Rasa Penasaran

Suara interkom terdengar membuat Julian langsung mengalihkan pandangannya pada telepon yang terus berdering. Sesaat dia menghembuskan nafas kasar kala ada yang menggangunya. Dengan terpaksa dan raut wajah yang begitu datar dan dingin Julian menekan tombol hijau untuk menerima panggilan. "Ada apa? Kenapa kau menggangguku?" serunya saat panggilan sudah terhubung.

"Tuan Julian, di luar ada Tuan besar Erlangga yang ingin bertemu. Sebelumnya saya sudah mengatakan anda sedang melakukan video cofererence, tapi Tuan besar memaksa untuk bertemu, Tuan." ujar sang Sektretaris dari sebrang telepon.

Julian membuang napas kasar. Dia terus mengumpat di dalam hati. Percuma saja beralasan dirinya melakukan video cofererence, karena jika Ayahnya itu ingin bertemu dengannya segala alasan tidak pernah di dengar olehnya. Hingga kemudian, Julian menjawab dingin. "Minta pria tua itu untuk masuk." dia langsung menekan tombol merah mengakhiri panggilan.

Tak berselang lama, sosok pria paruh baya dengan wajah yang masih sangat tampan dan tubuh tegap melangkah masuk kedalam ruang kerja Julian.

"Kau baru tiga hari menikah, tapi kau sudah masuk bekerja! Kenapa kau tidak pergi berbulan madu, Julian!" Seru Erlangga, Ayahnya dengan tatapan tajam pada putranya itu.

"Aku sudah menurutimu untuk menikahi putri dari rekan bisnismu. Aku rasa itu sudah lebih dari cukup! Jangan pernah memaksaku untuk pergi berbulan madu!" Jawab Julian tegas. Tangannya terkepal begitu kuat menahan amarahnya yang hendak memuncak.

Erlangga membuang napas kasar. Dia mendekat ke arah Julian seraya menghunuskan tatapan yang kian menajam. "Bisakah kau tidak membangkang! Apa salahnya menikah dengan putri dari Raymond Jhonson? Kau bahkan memiliki istri yang sempurna. Meski kau tidak menikah dengan Vanya, tapi kau tetap menikah dengan salah satu putri dari Raymond Jhonson. Lagi pula, Alexa sangat cantik serta berpendidikan. Dia sangat pantas bersanding denganmu!"

"Jika bagimu putri dari Raymond Jhonson sosok yang sempurna, kenapa tidak kau saja yang menikahinya?" tukas Julian begitu sarkas.

"Jaga bicaramu Julian Dominic!" Bentak Erlangga keras. Tatapannya menatap begitu tajam putranya.

"Ayah, pergilah! Aku sedang tidak ingin di ganggu. Selama ini aku selalu menurutimu bukan? Aku juga sudah menikahi putri dari rekan bisnismu. Semua sudah aku turuti. Jangan berharap lebih. Kau tenang saja, aku berjanji tidak akan pernah bercerai dengan Alexa. Di hadapan publik mereka hanya tahu aku dan Alexa adalah pasangan yang saling mencintai sesuai dengan apa yang kau harapkan!" Julian menyambar wine yang berada di atas meja, dan menegaknya hingga tandas. Kemudian dia mengambil rokok dan menghidupkan rokoknya. Dia tidak memperdulikan tatapan tajam yang di berikan oleh Ayahnya itu. Ya, bagi Julian dirinya telah menjadi anak yang menuruti setiap keinginan Ayahnya. Ini sudah lebih dari cukup. Karena dia tidak bisa lagi di paksa untuk melakukan apa yang tidak dia sukai.

"Erlangga menggeram. Dia berusaha untuk mengendalikan emosinya. "Aku peringatkan padamu, kau harus belajar mencintai Alexa!" Tukas Erlangga menekankan dengan nada yang tidak ingin di bantah sedikitpun. "Dan satu hal lagi, berhenti mengujungi makam perempuan yang bernama Berlian itu. Kau pikir, Ayahmu ini tidak tahu kalau selama ini kau masih terus saja datang kesana. Ingat Julian, kau masih menggunakan nama Dominic di belakang namamu. Jadi, kau tidak memiliki hak untuk melawan perkataanku!" Sambung Erlangga memperingatkan Kemudian keluar dari ruang kerja Julian.

Julian mengumpat di dalam hati. Sejak dulu Ayahnya selalu membawa nama belakangnya. Jika saja dia bisa melepas. Maka sudah lama dia melepas nama itu. Namun, semua keinginannya harus terkubur dalam karena Julian tidak bisa membuang nama belakangnya. Semua dia lakukan karena dia menjaga perasaan Ibunya sendiri.

...***...

Alexa sudah tidak lagi bernafsu untuk makan. Dia meletakkan perlengkapan makan di atas meja. Kemudian dia beranjak dan memilih melangkahkan kakinya menuju ke arah belakang taman. Udara yang cerah membuat Alexa menginginkan menenangkan pikiran yang telah menggangunya itu. Dia mulai lelah, kesialan selalu datang di hidupnya secara bertubi-tubi sejak dirinya kembali datang ke negara M.

Saat Alexa hendak melangkah menuju ke arah taman belakang tatapannya teralih pada sebuah ruangan di ujung. Ruangan yang tampak berbeda dari ruangan yang ada di dalam Mansion ini. Ya, setelah menginap selama sehari hari di rumah mertuanya kini Alexa sudah kembali di mansion milik Julian. Alexa mengerutkan keningnya harusnya tidak ada gudang yang berada di sekitar sini.

"Ruangan apa itu?" gumam Alexa yang tampak berpikir.

"Nyonya muda, jangan!" Seorang pelayan berteriak cukup keras, saat Alexa hendak membuka kamar itu.

Alexa terkejut, dia mengalihkan pandangannya pada pelayan yang berteriak itu. "Kenapa kau melarangku untuk masuk,Novi? Aku hanya ingin melihat, ini ruangan apa?" jawabnya dingin dan tatapan yang tajam.

"Nyonya, maaf." ucap Novi, pelayan itu segera menghampiri Alexa dan menundukkan kepalanya. "Tuan Julian tidak mengizinkan satu orang pun masuk kedalam kamar itu. Saya mohon Nyonya jangan masuk ke sana. Anda boleh mengujungi tempat yang lain, tapi tidak dengan kamar itu, Nyonya. Karena jika Tuan Julian tahu, beliau akan marah besar," lanjut Novi dengan nada yang begitu ketakutan.

Kening Alexa berkerut. Dia menatap bingung pelayan yang berdiri di hadapannya. "Kenapa hanya kamar ini yang tidak boleh aku lihat, Novi? Apa yang Julian sembunyikan di kamar ini?" tanyanya dengan nada yang sedikit mendesak agar pelayan mau memberitahunya.

"Nyonya, saya mohon. Lebih baik anda segera menjauh dari kamar ini. Karena area di kamar ini banyak CCTV, Nyonya. Bisa saja, saat ini Tuan Julian sedang melihat anda," jawab sang pelayan dengan gugup dan takut. Dia terus menundukkan kepalanya tidak berani menatap Alexa.

Alexa terdiam sesaat, dia tampak berpikir ketika sang pelayan mati - matian melarang dirinya untuk masuk kedalam ruangan ini.

"Apa yang sudah di sembunyikan Julian di dalam sana?" bantin Alexa seraya menatap pintu ruangan itu dengan lekat. Raut wajahnya yang begitu dingin.

...***...

Malam harinya....

Tidak biasanya Alexa terbangun dengan selimut tebal membungkus tubuhnya dan gadis itu merasakan udara yang sangat dingin di dalam kamar itu.

Alexa hendak bangkit, dia merasakan ada yang menahan kakinya, gadis itu buru - buru membuka selimutnya.

"Astaga, Julian. Apa yang kau lakukan?" gumam Alexa menatap kedua kakinya yang sudah di rantai.

Alexa berbaring meringkuk di tengah ranjang, kini ia tidak berbeda jauh dengan seekor anjing peliharaan.

Alexa mengerjapkan matanya berulang kali sembari terus memikirkan cara agar bisa pergi dari tempat ini.

...*******...

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih likenya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen votenya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah~

Author selalu menunggu komenan dari kalian loh😁

Makasih...

Bersambung....

Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.

Terpopuler

Comments

Eridha Dewi

Eridha Dewi

lanjut thor, makin penasaran

2023-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Yang Tidak Inginkan
2 Perjanjian Pernikahan
3 Berkunjung
4 Rahasia Julian
5 Rasa Penasaran
6 Hukuman Untuk Alexa
7 Tidak Ingin Di Salahkan
8 Kedatangan Sepupu
9 Entah Kenapa
10 Hukuman Untuk Alexa Lagi
11 Kedatangan Devan
12 Kau Hanya Perlu Menurutiku
13 Alexa Sakit
14 Perintah Julian
15 Pintu Terbuka
16 Persiapan ke Pesta
17 Bertemu Kembali
18 Kau Harus Di Hukum
19 Jangan sakit lagi
20 Memikirkan Perkataan Alexa
21 Di Ajak Jalan - Jalan
22 Memasak Untukmu
23 Menginginkan Kebebasan
24 Tidur Bersama
25 Mengganggu
26 Siapa Wanita Itu?
27 Hukuman Untukmu
28 Seluruh Tubuhmu Adalah Milikku
29 Peringatan Samudera
30 Sakit Kepala
31 Aku Sedang Tidak Ingin Berdebat
32 Bercinta Tanpa kelembutan
33 Mengakhiri Hidup Pilihan Terbaik
34 Sebuah Kenyataan
35 Pikirkan Baik-baik
36 Perdebatan Alexa dan Julian
37 Mulai Banyak Bicara Dan Manja
38 Penjelasan Julian
39 Panggilan Telepon Dari Samudera
40 Larangan Julian
41 Kekhawatiran Julian
42 Kedatangan Samudera
43 Berbelanja
44 Bertemu Vanya
45 Alasan Vanya
46 Julian Yang Belum Berubah
47 Mengajak Makan Siang
48 Pertengkaran Julian Dan Alexa
49 Tidak Bisa Memilih
50 Kunjungan Mertua
51 Tujuan Samudera
52 Keributan
53 Hukuman Yang Terulang Lagi
54 Pergi Dari Rumah
55 Menenangkan Diri
56 Kekhawatiran Samudera
57 Kecelakaan
58 Kondisi Alexa
59 Mantan Tunangan Menjadi Adik Ipar
60 Kemarahan Samudera
61 Sebuah Kenyataan Yang Terpendam
62 Amarah Ayah Mertua
63 Menjaga Istriku
64 Alexa Siuman
65 Luka Di Hati
66 Keputusan Alexa
67 Rasa Takut, Benci Dan Trauma
68 Berpamitan
69 Alexa Sakit
70 Perkelahian Samudera Dan Julian
71 Usaha Julian Dan Pilihan Alexa
72 Akhirnya Mengalah
73 Merasa Bersalah
74 Permintaan Alexa
75 Penthouse
76 Biarkan Seperti Ini
77 Ngidam Menyusahkan
78 Ke Perkebunan
79 Tidak Mau Menjadi Janda
80 I Hate You
81 Kau Akan Selalu Cantik
82 Telefon Dari Samudera
83 Periksa Kandungan
84 Tingkah Aneh Devan
85 Perdebatan Adel Dan Devan
86 Lukisan Kaylan
87 Manja Seperti Anak Kecil
88 Kesepakatan
89 Kedatangan Vanya
90 Percakapan Alexa Dan Vanya
91 Kabar Dari Paman Demian
92 Undangan Makan Malam
93 Acara Jamuan Makan Malam
94 Mengantar Shabrina
95 Informasi Kedatangan Orang Tua Adel
96 Menikmati Sarapan
97 Bertemu Paman Dan Bibi Alexa
98 Acara Makan Siang
99 Lamaran Devan Dan Penolakan Dari Adel
100 Memberikan Tantangan Untuk Devan
101 Mengingat Kenangan Masa Lalu
102 Ngidam Manisan Buah Salak
103 Kedatangan Ibu Mertua
104 Kekesalan Devan Pada Julian
105 Rencana Devan
106 Meminta Izin
107 Keributan
108 Menahan Amarah
109 Terlihat Menggemaskan
110 Perdebatan Di Pagi Hari
111 Kau Sudah Gila!
112 Ocehan Adel
113 Percakapan Alexa Dan Adel
114 Tidak Akan Terperanguh
115 Prioritas pertamaku
116 Laporan Dari Kenzo
117 Menceritakan Semua Masalahmu
118 Pelaku Kebakaran
119 Saran Kenzo Dan Penolakan Julian
120 Perdebatan Julian Dan Samudera
121 Mengambil Alih Galaxy Group
122 Hasil Laporan
123 Tidak Bisa Di Hubungi
124 Rekaman CCTV
125 Identitas Penculikan
126 Kedatangan Julian Dan Devan
127 Menenangkan Adel
128 Telepon Dari Samudera
129 Macan Manisku
130 Keinginan Devan
131 Cara Licik Devan
132 Ngidam Lagi
133 Menyuarakan Isi Hati
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Pernikahan Yang Tidak Inginkan
2
Perjanjian Pernikahan
3
Berkunjung
4
Rahasia Julian
5
Rasa Penasaran
6
Hukuman Untuk Alexa
7
Tidak Ingin Di Salahkan
8
Kedatangan Sepupu
9
Entah Kenapa
10
Hukuman Untuk Alexa Lagi
11
Kedatangan Devan
12
Kau Hanya Perlu Menurutiku
13
Alexa Sakit
14
Perintah Julian
15
Pintu Terbuka
16
Persiapan ke Pesta
17
Bertemu Kembali
18
Kau Harus Di Hukum
19
Jangan sakit lagi
20
Memikirkan Perkataan Alexa
21
Di Ajak Jalan - Jalan
22
Memasak Untukmu
23
Menginginkan Kebebasan
24
Tidur Bersama
25
Mengganggu
26
Siapa Wanita Itu?
27
Hukuman Untukmu
28
Seluruh Tubuhmu Adalah Milikku
29
Peringatan Samudera
30
Sakit Kepala
31
Aku Sedang Tidak Ingin Berdebat
32
Bercinta Tanpa kelembutan
33
Mengakhiri Hidup Pilihan Terbaik
34
Sebuah Kenyataan
35
Pikirkan Baik-baik
36
Perdebatan Alexa dan Julian
37
Mulai Banyak Bicara Dan Manja
38
Penjelasan Julian
39
Panggilan Telepon Dari Samudera
40
Larangan Julian
41
Kekhawatiran Julian
42
Kedatangan Samudera
43
Berbelanja
44
Bertemu Vanya
45
Alasan Vanya
46
Julian Yang Belum Berubah
47
Mengajak Makan Siang
48
Pertengkaran Julian Dan Alexa
49
Tidak Bisa Memilih
50
Kunjungan Mertua
51
Tujuan Samudera
52
Keributan
53
Hukuman Yang Terulang Lagi
54
Pergi Dari Rumah
55
Menenangkan Diri
56
Kekhawatiran Samudera
57
Kecelakaan
58
Kondisi Alexa
59
Mantan Tunangan Menjadi Adik Ipar
60
Kemarahan Samudera
61
Sebuah Kenyataan Yang Terpendam
62
Amarah Ayah Mertua
63
Menjaga Istriku
64
Alexa Siuman
65
Luka Di Hati
66
Keputusan Alexa
67
Rasa Takut, Benci Dan Trauma
68
Berpamitan
69
Alexa Sakit
70
Perkelahian Samudera Dan Julian
71
Usaha Julian Dan Pilihan Alexa
72
Akhirnya Mengalah
73
Merasa Bersalah
74
Permintaan Alexa
75
Penthouse
76
Biarkan Seperti Ini
77
Ngidam Menyusahkan
78
Ke Perkebunan
79
Tidak Mau Menjadi Janda
80
I Hate You
81
Kau Akan Selalu Cantik
82
Telefon Dari Samudera
83
Periksa Kandungan
84
Tingkah Aneh Devan
85
Perdebatan Adel Dan Devan
86
Lukisan Kaylan
87
Manja Seperti Anak Kecil
88
Kesepakatan
89
Kedatangan Vanya
90
Percakapan Alexa Dan Vanya
91
Kabar Dari Paman Demian
92
Undangan Makan Malam
93
Acara Jamuan Makan Malam
94
Mengantar Shabrina
95
Informasi Kedatangan Orang Tua Adel
96
Menikmati Sarapan
97
Bertemu Paman Dan Bibi Alexa
98
Acara Makan Siang
99
Lamaran Devan Dan Penolakan Dari Adel
100
Memberikan Tantangan Untuk Devan
101
Mengingat Kenangan Masa Lalu
102
Ngidam Manisan Buah Salak
103
Kedatangan Ibu Mertua
104
Kekesalan Devan Pada Julian
105
Rencana Devan
106
Meminta Izin
107
Keributan
108
Menahan Amarah
109
Terlihat Menggemaskan
110
Perdebatan Di Pagi Hari
111
Kau Sudah Gila!
112
Ocehan Adel
113
Percakapan Alexa Dan Adel
114
Tidak Akan Terperanguh
115
Prioritas pertamaku
116
Laporan Dari Kenzo
117
Menceritakan Semua Masalahmu
118
Pelaku Kebakaran
119
Saran Kenzo Dan Penolakan Julian
120
Perdebatan Julian Dan Samudera
121
Mengambil Alih Galaxy Group
122
Hasil Laporan
123
Tidak Bisa Di Hubungi
124
Rekaman CCTV
125
Identitas Penculikan
126
Kedatangan Julian Dan Devan
127
Menenangkan Adel
128
Telepon Dari Samudera
129
Macan Manisku
130
Keinginan Devan
131
Cara Licik Devan
132
Ngidam Lagi
133
Menyuarakan Isi Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!