Sejak sambungan telepon itu diputus, Sheila belum bisa tenang sama sekali mana orang tuanya juga belum pulang sedari tadi.Entah pergi kemana mereka sejak siang tadi belum pulang juga.
Sheila ingin meminta penjelasan yang pasti tentang kecelakaan itu,ia tidak mau dijadikan permainan oleh pria misterius yang selalu saja mengganggu dirinya belakangan ini.
Lama menunggu, akhirnya Mama dan Papa nya pulang juga. Sheila langsung saja memberondong mereka dengan berbagai pertanyaan.
"Mama, tolong jawab Sheila Ma... " ucapnya gantung.
"Soal apa sayang? ".tanya Mama nya Nyonya Fatiah.
" Apa benar di kecelakaan kemaren ada korban yang meninggal dunia?. "tanya Sheila dengan suara yang sedikit bergetar.
Bukannya menjawab, Nyonya Fatiah malah seolah meminta persetujuan suaminya untuk menceritakan semuanya.Akan tetapi suaminya itu malah memberi isyarat gelengan kepala.Nyonya Fatiah mengerti, itu artinya ia harus tetap berusaha menyembunyikan kenyataan itu.
" Siapa bilang sayang, gak ada korban meninggal satu pun kok. Kamu gak usah cemas ya, semua korban sudah sembuh dan mereka sudah kembali kerumahnya. "ujar sang Mama.
" Tapi, Sheila ingat kalau Sheila sudah menabrak pemotor yang berboncengan dua orang Ma.Dan... dan... seingat Sheila, hantaman itu begitu keras, sampai-sampai Sheila pingsan seketika.Setelah itu, Sheila bangun-bangun sudah ada dirumah sakit.Hiks... hiks... hiksss..., Mama dan Papa gak lagi bohongin Sheila 'kan Ma, Pa?. "Sheila menatap mata kedua orang tuanya secara bergantian.
Tuan Hari mencoba menenangkan putrinya. " Kata siapa ada korban meninggal sayang, gak ada kok.Semuanya sudah selesai dan mereka semua baik-baik saja. "
"Kalau begitu, Sheila ingin bertemu para korban itu Pa. Sheila ingin meminta maaf secara langsung kepada mereka. " ujar Sheila dengan terus menangis,tak dapat ia bayangkan kalau benar ada korban meninggal, itu artinya ia sudah menjadi seorang pembunuh.
"Untuk apa sayang,gak penting juga. Mereka semua sudah setuju untuk berdamai. Lagian Papa juga sudah memberikan uang kompensasi yang lebih dari cukup untuk mereka. " ujar Tuan Hari.
"Mereka?? memangnya ada berapa orang korban Pa?. " tanya Sheila penasaran.
"Ada empat orang sayang, setelah menabrak pemotor yang berboncengan itu, kamu juga menabrak sebuah warung asongan kaki lima di pinggir jalan itu. Tapi... semuanya selamat kok sayang." ujar Nyonya Fatiah.
"Sungguh Ma?,artinya sudah seharusnya aku dipenjara karena kelalaianku. " Sheila mendadak lemas,membayangkan keadaan para korban.
Mama dan Papa nya saling bersitatap dan memberi kode, seolah mereka sedang waspada akan sesuatu.
*****
Keesokan harinya, Sheila sudah bersiap untuk ke kampus. Hari ini akan ada seminar, ia juga sudah mendaftarkan dirinya untuk ikut seminar tersebut.
Dari subuh Raysa sudah berulang kali mengingatkan dirinya untuk hadir dan jangan sampai kesiangan,untung saja dia gak langsung tidur lagi dan malah langsung mandi dan bersiap untuk ke kampus.
Setibanya di kampus, semua persiapan penyambutan dosen tamu sudah selesai, Sheila and the gank hanya kebagian sebagai seksi bagi-bagi snack.Tugas yang tak begitu berat bagi mereka.
"Sebelum bertugas, kita dandan dulu yuks. " ajak Alya.
"Hey, sejak kapan kamu jadi kecentilan kayak gitu?. " tegur Sheila.
"Sejak hari ini lah, kabarnya dosen tamu kita kali ini tuh gantengnya nauzubillah.Pokoknya hati-hati aja, nanti kesemsem. " ujar Alya yang masih sibuk memoles wajahnya dengan make-up.
"Ya jangan sampai menor juga kalieee, yang ada tuh dosen tamu malah jadi ilfil lihat kamu. " ujar Raysa sambil menoyor lengan Alya.
"Terserah kalian deh, aku gini aja. Gak perlu dandan segala,lagian gak mood juga buat macarin dosen.Masih banyak hal yang harus aku pikirin. " tukas Sheila.Raut wajahnya berubah menjadi sedih.
Raysa yang melihat sahabatnya bersedih seperti itu jadi bertanya-tanya dalam hati nya. "Ada apakah dengan Sheila?. " tapi ia tidak mau menambah beban pikiran sahabat nya itu.
"Eh,kalian lihat deh genknya si Sherin, mereka kecentilan banget ya. Lihat tuh, mereka pada dandan dan pake rok sependek itu. Ihhh, ganjen. " Ucap Alya kesal.
"Kenapa kesal?, takut kalah saing ya sama mereka?. Udah gak usah ditiru, pasti yang ada tuh dosen tamu malah ilfil kalau lihat cewek yang kecentilan kayak mereka itu.Bersikap biasa aja deh, pasti kalau Tuhan pengen dia melirik kamu, kamu juga bakalan di lirik tuh sama tuh Pak dosen. " ujar Sheila pada sahabatnya itu.
"Kalau orang seperti aku, gak mencolok gak bakalan dilirik. Nah kalau cewek cantik kayak kamu, gak neko-neko pun pasti dilihat, dipelototin bukan hanya dilirik doang. " jawab Alya.
"Kata siapa?,kamu sama Raysa semuanya cantik kok.Ingat ya, cantik itu bukan cuma berdasarkan tampang doang, tapi hati juga. " ujar Sheila sambil menunjuk ke dadanya.
"Iya deh, iya. Miss kampus gitu loh. "sahut Raysa dan Alya.
" Ya udah yuks, sekarang kita siap-siap ke Aula pertemuan.Nanti ditungguin sama panitia yang lain. "ajak Sheila pada dua sahabatnya itu.
" Oke yuks gaess. "sahut keduanya.
Akhirnya mereka tiba juga di Aula yang luas itu, saking luasnya Aula ini bisa menampung seluruh mahasiswa Universitas Bestari.Tapi hari ini yang akan ikut kuliah hanya Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Hukum saja dan beberapa dosen yang berkecimpung di bidang yang sama.
Beberapa saat menanti,akhirnya tamu yang ditunggu datang juga.Pak Dekan berjalan bersama beberapa dosen dan terlihat sedang mengarahkan seorang pria tampan yang tingginya diatas rata-rata dengan setelan jas berwarna Navy dan kemeja putih, dan dilengkapi dasi berwarna senada dengan jas yang ia kenakan.
Nama pria itu adalah Fajar Sidiq Mubarak, seorang pengacara terkenal sekaligus pengusaha percetakan dan periklanan.Meskipun begitu, Sheila tidak begitu tertarik untuk sekedar melihat ke arah dosen tamu yang sedang dieluh-eluhkan oleh semua mahasiswi yang hadir disana. Didalam pikirannya ia terus kepikiran soal korban yang ia tabrak, dan tak bisa lepas dari memikirkan hal tersebut saja.
Disaat dosen tamu itu melewati dirinya, Fajar Sidiq Mubarak berhenti sejenak dan menoleh ke arahnya. Tapi saat itu Sheila sedang menunduk dan fokusnya kearah lain karena sibuk memikirkan soal tabrakan itu, jadi dia sama sekali tidak tau kalau dosen tamu itu tadi memperhatikannya.
"Sheila,, dia merhatiin kamu. " ucap Raysa sambil menggoncang tubuh sahabatnya yang entah pikiran nya ada dimana, yang jelas Sheila terlihat sedang melamun.
Sontak saja Sheila terbangun dari lamunannya, ia pun menoleh ke arah Raysa. "Ada apa Sa?. " tanyanya.
"Tadi itu, dosen tamunya merhatiin kamu. Lamat banget, sambil tersenyum smirk gitu. " ujar Raysa.
Sementara Alya dan wanita yang lainnya yang ada disana menatap ketus ke arahnya.
Sheila menoleh ke arah depan, dimana diatas panggung yang besar itu dosen tamu yang dimaksud sedang duduk bersama beberapa dosen dari kampus ini.Ia memperhatikan sekilas pria yang bernama Fajar itu,memang benar laki-laki itu tampan, sangat tampan malah.Dengan kulit cerah,setelan yang rapi,tubuh proporsional,hidung mancung dan mata Elangnya, wajar saja kalau pria itu digandrungi banyak kaum Hawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments