasa nyaman.
"Banyak di sini yang masih belum mengenal Bapak, kalian bisa memanggil saya Pak Leo dan sekaligus saya merupakan wali kelas kalian," ucap Pak Leo yang memulai pembicaraan.
"Aduh, ganteng sekali Pak Leo," ujar siswa perempuan dalam kelas tersebut.
"Hari pertama sekolah bisa menjadi hari yang menakutkan, tetapi kekuatan dan ketekunanmu lebih besar daripada ketakutanmu. Tapi, barang siapa bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan kesuksesan."
"Jadikanlah hari ini sebagai awal dari petualanganmu. Bapak harap harimu menyenangkan," jelas Pak Leo sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh siswanya.
"Hari ini kita memilih siapa saja yang akan menjadi pengurus kelas. Jadi, siapa di sini yang bersedia menjadi pengurus kelas?" tanya Pak Leo.
Seluruh siswa pun tertunduk dan terdiam. Tidak ada satu pun siswa yang berani mencalonkan dirinya sebagai pengurus kelas.
"Jika tidak ada yang mau, biar Bapak sendiri yang akan memilih," ucap Pak Leo.
Seketika pak Leo mengedarkan pandangannya ke seluruh siswa. Lagi dan lagi, siswa hanya tertunduk dan terdiam.
"Kamu!" tunjuk Pak Leo pada Aditya. "Apakah kamu bersedia menjadi ketua kelas?" tanya Pak Leo.
"Iya Pak," sahut Aditya dengan santai.
"Bagus, karena kamu yang menjadi ketua kelas silahkan pilih anggotamu yang akan menjadi wakil ketua, sekretaris, dan bendahara," ujar Pak Leo.
Lalu Aditya memilih Rafael menjadi wakil ketua. Nasya sebagai sekretaris dan Gita menjadi bendahara.
"kenapa harus saya yang di pilih?" tanya Nasya dalam hati.
"Baik, selamat buat siswa yang terpilih sebagai pengurus kelas. Bapak harap kalian bisa mengamalkan dan melakukan tugas dengan sebaik mungkin," ujar Pak Leo.
"Sekretaris silahkan maju ke depan untuk mengambil daftar hadir siswa," cetus Pak Leo.
Lalu Nasya berdiri dan mengambil daftar hadir di meja guru. Saat Nasya hendak kembali ke belakang, Nasya melihat Aditya tersenyum sumringah ala iklan pasta gigi.
Nasya pun menjatuhkan bobot tubuhnya di bangku serta menyimpan daftar hadir tersebut dalam tasnya.
Bersambung...
Habis di baca jangan lupa tinggalkan jejak Like, subscribe dan Vote. Jika ada kata - kata yang kurang berkenan bisa chat Author yah.
Semoga Harimu Menyenangkan💫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Nuri
veto meluncur
2023-08-07
1
linda sagita
setuju....
2023-07-16
1
Souma Kazuya
Dukung balik juga karyaku ya kk di "Bibiku Adalah Kekasihku" 🤭
2023-07-13
1