Lidya membuka pintu dengan gerakan cepat, setelahnya ia langsung masuk dan menutup pintu dengan kasar
Braak!!
Terdengar bunyi suara pintu tertutup dengan kuat, karna dibanting oleh Bu Lidya, membuat Kevin sang suami yang berada didalam kamar terkejut mendengarnya.'' Lidya apa-apaan kamu? kenapa membanting pintu seperti itu?'' ucap Kevin sambil menatap kearah istrinya
'' Anak papa bikin mama marah, papa tau gk? tadi mama pergi ke salah satu kantor rekan bisnis kita pak Duta dan papa tau siapa yang mama temui disana?'' ucap Lidya
'' Siapa memangnya mah?'' tanya pak Kevin penasaran
'' Jaka pah, anak kita jadi OB diperusahaan itu.'' ucap Lidya menggebu-gebu saat menceritakannya pad sang suami
'' Apa? Jaka jadi OB disana??'' ulang pak Kevin
'' Iya pah, dan lebih memalukan lagi dia dipecat secara tidak hormat didepan mama sama pak Duta, karna Jaka tak sengaja menumpahkan teh yang ia bawa kepakaian mama.'' sambung Lidya lagi
'' Apa? dipecat??'' sambung Kevin lagi meras terkejut
'' Iya pah, coba papa bayangi bagi man perasaan mama? mama sangat malu pah, anak kita bekerja sebagai OB mama malu, buat apa kita membangun perusahaan sebesar ini jika anak kita sendiri bekerja diperusahaan lain, itu pun hanya sebagai OB.'' jelasnya yang masih tak menyangka
'' Pokoknya mama mau Jaka kembali kerumah ini pah, bagai mana pun caranya, mama gk mau lihat dia hidup menderita diluaran sana, apa lagi dia sekarang sudah tidak bekerja lagi, bagai mana dia akan bertahan hidup coba?'' ucap Lidya merasa khawatir dengan nasib putranya Jaka.
' Ya kalau mama mau anak kita kembali kerumah, jalan satu-satunya ya mama harus menerima istrinya mah, karna Jaka tidak akan mau jika pulang tanpa istrinya itu.'' ucap pak Kevin
Terlihat Lidya berpikir sejenak, entah apa yang ada dalam pikiran wanita paruh baya tersebut, bahkan Kevin pun sebagai suami tidak bisa menebaknya.
Keesokan harinya, terlihat Aisyah sedang membuka wadah tempat biasa ia menyimpan beras, wanita itu menghela nafas saat melihat beras tenyata sudah habis.'' Bagai mana ini, beras nya sudah habis, padahal kan bang Jaka mau kerja, masa iya gk sarapan dari rumah.'' gumamnya meras bingung
'' Ada apa Ais?' tanya Jaka yang tiba-tiba berada didapur, membuat Aisyah sedikit terkejut dengan kehadiran suaminya tersebut.
'' Bang Jaka, kenapa kesini? Abang duduk saja didepan, sebentar lagi aku akan membuatkan sarapan untuk Abang.'' ucapnya
'' Dengan apa Ais? bukankah beras kita habis? sudahlah, biar Abang sarapan saja diluar, kamu tunggu dirumah saja ya?'' ucapnya yang langsung keluar rumah untuk membeli sarapan.
Jaka merogoh saku celananya, lalu membuka dompet miliknya, dan membukanya, terlihat uang didalam sana hanya tinggal tiga lembar berwarna merah.'' Bagai mana ini, keuanganku sudah menipis, sementara pekerjaan juga sudah tidak ada, sepertinya aku harus mencari pekerjaan secepatnya '' gumam Jaka
Setelah membeli sarapan, Jaka langsung pulang kerumah kontrakannya sambil membawa bungkusan yang berisikan dua bungkus nasi uduk, namun saat hendak jalan menuju pulang, Jaka melihat selebaran kertas yang berisikan lowongan pekerjaan, melihat itu Jaka pun langsung mengambil kertas tersebut.
'' Lowongan pekerjaan diperusahaan P.T SENTOSA, inikan perusaan milik papa, apa aku harus melamar kerja disana? sepertinya tidak mungkin, banyak yang mengenalku disana, sepetinya aku harus mencari pekerjaan lain.'' gumamnya, sebenarnya dulu sebelum meningalkan rumah , Jaka sempat bekerja diperusahaan milik pak Kevin , namun dibagian cabang, disana Jaka menjadi manager keuangan saat itu, namun setelah ia memilih keluar dari rumah, ia pun langsung berhenti dari pekerjaan tersebut, atas perintah Lidya, yang tadinya bermaksud hanya ingin menggertak saja, namun siapa sangka Jaka akan melepaskan pekerjaan tersebut demi gadis yang kini menjadi istrinya itu.
Saat ini Jaka dan Aisyah baru saja selesai sarapan pagi, Aisyah menatap suaminya yang terlihat sedikit santai dari biasanya.'' Bang kok tumben santai? biasanya jam depan sudah berangkat?'' ucap Aisyah
' Iya, sebentar lagi Ais, karna memang Abang masuk kerjanya agak siangan.'' jawabnya mendengar itu Aisyah hanya mengangguk saja tanpa curiga sedikitpun, bukan bermaksud membohongi sang istri tetapi Jaka hanya tak tega mengatakan nya, ia takut jik istrinya merasa ikut kepikiran dan akhirnya menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi pada mereka, karna memang menikah tanpa restu orang tua bukanlah sesuatu yang baik, dan tentunya kan berpengaruh pada kehidupan mereka nantinya begitulah yang ada dalam benak Aisyah.
Tepat jam sembilan barulah Jaka keluar dari rumah dengan pakiaan seperti biasa ia berangkat kerja setiap harinya, namun sebelum itu ia sempat memberikan selembar uang miliknya untuk membeli keperluan dapur untuk dua hari kedepan. Pria itu memilih berjalan kaki dipinggir trotoar, sambil melihat sekitar, berharap mungkin ada orang yang akan membutuhkan tenaganya, hampir satu jam Jaka berjalan, tanpa terasa ia sampai didepan salah satu gedung yang menjulang tinggi keatas, seketika Jaka mengerutkan dahi, ia tau pasti jika ini adalah perusahaan milik keluarganya.'' Ini perusahaan milik papa, tepatnya anak perusahaan yang baru berdiri selama tiga tahun.'' gumamnya sambil menatap bangunan gedung tersebut. Jaka menghela nafas berat, lalu ia pun kembali melangkah kan kakinya meninggalkan tempat tersebut, namun baru dua langkah ia berjalan, tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
'' Jaka...!!! Jak tunggu!!!' panggilnya membuat Jaka langsung menoleh kearah sumber suara.
'' Loh Hamid,, kamu Hamid kan??' tanya Jaka memastikan
' Iya Jak, aku Hamid, kamu sedang apa disini?'' tanya pria yang bernama Hamid tersebut
'' Tidak ada, saya hanya melihat gedung nya saja, ini juga mau pergi.'' jawabnya
'' Oh,, Oya Jak, kamu masih bekerja ditempat dulu ya?''
'' Sudah tidak lagi.'' jawab Jaka
'' Loh kenapa? bukannya pekerjaannya sangat bagus?
'' Iya, hanya saja saya sudah merasa tidak cocok.'' jawabnya lagi
'' Jadi apa pekerjaanmu sekarang?
'' Belum ada, ini juga mau cari kerjaan.'' jawabnya lagi
'' Oya Mid, apa tidak ada lowongan pekerjaan??
'' Disini maksud kamu??'' tanya Hamid memastikan
'' Ya kalau bisa sih jangan disini, saya ingin ditempat biasa saja
'' Loh memang kenapa? bukankah kamu pernah bekerja diperusahaan ternama, dan tentunya pengalaman kamu juga sudah banyak, aku ada teman didalam gedung ini, bagai mana jika aku tanya sama dia, mungkin ada lowongan untukmu didalam.'' ucap Hamid
'' Tidak perlu Mid, kalau bisa jangan digedung ini, tidak adakah tempat lain yang memerlukan tenaga seseorang?'' tanya Jaka lagi
'' Ada, sih tapi sepertinya ini sepertinya tidak cukup pantas untukmu.'' ucapnya
'' Kenapa tidak pantas? memangnya apa pekerjaan nya?'' tanya Jaka penasaran
'' Jadi OB, jawabnya sedikit tak enak, sementara Jaka hanya tersenyum tipis saat mendengarnya, kenapa dari sekian banyaknya pekerjaan, dia selalu dihadapkan dengan pekerjaan tersebut, mungkinkah ini adalah jangan hidupnya?
Next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments