Di culik

Dengan ragu-ragu Mala keluar dari taksi.

"Mau apa kalian?" tanya Mala.

"Iya benar, dia putrinya Herman dan Alisia Gralind, tangkap dia!" pinta seseorang setelah melihat foto Mala di ponselnya.

"Sial, jadi mereka saingan bisnis papa"

Mala berlari menjauh dari mereka, hingga ia memasuki sebuah rumah kosong untuk bersembunyi.

"Kemana anak itu?" ujar seseorang dari luar.

Mala mengeluarkan ponselnya dan menelfon sang papa.

"Halo sayang, tumben nelfon papa siang-siang gini?" tanya Herman dari seberang telfon.

"Pa, tolongin aku, aku mau di culik sama saingan bisnis papa. Aku udah sharelock sama papa, pliss bantuin aku, aku takuttt" ujar Mala sedikit berbisik.

"Oke, oke, papa kesana sekarang! kamu tetap di sana, jangan kemana-mana!"

"Iya pa"

Setelah menyimpan telfonnya, Mala berharap jika orang-orang yang ingin menculiknya itu tidak menemukannya disini.

"Ternyata kamu sembunyi disini?!" ucap seseorang dari belakang Mala. Mala yang kaget ia reflek berdiri dan menjauh dari orang itu.

"Mau apa kalian?" tanya Mala lagi.

Mala yang katakutan segera lari keluar dari rumah kosong itu. Tapi sayangnya di luar rumah itu sudah dikepung oleh orang-orang itu.

"Aku harus gimana sekarang?" batin Mala.

"Rakha tolongin aku!" batin Mala berteriak, entah kenapa malah nama Rakha yang teringat di kepalanya.

Suara motor dari kejauhan menerobos orang-orang yang mengepung Mala.

"Ayo naik!"

Mala langsung menaiki motor yang menerobos orang-orang itu, dan itu adalah motor Rakha.

Untuk Kali ini Mala sangat bersyukur karna bisa terbebas dari orang-orang yang ingin menculiknya. Tapi sepertinya, orang-orang itu tidak akan melepaskan Mala dengan mudah. Terlihat dari mobil hitam yang mengejar Mala dan Rakha.

"Rakha, mereka masih ngejar kita!" teriak Mala pada Rakha. Rakha sedikit menoleh, hingga kemudian menambah kecepatan motornya. Hal itu Reflek membuat Mala berpengangan erat pada Rakha.

Rakha memasuki gang-gang kecil yang hanya bisa di lewati oleh motor agar mobil yang mengejarnya tidak bisa mengikuti mereka. Dan cara Rakha berhasil. Mobil itu tak lagi terlihat mengejar mereka.

"Rakha! Rakha! mereka gak ngejar kita lagi!" ujar Mala senang sembari menepuk-nepuk bahu Rakha.

Rakha menghentikan motornya di dekat jalanan yang tak banyak orang.

"Gak usah mukul-mukul juga! Sakit! balas Rakha ketus.

"Dih cuman nepuk bahu doang! dasar lemah!" balas Mala.

"Apa lemah? kalau aku lemah gak bakalan aku nolongin kamu dari orang-orang itu" balas Rakha mendengus kesal.

"Iya-iya makasih"

"Apa? cuma makasih" ledek Rakha.

"Ya trus apa lagi?"

"Traktir aku makan, lapar nih"

"Dasar! pamrih!"

"Di dunia ini gak ada yang gratis ya!" balas Rakha.

"Yaudah, mau makan di mana?" tanya Mala.

"Oke, kita cari tempat makan dulu" ujar Rakha mulai mengendarai motornya.

***

Rakha dan Mala memasuki sebuah kafe yang terletak tak jauh dari gang tempat mereka kabur dari orang-orang yang ingin menculik Mala.

Pelayan kafe datang dan memberikan menu makanan di kafe itu pada Mala dan Rakha. Setelah memesan pelayan itu pergi dan tak lama kembali dengan membawakan pesanan Mala dan Rakha.

"Selamat menikmati" ujarnya ramah.

"Udah buruan makan! Setelah itu anterin aku pulang!" ujar Mala.

"Ngapain aku nganter kamu pulang, bisa pulang sendirikan" balas Rakha seolah tak peduli.

"Kalau orang tadi datang lagi gimana?"

"Emang itu urusan aku?"

"Jahat banget sih!" balas Mala kesal.

"Berisik! aku mau makan" ujar Rakha tak peduli dan langsung menyantap makanannya.

Baru saja Mala ingin memakan makanannya. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ternyata telfon dari papanya.

"Mala, kamu di mana? papa udah sampe, tapi kamu gak ada" ujar papanya terdengar panik.

"Papa tenang, aku gak papa kok. Untungnya tadi aku berhasil kabur" ujar Mala menenangkan papanya.

"Sekarang kamu di mana? biar papa jemput"

"Gak usah pa, aku bisa pulang dianterin teman aku kok pa. Tadi dia juga yang udah nolongin aku kabur"

"Siapa dia? biar papa ngomong sama dia"

"Nih, papa ku mau ngomong" ujar Mala memberikan ponselnya pada Rakha.

"Halo om"

"Jadi kamu temen anak saya?"

"Iya om"

"Makasih ya, udah nolongin anak saya. Tolong kamu anter dia pulang ya, jangan sampai lecet sedikit pun"

"Baik om"

"Yasudah Terimah kasih"

"Sama-sama om"

Rakha mengembalikan ponsel Mala padanya.

"Kenapa kamu bilang aku yang nganterin pulang sih?" tanya Rakha dengan nada kesal.

"Makanya anterin aku pulang"

Rakha hanya diam, sebenarnya ia tak menolak mengantar Mala pulang. Hanya saja menjahili gadis di depannya ini, ternyata menyenangkan.

"Iya, nanti di anterin" balas Rakha.

.

.

.

Sesampainya di rumah Mala, Rakha langsung pamit pulang. Dan Mala pun tak ambil pusing. Ia langsung memasuki rumah dan menuju kamarnya untuk beristirahat.

"Mala!" terdengar suara Alisia yang memanggil putrinya. Mendengar itu Mala langsung menghampiri mamanya.

"Kenapa ma?" tanya Mala.

"Kamu gak papa? kata papa kamu mau di culik?" tanya Alisia sangat khawatir pada putrinya itu.

"Gak papa ma, tadi ada temen Mala yang bantuin Mala. Jadi Mala gak jadi di culik"

"Syukur deh, mama khawatir banget sama kamu"

"Aku gak papa, mama tenang aja"

"Kalau gitu aku ke kamar ya ma, capek"

"Yasudah, kamu istirahat ya. Nanti mama suruh Bibi bawa makanan ke kamar kamu"

"Iya ma"

***

Malam harinya Mala kembali menghirup udara segar di balkon kamarnya. Ia menatap langit malam yang bertaburan bintang. Sangat indah di pandang mata. Lalu tatapannya beralih pada jalanan yang sepi. Ia dapat melihat orang-orang yang berlalu lalang dari balkon kamarnya.

Tapi sesuatu membuat Mala terheran, ia seperti mengenali sesuatu.

"Motor itu, bukannya motor Rakha?" pikir Mala.

Ia segera memastikan penglihatannya dan ternyata benar itu motor Rakha.

"Ngapain dia di daerah sini?" batin Mala.

"Jangan-jangan dia mau nguntit aku" lirihnya.

Mala segera keluar dari rumahnya dan menuju jalan di mana ia melihat Rakha di sana.

Dan benar saja ada Rakha. Mala melihat Rakha tengah membeli bakso pada pedagang kaki lima.

"Rakha!" panggil Mala.

"Mala, ngapain kamu disini?" tanya Rakha mengerenyitkan dahinya.

"Seharusnya aku yang nanya sama kamu, kamu ngapain disini? kamu nguntit aku ya?" tuduh Mala.

"Aku nguntit kamu? gak ada kerjaan banget" balas Rakha terkekeh.

"Kalau gak nguntit ngapain disini?"

"Kamu gak liat aku lagi beli bakso?" tanya Rakha.

"Tukang bakso kan banyak, kenapa harus disini?" sangkal Mala.

"Ngapain beli bakso jauh-jauh kalau depan rumah ada" balas Rakha acuh.

"Maksudnya? ini rumah kamu?" tanya Mala sembari menunjuk rumah besar di depan tukang bakso.

"Iya"

"Gak mungkin, pasti kamu bohong! kalau emang benar ini rumah kamu kenapa kamu bawa motor kan bisa jalan kaki"

"Tadi abis dari luar, jadi sekalian aja beli bakso sebelum masuk rumah"

"Trus kenapa aku gak pernah liat kamu selama ini?" tanya Mala.

"Ya karna aku baru pindah kesini seminggu yang lalu"

"Mas ini baksonya" ujar tukang bakso.

"Makasih"

"Udah ah, aku mau masuk dulu, bye" balas Rakha memasuki rumahnya.

Jangan lupa like dan comen.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!