3.

Tadinya Laura berniat mengunjungi makam ibunya, meminta restu dan juga meminta petunjuk apa yang harus ia lakukan.

Rupanya ada missing puzzle yang berbeda dengan masa lalunya, sebelum ia meninggal.

Laura mendesah kecil dan berkata.

"Tante Wenny, aku pasti akan datang ke pesta itu. Tapi aku ingin pergi ke makam ibuku. Aku rindu!" katanya dengan nada memelas.

"Ehm tapi, oma ingin anda tampil dengan ekstra vagansa. Jadi anda butuh memakai pakaian dari butik dan juga belanja perhiasan yang terbaru, juga . . ."

"Maksudnya, tante mau anter aku belanja?Shopping gitu?" tanya Laura dengan mata berbinar. Laura itu juga manusia biasa, dan ia wanita yang suka fashion. Tentu ia takkan melewatkan kesempatan baginya untuk berbelanja secara gratis.

"Eh iya. . . Tak mungkin nona tampil kumal . . "

"Baiklah! Aku akan menyempatkan diri untuk mencari gaun yang terbaik beserta pernik pernik lainnya."

Laura berpikir kalau dirinya harus tampil lebih baik dan lebih segalanya daripada si Lintang, adik tirinya itu. Dia juga akan membuat Michael menyesal, dan ia juga akan mencoba untuk menggoda serta menggaet pewaris nomor 1, yaitu Reyner Stevan, yang kabarnya tampan dan juga dingin.

Pesona seorang Laura yang cerdas dan memukau akan ia tunjukkan sekarang!!

***

"Ma, aku masih belum bisa mengunjungi makam mama, tapi tolong doakan aku supaya sore ini, aku bisa bertemu dengan penolong aku yang bisa melindungi aku dari kematian yang belum saatnya menjemputku." doa singkat Laura yang sudah mematut diri di kaca. Seorang MUA terkenal pun dipanggil oma Maria untuk merias cucu kesayangannya itu. Oma ingin memperkenalkan Laura Adiguna yang cantik, cerdas dan anggun.

"Nona, apakah anda sudah siap?" tanya asisten oma yang didapuk untuk memanggil Laura ke dalam ballroom hotel Adiguna, karena tamu tamu sudah menunggunya.

Laura menghela nafasnya dan menghembuskannya perlahan.

Kemudian ia menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata dengan lirih.

"Aku siap!"

Dengan pakaiannya yang terlihat mahal dan juga indah, Laura Adiguna melangkah dengan yakin. Ia terbiasa berbicara di hadapan publik, sehingga aura kepercayaan diri dan kecerdasan itu selalu melingkupi dirinya.

Di tuntun oleh tante Wenny menuju oma Maria, ia diminta bertemu dengan omanya yang sudah menunggu. Rencananya mereka akan masuk bersama. Tamu tamu sudah datang, dan menantikan Laura masuk dan diperkenalkan oleh oma Maria.

"Oh sayang, kamu cantik sekali!"

"Makasih oma!"

"Kamu sudah siapkah?" tanya Oma sambil mengambil tangan sang cucu yang dingin.

"Jangan gugup, ada oma disini." katanya dengan lembut sambil menepuk nepuk tangan sang cucu dengan tenang.

Oma Maria menuntunnya jalan masuk ke dalam ruangan pesta itu di mana semua mata terlihat menatapnya dengan intens.

Sebenarnya mereka semua menatapnya dengan intens karena kagum melihat kecantikan dan juga keanggunan seorang Laura Adiguna yang ingin diperkenalkan oleh Oma Maria itu.

Banyak orang yang tercengang melihat kecantikannya dan juga kecerdasan yang terpancar dari wajahnya yang cantik.

Semua pada berbisik-bisik sambil mengagumi wanita yang berjalan dengan anggun bersama dengan Oma Maria itu.

"Ah, terimakasih pada semua tamu undangan yang sudah sudi menyempatkan waktu untuk datang ke pesta kecil kecilan yang Oma adakan. Suatu kehormatan yang besar bagi Oma melihat Kalian mau datang ke tempat ini dan merayakan keberhasilan cucu kesayanganku ini menjadi Wisudawan terbaik di sebuah universitas terbesar dan terbaik di luar negeri. Oma mengadakan acara ini untuk memperkenalkan kepada kalian, cucu oma, Laura Adiguna!" kata oma dengan tenang, sedangkan Laura Adiguna menunjukkan pesonanya dengan menatap seluruh hadirin yang hadir. Tiba-tiba matanya bersirobok dengan seorang laki-laki tampan yang ia ketahui dari pencariannya tadi, sebagai Reyner Stevan. Sedangkan di ujung sana, ia juga melihat Michael Pratama datang dan sedang berbicara dengan Lintang Adiguna. Huh! Kalian ternyata sudah dekat ya? Dulu mataku buta dan tak bisa melihat ini semua, tapi sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas.

"Di pesta ini, Oma hanya ingin memperkenalkan Laura Adiguna, karena mungkin banyak yang belum kenal dengannya, karena sejak ia dari remaja, selalu mengikuti kelas akselerasi, lompat kelas, dan selalu menempuh pendidikannya di luar negeri. Dan saya harap kalian bisa menikmati pestanya dan saling berkenalan." Kata Oma Maria sambil tertawa, sedangkan hadirin yang datang pun menanggapi apa yang dikatakan oleh Oma Maria itu dengan tertawa sopan juga.

" Baiklah kalau begitu selamat menikmati pestanya!" kata Oma Maria sambil menggandeng Laura untuk turun dari podium supaya Laura bisa berbaur dengan yang lainnya.

" Ah, jadi ini cucu oma yang oma bilang itu?" tanya Michael yang mendekati oma Maria dan Laura setelah turun dari panggung.

Darah dari Laura langsung berdesir dan tiba-tiba saja dadanya sedikit sesak karena langsung berdekatan dengan orang yang telah membunuhnya dengan kejam dan keji.

Laura berusaha menyimpan perasaan dan ketakutannya itu dengan menundukkan kepalanya.

"Oma, selamat buat cucunya yang bisa lulus menjadi wisudawan terbaik . . "

tiba-tiba suara Bariton seorang laki-laki yang tidak Laura kenal masuk ke dalam pendengaran telinganya.

"Ah, nak Rey . . . Jangan merendah. Oma yakin kamu juga jauh lebih daripada itu. Bukankah kamu juga adalah seorang Wisudawan terbaik serta orang yang paling cerdas dalam berbisnis sehingga Apapun yang kamu kerjakan selalu dibuat berhasil?" tanya oma dengan nada senang, rupanya banyak putra pewaris kaya rupanya menaruh perhatian kepada sang cucu. Tatapan mata Laura bertemu dengan manik hitam sang pria mempesona. Tak butuh waktu lama buat Laura untuk terpesona dengan laki laki tampan pewaris tahta tertinggi di atas Micahel itu. Tapi Laura berjanji pada dirinya untuk tidak jatuh cinta pada laki laki. Ia tak mau dimanfaatkan dan dibuat bodoh kayak dulu lagi. Laura sadar, saat ia mencinta ia terlalu bucin, jadi tak mengedepankan logika.

Sedang di pihak lain, Lintang yang berdiri tak jauh dari tempat itu hanya bisa menatap dengan tatapan kesal dan penuh dendam.

Ia memang selalu tersisih karena statusnya sebagai anak tiri dari Daniel Adiguna, dia yang tidak memiliki darah Adiguna Tentu saja tidak bisa berharap banyak. Sekalipun dia juga pandai dan cantik tapi karena dia adalah anak Zoyya dengan laki laki lain sebelum Daniel Adiguna, maka ia tak bisa dikatakan keluarga Adiguna, walau sekarang ia memakai nama Adiguna sebagai nama belakangnya.

Lintang menatap Laura dengan kebencian yang mendalam.

"Aku tak kalah cantik darimu, tak kalah pintar juga . . . Apalagi masalah keanggunan tentu aku juga tak jauh beda. Kenapa nenek sialan itu selalu membeda bedakan aku dengan kak Laura? Aku tak terima. Lihat saja, aku akan merebut apapun yang kamu miliki. Bahkan warisan yang oma akan berikan kepadamu akan aku rebut." ia berdecih sinis dan tentu saja kesal melihat oma Maria yang terlihat bangga hanya dengan Laura.

Apalagi ketika laki laki yang ia sukai terlihat menatap Laura dengan tatapan memuja seperti itu. Padahal sudah lama, Lintang itu menyukai Reyner dan juga Michael, tapi tatapan mata mereka saat ini, begitu memuja pada satu wanita yang membuatnya iri.

.

.

Hai readers,

Jangan lupa di like dan dikomen ya guysss, cuzzz happy reading!!

Terpopuler

Comments

Livyana 171

Livyana 171

emng g tau diri yaaaa😏

2023-04-23

0

Onyah Nie

Onyah Nie

wisudawati oma... klu wan itu gnder cwok

2023-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!