Hamid menatap pada Jaka, yang saat itu juga terlihat sedang menatapnya,'' Ada apa? jangan bilang kamu menginginkan pekerjaan tersebut ya Jak.'' ucap Hamid menebak
'' Kamu benar, bisakah kamu memberikannya pada saya Mid? soalnya jujur saja, mencari pekerjaan sekarang sangatlah susah, sementara saya harus memenuhi kebutuhan rumah tangga saya.'' ucapnya
'' Kamu sudah menikah? lalu kenapa tidak mengundang ku??' tanya Hamid terlihat kesal
'' Hehe maaf, semua mendadak.' jawab Jaka sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
'' Yasudah, saya akan coba bicara nanti dengan teman saya, tapi sepulang dari kerjaan ya? Oya berapa nomor ponsel kamu Jak? biar saya enak memberikn kabar padamu nanti.'' ucapnya, Jaka pun langsung memberikan nomor ponsel nya pada Hamid
Setelah Hamid berpamitan, Jaka memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut. Sebenarnya ia tak tau ingin kemana, karna memang Jaka sendiri tak memiliki banyak teman, hanya beberapa saja, itupun kebanyakan dari mereka sekarang sudah berada diluar kota. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul duabsiang, saat ini Jaka sedang berada di warteg, untuk mengisi perutnya yang terasa kosong. Sedangkan ditempat lain, terlihat saat ini Bu Lidya sedang dalam perjalanan menuju kantornya, wanita paruh baya tersebut baru saja bertemu dengan kolega bisnisnya bersama dengan asistennya, terlihat Bu Lidya sedang sibuk dengan layar ponsel miliknya, sedangkan sang asisten yang bernama Ayu, terlihat memandang kearah luar, namun dahinya berkerut saat matanya tak sengaja melihat kearah sebuah warteg yang ada dipinggir jalan.
'' Pak..pak.. pak,, berhenti pak!!!!'' ucap Ayu tiba-tiba, membuat sang sopir langsung menginjak rem mobilnya.
Ciiitt....
Suara bunyi decitan rem berbunyi nyaring, membuat semua yang ada didalamnya hampir tersungkur kedepan.'' Ayu kamu ini apa-apaan sih? kenapa menyuruh supir berhenti? mau mati ya kamu?'' ucap Lidya marah, ia menatap sang asisten dengan tajam
'' Maaf bu, tapi saya lakukan ini karna tadi saya lihat putra anda dijalan.'' ucapnya,
' Putra saya? siapa maksud kamu?'' tanya Lidya bingung, jika yang dimaksud oleh asistennya tersebut adalah Jimi, rasanya itu tidak mungkin, karna saat ini Jimi sedang berada diluar kota untuk urusan bisnis
'' Jaka buk,,, saya melihatnya tadi.'' ucapnya membuat Lidya langsung menatapnya dengan kening berkerut.
' Dimana kamu melihatnya?
'' Diwarteg buk dia sedang makan disana,'' jawab nya
'' Apa? diwarteg? tidak mungkin, pasti kamu salah lihat, mana mungkin anak saya maka diwarteg.'' ucap Lidya yang tak ingin mempercayainya, walaupun sebenarnya hatinya juga tidak yakin dengan ucapannya sendiri,, karna walau bagai mana pun Lidya pernah melihat putra bungsunya tersebut bekerja menjadi OB, bukan tidak mungkin jika Jaka juga makan ditempat itu, begitulah pikirannya saat ini. Namun meskipun begitu Lidya tak ingin ada yang tau jika putra dari keluarga terhormat dan terpandang bisa terlihat menyedihkan seperti itu.
'' Pak kita jalan lagi!!" ucap Bu Lidya, pada sang sopir
'' Baik nyonya.'' jawabnya yang langsung menjalankan kembali mobil tersebut, sedangkan Atu sendiri tak lagi berkata apapun, sebenarnya ia sangat yakin jika yang ia lihat tadi adalah Jaka, namun Ayu juga tak ingin memperdebatkannya lagi, toh bosnya sendiri juga terlihat tidak terlalu memperdulikannya.
Apakah itu benar Jaka putraku, kenapa nasibnya bisa semenyedihkan itu? semenjak dia memilih wanita sialan itu, hidupnya jadi sengsara seperti ini, aku tidak akan pernah rela dan merestui dia sebagai menantuku, dan aku tidak akan menganggapnya sama sekali, lagi pula aku heran dengan anak itu, secantik apa wanita itu sampai dia mau meningalkan orang tua nya demi wanita itu, jelas pasti dia bukan wanita yang baik.
Batinnya, Bu Lidya mau pun suaminya memang belum pernah sekalipun bertemu dengan Aisyah, begitu pun dengan Jimi, pernah waktu itu Jaka membawanya kerumah untuk memperkenalkannya dengan keluarganya, namun Bu Lidya menolak nya mentah-mentah, bahkan ia melarang suaminya untuk menemui mereka, padahal mereka sudah berada didepan rumah dan sejak saat itu Jaka tak pernah lagi ingin memperkenalkan Aisyah pada keluarganya.
Sedangkan dirumahnya terlihat Aisyah sedang memegangi perutnya yang terasa sakit merasa tidak tahan ia pun langsung berbaring diatas tempat tidur, sesekali terdengar suara rintihan dari bibir wanita tersebut.
Satu jam kemudian terdengar suara seseorang yang mengucapkan salam dari arah luar.
'' Assala'mualaikum..,, Asi buka pintunya, ini Abang pulang.'' panggil Jaka karna sejak tadi pintu rumah mereka tak juga kunjung dibuka oleh sang istri.
'' Kenapa lama sekali Aisyah? apa dia sedang tidak ada dirumah? tapi kemana dia dijam segini?'' gumam Jaka, merasa penasaran Jaka pun langsung memutar kenop pintu yang ternyata tidak terkunci.
'' Loh ini gk dikunci, berarti dia ada dirumah dong, lalu kenapa tidak menjawab panggilanku? apa mungkin dia sedang berada dikamar mandi?'' monolognya lagi, Jaka yang semangkin penasaran akhirnya langsung masuk kedalam rumah, setelah kembali menutup pintu, Jaka langsung menuju dapur, karna ia berpikir jika istrinya tersebut sedang berada dikamar mandi yang ada disamping dapur, Jaka memanggil-manggil nama istrinya, namun tak ada jawaban sama sekali.
'' Tidak ada, apa mungkin didalam kamar?' Jaka pun langsung melangkah menuju kamar mereka.
Ceklek
Jaka membuka pintu kamar, dan ia melihat istrinya tergeletak dilantai, membuat Jaka langsung berlari kearahnya.'' Aisyah,, kamu kenapa sayang? apa yang terjadi?? Jaka memangku kepala sang istri sambil menepuk pelan wajah nya, namun tak ada reaksi apapun, merasa takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan Jaka pun akhirnya membawa Aisyah keklinik terdekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments