Semenjak sore Mala terus saja melamun di balkon kamarnya. Ia sangat iri dengan burung yang terbang meninggalkan sarangnya. Terbang bebas di angkasa tanpa ada yang mengaturnya.
"Aku ingin terbang bebas, seperti burung itu" lirihnya.
Tiba-tiba saja sebuah ide jahil terlintas di kepalanya. Ia teringat jika tadi siang mama dan papanya mengabari mereka tidak akan pulang malam ini.
"Kesempatan langkah" gumamnya kegirangan.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Mala sudah siap dengan hoodienya. Ia meletakkan guling di tengah kasur dan menutupnya dengan selimut.
Perlahan ia mengendap keluar kamar. Sepi tidak ada orang, Mala merasa lega dengan kondisi rumah yang aman.
"Bi Inem!" panggilan itu membuat Mala langsung bersembunyi di balik tiang rumahnya.
"Bi! bikinin saya kopi!" ujar pak Adi menuju dapur.
Setelah pak Adi memasuki dapur, Mala langsung turun tangga dengan hati-hati hingga ia sampai di pintu utama rumahnya. Beberapa langkah lagi menuju pagar rumah. Mala langsung berlari dan meninggalkan rumahnya itu.
Kakinya berjalan selangkah demi selangkah, ia tak tau apa yang di carinya. Tapi yang pasti ia ingin udara segar saat ini. Namun, sialnya nasib tak berpihak padanya. Di depan jalan rumahnya, ia di hadang oleh dua orang preman.
"Cantik! mau kemana? mau Abang antar?" ujarnya sembari ingin menyentuh Mala, namun Mala menepisnya.
"Jangan kurang ajar ya!" bentak Mala.
"Galak ternyata bang" ujar preman satu lagi.
"Udahlah neng sama Abang aja! kita seneng-seneng" kekehnya menarik tangan Mala.
"Lepasin!!" pekik Mala. Karna merasa terancam Mala langsung menendang bagian mematikan milik preman itu.
Bug..
"Masa depan gue!" lirihnya menahan sakit.
Mala langsung kabur meninggalkan preman itu, namun sialnya ia kembali tertangkap.
"Mau kemana sih neng?"
"Ikut Abang aja!"
"Abang janji deh kita bakalan senang-senang"
Kedua preman itu menarik Mala, namun Mala tak putus asa. Ia berteriak sekencang-kencangnya meminta pertolongan.
"Tolong!"
"Tolong!"
"Tolong!"
Sepertinya teriakan Mala tidak sia-sia, karna sebuah motor berhenti tepat di depannya.
"Apa ini malaikat penolong ku?" batin Mala.
Seseorang turun dari motor itu.
"Lepasin dia!"
"Jangan sok jagoan Lo!" bentak preman itu.
Bug
Bug
Bug
Bug
Beberapa kali pukulan kedua preman itu lari terbirit-birit meninggalkan mereka.
"Kamu gak papa?" tanyanya sembari membuka helm yang menutupi wajahnya.
"Astaga, beneran malaikat!" batin Mala berteriak.
"Hei, di tanyain Mala bengong! lagian kamu ngapain disini sendirian? lagi galau, abis putus cinta ya?" tanya lelaki itu.
"Udah sana pulang!" pintanya.
Dalam sekejap lamunan Mala buyar. Ternyata dia bukan malaikat yang di harapkannya.
"Suka-suka aku lah, emang ini jalan punya nenek moyang kamu?!" tanya Mala sedikit nyolot.
"Yehhh, di bilangin malah nyolot, dasar cewek!"
"Ngomong apa kamu?"
"Gak ada, dasar tuli!" balasnya. Lelaki itu langsung menaiki motornya dan pergi.
"Aku gak tuli ya! Kamu aja yang rese!"
Melihat lelaki itu sudah pergi, Mala masih saja kesal.
"Tadinya mau bilang makasih, tapi dia malah rese!" lirih Mala.
Mengingat kejadian tadi, akhirnya Mala sadar niatnya untuk kabur dari rumah ia urungkan. Ia kembali ke rumah secara diam-diam dan segera menuju kamarnya.
"Untung gak ada yang sadar kalau aku pergi" ujarnya lega.
***
Keesokkan paginya Mala kembali ke aktivitasnya seperti biasa. Setelah memakai seragam ia segera sarapan bersama orang tuanya. Dan pergi ke sekolah di antar oleh pak Adi.
Sesampai di sekolah ia langsung menuju kelasnya. Dan duduk di bangkunya.
"Mala, kamu tau gak? dengar-dengar bakalan ada anak baru loh" Ujar Dira gadis yang duduk di sampingnya.
"Ohhh"
"Dia ganteng tau?" ujar Dira antusias.
"Biarin aja" singkat Mala.
"Ihhh Mala, kamu gak asyik deh"
"Emang!"
"Udah ah, males ngomong sama kamu"
Tak lama guru yang mengajar datang. Mendadak kelas menjadi hening.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru! Rakha, silakan masuk!"
Mata Mala langsung melotot kaget melihat siapa anak baru itu.
"Ngapain si manusia rese disini!" batin Mala.
"Rakha, kamu perkenalkan diri!"
"Perkenalkan nama saya Rakha Hermawan, kalian bisa panggil saya Rakha!"
"Hai Rakha" sapa semua murid cewek di kelas kecuali Mala.
"Sok ganteng" dumel Mala.
"Kamu ngomong apa Mala?" tanya Dira yang gak sengaja dengar ucapan Mala.
"Gak ngomong apa-apa"
"Ohh"
"Rakha, kamu duduk di belakang Mala! Mala angkat tangan kamu!" pinta Bu guru.
Dengan terpaksa Mala mengangkat tangannya. Rakha tersenyum aneh melihat Mala mengangkat tangan dengan muka bete.
Jam istirahat Mala kembali ke perpustakaan. Tempat biasa ia menyendiri.
Bruk
Karna terlalu asyik membaca Mala tak sengaja menabrak orang.
"Maaf, aku gak sengaja" balas Mala memunguti bukunya yang jatuh.
"Kamu ngapain disini?" mendengar perkataan itu, Mala mendongak melihat orang yang di tabraknya.
"Kamu!"
"Kenapa kalau aku?"
"Minggir manusia rese! aku mau lewat!" ujar Mala.
"Lewat-lewat aja sih" kekeh Rakha.
.
.
.
Pulang sekolah Mala menunggu pak Adi di parkiran. Namun, pak Adi juga tak kunjung datang. Sekolahan sudah mulai sepi, tapi pak Adi tak juga kunjung menjemputnya.
"Pak Adi mana sih?" ujar Mala sembari menelfon pak Adi.
Sebuah motor berhenti di dekatnya. Dan itu adalah motor Rakha.
"Ngapain masih disini? gak pulang?" tanya Rakha.
"Bukan urusan kamu!"
"Yaudah kalau gitu" balas Rakha meninggalkan Mala sendirian.
"Dasar cowok!" dumel Mala melihat Rakha meninggalkannya.
Getaran ponselnya membuat Mala terlihat senang, karna ada panggilan masuk dari pak Adi.
"Halo pak? pak Adi di mana? Mala udah nunggu dari tadi loh"
"Maaf non, pak Adi lagi di bengkel, ban mobil bocor non"
"Kenapa gak ngabarin dari tadi sih pak?"
"Maaf non, hp pak Adi mati! ini baru di cas minjem casannya yang punya bengkel"
"Yaudah Mala naik taksi aja"
"Iya non, maafin pak Adi ya?"
"Iya pak, gak papa"
Baru saja Mala ingin memesan taksi online tiba-tiba saja Rakha kembali menghampiri Mala.
"Mau ku antar pulang?" tawar Rakha.
"Gak usah, aku bisa pulang sendiri"
"Yaudah kalau gitu" balas Rakha, ia langsung melajukan motornya meninggalkan sekolahan.
Dan tak lama taksi online pesanan Mala akhirnya datang. Ia segera menaikinya dan pulang. Namun, entah kenapa Mala merasa ada yang janggal.
Berulang kali ia melihat kebelakang mobil, ada sebuah mobil hitam yang terus saja mengikuti taksinya.
"Pak, lebih cepat lagi ya!" pinta Mala.
"Baik dek"
Entahlah, perasaannya sangat tidak enak saat ini. Mala kembali kaget ketika mobil yang mengikutinya tadi tiba-tiba mecegat taksinya.
Beberapa orang yang memakai baju serba putih turun dari mobil.
"Keluar kamu!" pintanya pada Mala.
"Dek keluar aja" ujar sopir taksi yang ketakutan.
Jangan lupa like dan comen....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments