Terlihat diatas panggung, Fajar sedang berbincang bersama para petinggi kampus sebelum acara dimulai. Setelah beberapa kata sambutan dari pihak kampus dan badan kemahasiswaan,kini tiba giliran Fajar sebagai dosen tamu untuk menyampaikan mata kuliah nya kepada semua Mahasiswa dan Mahasiswi yang hadir.
Suasana di Aula langsung heboh, banyak Mahasiswi yang membawa buket bunga khusus untuk diberikan kepada Fajar, ada juga yang berteriak "Pak Fajar, i love you... "
dan banyak lagi tingkah konyol mereka yang lainnya.
Sementara itu, Sheila dan kedua sahabatnya yang kebagian tugas membagikan snack (makanan ringan), kini sedang sibuk berkeliling membagikan kotak-kotak berisi makanan ringan tersebut.Sampai tiba giliran mereka untuk menyajikan snack khusus tamu yang berisi nasi kotak dan juga beberapa piring kue-kue basah.
Saat itu Fajar sedang memberikan kuliahnya sambil memegang mikrofon.Melihat Sheila naik ke Panggung,Fajar langsung berpura-pura batuk dan meminta dibawakan minum ke tempatnya berdiri ditengah panggung.
"Huk.. uhuk...huk."
"Boleh minta minumnya?. " ujar Fajar dengan tatapan yang tertuju kepada Sheila.
Fokusnya yang tertuju kepada Sheila,membuat Sheila mau tak mau maju dengan membawakan sebotol air mineral yang akan ia berikan kepada pria itu.Semua gadis-gadis di Aula itu merasa iri kepadanya.
"Huuuuu." sorak mereka tak terima.
Namun Sheila tetap maju, lagian dia juga tidak memiliki perasaan apa-apa pada pria itu, memangnya apa yang harus ditakutkan'pikirnya.
"Ini Pak.. ."ujar Sheila sambil menyodorkan botol air minum itu kepada Fajar dan langsung disambut oleh pria itu dengan tatapan aneh, membuat bulu kuduk Sheila meremang." Mata itu???.... "Sheila teringat akan sesuatu.
Apalagi setelah pria itu mulai berbicara kembali setelah minum air. " Terimakasih.., saya minta kamu tetap berdiri disamping saya, siapa tau saya kembali butuh minum. "ujarnya kepada Sheila,membuat Sheila seketika teringat dengan suara si peneror.
Matanya mengerjap, ia mendongakkan kepalanya menatap laki-laki yang tingginya dua kilan diatasnya. Sheila memperhatikan pria itu dengan teliti.. " Apa dia lah orangnya?"batin Sheila.
Sheila memundurkan dirinya dua langkah kebelakang pria itu, sedangkan Fajar kembali tersenyum smirk sambil terus melanjutkan apa yang tadi ia bahas.
Tibalah di sesi tanya jawab, dimana Fajar mempersilahkan bagi siapa saja yang ingin bertanya kepadanya.
"Saya Pak.. " ujar seorang mahasiswi yang duduk di kursi paling depan.
"Iya silahkan.. " sahut Fajar dengan senyuman khasnya.Membuat siapapun yang melihat pasti akan terpanah.
"Saya dengar Pak Fajar sudah menikah, apakah benar?. "tanya Mahasiswi itu.
" Ah... ini... agak out of the box ya pertanyaan nya, tapi gak papa, saya pasti akan menjawab."ujar Fajar santai.Walaupun sebenarnya di lubuk hatinya yang terdalam, pertanyaan itu mengingatkan dirinya pada kematian sang istri yang sangat ia cintai.
Setelah menghela nafas berat, ia pun menjawab pertanyaan itu dengan berat hati juga "Baiklah, saya akan jawab. Memang benar saya sudah pernah menikah, tapi.... " Fajar menghentikan ucapannya, sambil melirik ke arah belakang sejenak.Sheila yang dari tadi hanya menundukkan kepalanya pun terdiam seolah tak peduli dan masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Tapi apa Pak Fajar?." Seru para mahasiswa dan mahasiswi yang penasaran.
"Tapi dua minggu yang lalu, istri saya baru saja dipanggil oleh sang Pencipta.. " ujarnya dengan raut kesedihan yang mendalam.
Seketika itu juga, Sheila langsung beralih menatap Fajar dari belakang, ia baru sadar kalau tampak dari belakang Fajar memang sangat mirip dengan pria yang ia temui di bioskop waktu itu, seketika itu pula jantung Sheila berdegup kencang, ia gemetar dan wajahnya menegang.
Perhatian semua orang beralih kepadanya, membuat Fajar yang melihat tatapan semua orang tertuju ke arah belakangnya pun jadi ikut menoleh.
"Anda tidak kenapa-napa kan, Nona Sheila??. " ujarnya.
"Dari mana Anda tau kalau nama saya Sheila?. " tanya Sheila.
"Itu, dari Name tag kamu. " tunjuk Fajar ke benda yang bergantung di dada Sheila .
"Oh.. " Sheila gelagapan.
Fajar kembali menghadap kedepan audiens."Baiklah, apa masih ada yang mau bertanya lagi?. "tanyanya.
" Saya Pak..."ujar Alya yang kini sudah duduk di kursinya di bagian tengah kalangan mahasiswi bersama Raysa.
"Oke, silakan. " jawab Fajar.
"Apakah Bapak ada niat untuk mencari pengganti nya?. "
"Huuuuuuu.... " Sorak semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada disana.
"Tenang... tenang... " ujar ketua BEM yang telah bertindak sebagai ketua panitia.
"Baiklah, saya akan jawab. Jujur saja sampai saat ini, saya belum ada keinginan untuk mencari pengganti istri saya. Karena saya terlalu mencintainya, dan disamping itu belum ada calon yang cocok untuk saya. " jawab Fajar dengan tenang namun dengan raut yang tak terbaca.
"Saya masih ingin membalaskan dendam saya kepada wanita yang sudah merenggut nyawa istri dan calon anak saya. " batin Fajar.
"Yaaaaaaa..... " sahutan kecewa para mahasiswi,banyak diantara mereka yang merasa ada kesempatan untuk mendekati Fajar, tapi kecewa ketika mendengar penuturan dosen tamu itu yang belum ingin mencari pengganti.
"Baiklah kalau sudah tidak ada lagi yang mau bertanya, saya sudahi sampai disini kuliah hari ini. Lanjut besok lagi, saya akan membahas soal praktek hukum pasca lulus dan memasuki dunia kerja, baik itu sebagai pengacara atau asisten pengacara. " ujar Fajar.
Akhirnya kuliah hari itu ditutup juga dan akan dilanjutkan besok. Ya..,seminar ini memang akan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut dan selama dua hari itu pula, Sheila dan seluruh panitia yang sudah dibentuk akan bertugas pada bagiannya masing-masing.
Sebelum meninggalkan panggung Fajar menyempatkan dirinya untuk menghampiri Sheila yang masih setia berdiri dibelakangnya.
"Saya butuh minumnya. " ujarnya dengan tatapan aneh lagi.
"Ini, silahkan Pak.. " ujar Sheila sambil kembali menyodorkan botol air mineral yang tadi belum habis.
"Saya butuh yang baru,itu sudah lama." tukas Fajar.
"Baiklah, sebentar saya ambilkan. " ujar Sheila.
"Tidak perlu sekarang,nanti kamu bawakan saja ke mobil saya. Saya mau beramah tama dulu dengan para dosen dan juga Dekan kampus ini. " ujar Fajar.
"Maaf sebelumnya Pak, tapi tugas saya hanya menyajikan makanan dan air minum di Aula ini. Bukan diluar ruangan. " tegas Sheila namun tetap dengan nada sopan.
"Kamu tidak lupa kan dengan janji kamu yang akan jadi asisten saya!. " tegas Fajar.
deggg....
Sontak saja Sheila menjadi teringat dengan si peneror itu, benarkah dia???
Dengan berat hati Sheila menuruti semua permintaan Fajar si dosen tamu yang ia khawatirkan tak lain Si peneror itu.Selagi Fajar menikmati santap siangnya bersama para petinggi kampus, Sheila menyiapkan air mineral yang dimaksud Fajar didekat mobilnya. Ya.., Sheila kini dengan setia menunggu kedatangan Fajar di dekat mobilnya. Untung saja ada plank khusus bertuliskan dosen tamu diparkiran kampus. Jadi Sheila bisa tau kalau itu mobilnya Fajar.
Sedangkan kedua sahabatnya kini sedang sibuk antri untuk berfoto bersama sang dosen tamu yang bernama lengkap Fajar Sidiq Mubarak itu.Pantas saja lama, yang ngajakin foto berjubel dan berdesak-desakan sih.. 😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments