Dan waktu berlalu begitu cepat, tak terasa kini hari telah berganti. Malam yang gelap sudah beralih menjadi hari baru yang cerah. Tepat di hari ini juga, status hidup Alexa sudah berubah. Sesaat Alexa memijat pelan pelipisnya ketika dia merasakan sedikit pusing. Alexa mengedarkan pandangannya, menatap sekelilingnya. Seketika raut wajah Alexa langsung berubah saat dia menyadari dirinya masih berada di dalam kamar pengantin.
Kemudian Alexa menghela nafas kasar. Ia berusaha untuk tidak menangis meratapi nasib buruknya. Dengan perlahan ia menuruni ranjang dan melangkah menuju ke arah kamar mandi.
Tidak mau terlalu berlama-lama, sekitar dua puluh menit kemudian, akhirnya Alexa baru keluar dari kamar mandi. Dan menuju ke arah walk in closet mengganti pakaiannya. Alexa memilih dress berwarna peach yang berukuran pas dan roknya sedikit di atas lututnya kemudian Alexa berjalan ke arah ruang makan yang ada di hotel itu. Dan ternyata Julian sudah berada di meja makan. Alexa pun mulai duduk di meja makan itu.
"Julian, boleh aku bertanya?" tanya Alexa.
"Makan dulu sarapanmu, karena aku juga ingin sarapan. Sampai kapan aku harus menunggumu yang sangat lamban itu." omel Julian sambil mengambil sandwich dan mulai menikmatinya.
"Siapa suruh kamu menungguku. Kamu bisa makan dulu tadi." Alexa yang kesal akhirnya menyahuti Julian.
"Kamu itu benar-benar tidak berterima kasih ya, aku itu menunggumu karena takut kamu nggak mau makan sendirian. Harusnya kamu itu bilang terima kasih." tukas Julian benar - benar membuat Alexa kesal.
"Iya deh, makasih ya buat Tuan Julian Dominic yah terhormat. Anda itu sudah mau menunggu saya untuk sarapan." sahut Alexa.
"Hem." Hanya deheman yang keluar dari bibirnya. "Alexa," Julian memanggil Alexa dengan nada dingin dan raut wajahnya tanpa ekspresi.
"Ada apa?" tanya Alexa.
"Sebelum aku berangkat, aku ingin ingatkan satu hal padamu. Jangan mencari masalah. Sekarang kau adalah istriku. Aku tidak akan pernah mengusik kehidupan pribadimu. Tapi nama belakangmu sudah berganti dengan nama keluargaku. Jadi? Jangan mencari masalah yang membuatku malu. Karena aku tidak pernah mentoleransi sedikitpun masalah yang kau buat." Julian berucap tegas dengan penuh peringatan.
"Kau tidak perlu mengancamku. Aku bukanlah wanita yang bodoh," jawab Alexa dan wajahnya tidak mau menatap Julian yang mengajaknya berbicara.
Julian tersenyum sinis mendengar jawaban dari Alexa.
"Terserah apa yang kau katakan. Dan hari ini aku akan pulang malam. Jika orang tuaku menghubungimu. Katakan padanya, aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku." Julian berkata dengan nada datar.
"Lebih bagus kalau kau tidak usah pulang!"
"Good girl!" Balas Julian yang bangkit dari duduknya dan meninggalkan Alexa seorang diri di kamar hotel.
Selepas kepergian Julian, Alexa menelan makanannya dengan kasar. Kehidupan baru yang sesungguhnya akan segera di mulai, dimana Alexa harus pintar bersandiwara dan bermain peran.
"Hidup baru! Permainan baru!" Gumam Alexa.
...***...
Sehari setelah menikah Alexa pindah ke mansion milik Julian dan di sambut dengan ramah oleh Ibu mertuanya.
"Ayo masuk menantuku." ajak Ibu mertua Alexa
"Iya, Mama." jawab Alexa.
Alexa di bawa ke salah satu kamar yang berada di kamar atas. "Nah Alexa, ini kamar kamu dan juga Julian. Kamu istirahat ya. Nanti, jika Julian sudah pulang, kamu tolong siapkan pakaiannya!" Pinta Ibu mertuanya.
"Maafkan kami karena harus membuatmu dalam posisi sekarang."
"Tidak apa-apa, Ma. Mungkin ini memang takdirku."
"Kamu yang sabar yah. Buatlah Julian jatuh cinta padamu. Mama yakin, Julian pasti akan menerimamu suatu saat nanti." ujar Ibu mertuanya lagi.
"Iya, Ma. Aku berusaha jadi istri yang baik untuknya." jawab Alexa dengan ragu - ragu.
"Ya sudah, kamu sekarang rapikan baju - baju kamu ya, Mama pulang dulu."
"Baik Ma,"
...***...
Alexa sudah selesai mengitari mansion barunya, tidak ada yang sepesial. Alexa malah merindukan suasana kamar di rumah orang tuanya Rumah dua lantai itu nampak sepi.
Julian laki - laki itu pergi sejak tadi pagi entah kemana. Alexa tidak tahu dan tidak mau tahu
Malam harinya Julian baru pulang dari kantor, lalu masuk kedalam kamar, dia menatap Alexa seperti menatap musuh yang sangat ia benci.
"Kamu sudah pulang? Aku siapkan pakaian." ucapku sambil berjalan menuju ke arah walk in closet.
"Alexa, ikut aku ke ruang kerjaku. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu." Julian tidak menjawab pertanyaan dari Alexa. Dia malah menyuruh Alexa untuk pergi ke ruang kerjanya.
Alexa pun langsung mengikuti langkah Julian masuk kedalam ruang kerjanya. Setelah sampai di ruang kerja Julian. Julian memberikan sebuah map pada Alexa.
"Apa ini?" tanya Alexa ingin tahu.
Aku akan menjelaskan, jika kau sudah membacanya." Julian berucap dengan tegas. Sorot mata yang terpancar dan sifat arrogantnya itu menatap Alexa dingin.
Alexa diam. Dia masih tidak mengerti. Namun, tidak mungkin Alexa kembali mendesak Julian untuk menjelaskannya. Kemudian Alexa mulai membacanya :
Pihak pertama : Julian Dominic
Pihak kedua : Alexa Olivia Jhonson
Pihak pertama menjamin semua kebutuhan hidup pihak kedua selama menjadi istrinya.
Kedua belah pihak harus bisa menjaga nama baik masing-masing dan jangan terlibat dalam skandal apapun, terutama dengan lawan jenis.
Pihak kedua di larang melawan pada pihak pertama.
Pihak kedua harus menuruti semua permintaan pihak pertama.
Alexa menutup berkas itu dan berkata di dalam hati, "Astaga, saya kira perjanjian macam ini ada di cerita fiksi saja. Rupanya saya sendiri juga mengalaminya."
"Bisa kau jelaskan perjanjian apa ini, Julian!" Kilat matanya menajam teralih pada Julian yang berdiri di hadapannya.
"Perjanjian pernikahan kita. Sekarang kau tidak memiliki pilihan lain selain harus menuruti perkataanku." jelas Julian. "Cepat kau tanda tangani perjanjian itu!" Ucapnya lagi dengan mendesak.
"Julian, kau benar - benar pria yang menyebalkan! Apa yang selama ini tertulis di media tentang dirimu hanya omong kosong! Kau adalah pria yang menyebalkan yang pernah aku temui! Aku membencimu!" Alexa meluapkan apa yang ada di hatinya. Setelah dengan terpaksa menandatangani surat perjanjian itu. Kemudian Alexa hendak melangkahkan kakinya meninggalkan ruang kerja Julian.
"Jadi selama ini kau memperhatikanku lewat media?" senyuman samar di bibir Julian terukir kala mendengar perkataan Alexa.
Perkataan dari Julian sukses membuat langkah Alexa terhenti. Dia langsung membalikkan tubuhnya, menatap Julian dengan tatapan yang dingin. "Aku hanya tidak sengaja melihat berita tentang dirimu! Kau ini percaya diri sekali!" Jawabnya tegas.
Tanpa berkata lagi, Alexa langsung berjalan meninggalkan ruang kerja Julian. Terlihat wajah Alexa yang masih begitu kesal. Julian menyeringai melihat punggung Alexa yang mulai menghilang dari pandangannya.
"Menarik." gumamnya.
...*****...
Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih likenya dong untuk author.D
Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen votenya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah~
Author selalu menunggu komenan dari kalian loh😁
Makasih...
Bersambung....
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments