Episode Sebelumnya..
"Bibi...," panggil Dimas kepada wanita yang merupakan pembantunya yang sudah bekerja cukup lama di rumahnya.
"Eh, Den Dimas sudah bangun ya," ucap wanita paruh baya itu sembari meletakkan sepiring nasi goreng tersebut di atas meja makan.
Dimas pun mengangguk sambil tersenyum kecil ke arahnya. "Iya bibi. Oh iya bibi.. bibi ada melihat seorang gadis nggak?"
"Seorang gadis? Eum.. bibi tidak melihat seorang gadis di sini den." ucap wanita itu dengan mata yang menyipit.
"Memangnya kenapa den? Aden Dimas membawa seorang gadis ya ke dalam rumah ini?" ucap wanita paruh baya itu mencoba menebaknya.
Dimas yang mendengar perkataan sang bibi. Hanya menelan ludahnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Enggak kok! Aku cuma tanya saja bibi. Yaudah! Kalau begitu Dimas ke dalam kamar dulu ya bibi."
"Loh! Mau kemana? Ini nasi gorengnya sudah siap!" ucap bibi itu saat majikannya malah berniat untuk pergi.
Dimas pun yang mendengar suara sang bibi itu pun langsung menghentikan langkahnya. "Dimas mau mandi dulu aja bibi. Setelah itu Dimas akan langsung turun."
Setelah mengatakan itu. Laki-laki itu pun langsung pergi kembali ke dalam kamarnya bersiap untuk mandi. Tentang gadis itu? Biarlah, mungkin gadis itu sudah kembali kerumahnya, begitulah pikir laki-laki itu.
...****...
Tamara langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya saat gadis itu sudah sampai di rumahnya. Kemudian, gadis itu memegangi kepalanya yang terasa sedikit sakit itu. "Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam? Kenapa aku bisa sampai berapa di rumah laki-laki itu? Dan laki-laki itu siapa?"
Saat masih dengan pemikirannya yang sedikit membuatnya pusing itu. Tiba-tiba terdengar suara ponsel miliknya berbunyi di dalam tasnya, Tamara dengan malas mengambil ponselnya yang berada di tasnya itu dan melihat siapa yang meneleponnya pagi-pagi.
"Halo!" ucap Tamara saat ia mengangkat panggilan itu.
"Hiyaak!!! Kemana saja kau semalam, hah?! Aku sudah menghubungimu ratusan juta kali tapi kamu tidak mengangkatnya." Tamara langsung menjatuhkan ponselnya dari telinganya saat mendengar teriakkan sahabatnya yang memekakkan telinga bagi siapapun yang mendengarnya.
Setelah itu Tamara langsung meletakkan kembali ponselnya ke telinganya. "Aku baik-baik saja kok. Kamu jangan khawatir."
"Jangan khawatir kamu bilang?! Hiyaakkk!! Kamu pikir seperti apa aku harus untuk tidak mengkhawatirkan mu, hah! Kamu menghilang saat aku sudah sampai di klub malam itu dan mencari mu ke segala penjuru di klub malam itu. Namun, kamunya gak ada di sana. Bagaimana kamu menyuruhku untuk jangan khawatir!" ucap Devina yang terdengar sangat kesal kepadanya. Tentu saja hal itu membuat Tamara yang mendengarnya tersenyum kecil.
"Entahlah! Semalam aku pergi kemana, tiba-tiba saja saat aku sudah membukakan mata ku. Aku sudah berada di kamar yang sama sekali aku tidak tau kamar siapa itu." ucap Tamara dengan masih memegang keningnya.
"Hah?! Serius! Oke! Kamu tunggu di itu dan jangan kemana-mana! Aku akan ke rumahmu sekarang juga. Tunggu aku di situ."
Tut! Tut! Tut!!!
Panggilan telepon pun berakhir dengan Devina yang memutuskan sambungannya terlebih dahulu. Lalu, gadis itu langsung melemparkan ponselnya itu ke sembarang tempat. Sedangkan, dirinya memilih untuk memejamkan matanya.
.
.
.
...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....
...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments