The Land Of Freedom
Pada suatu hari, di sebuah kota yang dilanda perang, ada seorang anak kecil yang menangis terisak-isak sembari memegang tangan ibunya, naasnya ibu dari anak itu tertimpa reruntuhan bangunan yang hancur, semuanya terkubur oleh reruntuhan itu, kecuali satu tangan yang saat ini memegang erat anaknya dengan penuh cinta kasih.
Di lain sisi, terdengar suara pesawat tempur melintas di langit, menciptakan rentetan suara gemuruh ledakan dimana-mana, menghantui orang-orang dengan rasa keputusasaan. Semua orang di kota itu sibuk untuk menyelamatkan diri, kecuali satu orang yang duduk di atas kursi kayu, dia ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok di bibirnya.
Orang itu terlihat duduk di atas balkon di salah satu bangunan yang masih utuh, diantara banyaknya bangunan yang runtuh. Dirinya terlihat santai tanpa memperdulikan apapun, ia duduk bersandar di kursinya, mengangkat cangkir berisikan kopi hangat yang baru di seduh, sembari memegang sebuah buku di tangan kirinya.
Buku yang lusuh dan sudah usang, cover dari buku itu penuh sobekan, menyisakan sobekan kecil yang bertuliskan 'keadilan itu busuk, dan kebusukan itu adil', seperti sedang menggambarkan malapetaka didepannya.
Saat ini buku itu sedang dibaca oleh seseorang berpenampilan layaknya orang tua renta dan lemah, menggunakan kacamata baca dengan janggut putih tebal serta kulit yang keriput. Kemudian terdengar suara batin lelaki tua itu dari alam pikirannya,
...Wahai bapa, lihatlah semua kegilaan ini....
...****...
milyaran Debu berhamburan di udara, menyesakan pernapasan mereka, apalagi untuk seorang laki-laki tua yang sebentar lagi menemui ajalnya. Di dalam sebuah ruangan yang bersambungan dengan balkon, terlihat ratusan buku-buku berserakan dimana-mana, seperti jatuh berantakan dengan sendirinya dari rak-rak yang tersandar di dinding-dinding ruangan, karena setiap hentakan tanah pasti menjatuhkan salah satu buku dari raknya.
Ruangan yang cukup sederhana untuk seorang laki-laki tua yang kutu buku, di dalam ruangan tidak hanya buku saja, melainkan beberapa perabotan rumah, ada sebuah lemari jam antik yang berdiri di tengah-tengah jendela, terlihat juga lukisan-lukisan yang sangat indah, namun sayangnya tembok dari ruangan itu terlihat usang, dengan bercak-bercak noda dimana-mana.
ada sebuah meja berukuran sedang, diatasnya terdapat banyak dokumen-dokumen yang berantakan, masing-masing dari dokumen itu berisikan penelitian-penelitian penting yang sedang dikerjakan oleh si orang tua itu, bergambar macam-macam denah sebuah rancangan mesin disertai kumpulan rumus yang sangat rumit.
Lazor Franciszek, itulah nama yang tertulis di salah satu kertas, ditulis dengan pernis hitam pekat dengan presisi yang rapi, seakan-akan bukan ditulis dengan tangan. Dan itu adalah nama dari orang tua yang duduk sembari menghembuskan asap tembakau, dan secangkir kopi hangat di tengah-tengah gemuruh neraka.
Ketika seseorang yang bernama lazor mengangkat secangkir kopi untuk dinikmati kesekian kalinya, tiba-tiba terdengar suara dari radio, suara itu awalnya tidak terdengar jelas, perlahan-lahan mengeluarkan suara seseorang yang berbicara.
Kezzz... Khz- Halo.. Halo.... Kezz... Khz...
Bisakah kalian mendengar kami...?
Ini adalah pesan kami yang terakhir!
Hari ini, pasukan Jerman telah memasuki Warsawa....
Kezz.... Khez...
Kami mengirim salam persatuan kepada tentara yang bertempur di semenanjung neraka....
Dan untuk semua pejuang dimana pun kalian berada....
Kami masih belum kalah, hidup Polandia!
...Setidaknya......
...Biarkanlah diriku hidup, walaupun hanya beberapa tahun saja....
...Batin Lazor Franciszek, lelaki tua yang mengharapkan keinginan....
...****...
Ilmu pengetahuan adalah hasil mahakarya manusia, kecerdasan yang berkembang dari zaman ke zaman, menghasilkan suatu penemuan berharga untuk suatu peradaban, namun juga menciptakan kehancuran bagi seluruh peradaban yang ada dan yang akan ada.
Ketika Lazor sedang termenung akan harapannya, dia memandang sebuah pesawat dari arah barat, pesawat itu terbang ke arahnya, seakan-akan ingin menjemput Lazor untuk naik ke surga, perlahan dan perlahan, sampai titik dimana pesawat itu melepaskan satu unit peledak, Lazor melihat keatas dengan jelas, dimana bom itu tepat satu meter dari bola matanya.
...Ahh... Sebenarnya aku tidak yakin akan dirimu wahai Tuhanku....
Duuaarr!!!....
Hancur, semuanya hancur. Kini tempat tinggal Lazor runtuh bersamanya, ia terkubur bersama dengan buku-bukunya, penelitiannya, lukisannya, jam antik miliknya, kursinya, cangkirnya dan sebatang rokok beserta seluruh harapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Nin Nin
hebat
2023-05-07
0
Decha
sekedar informasi, buku ini adalah karya Machbet. Silahkan cari bila anda penasaran.
2023-04-13
1
Imusha
lanjutkan thor.. thanks sudah mampir
2023-04-10
0