5. Jawaban nyelekit.

Deswita baru saja bangun dari tidurnya, ketika dirinya mendapati ruangan kamar yang terasa hening. Tak hanya itu, Deswita juga melihat selembar memo di atas nakas, tertindih gelas berisi air setengah gelas.

Saya tadinya mau izin kamu, mau bawa Kelan. Berhubung kamu tidur dan Kelan juga sendiri, jadi saya bawa Kelan langsung. Maaf, nanti siang, saya antar Kelan pulang ke kamu. Bangunlah, saya bawakan menu sarapan untuk kamu di meja makan.

Maaf, Wita, sudah membuat kamu menangis berkali-kali.

Maafkan saya.

Singkat, namun berhasil membuat Wita kembali merana. Andai bukan ciptaan Tuhan, mungkin air mata Wita sudah kering sebab terlalu sering menangis. Hanya saja, kali ini Wita kembali menangis, mencoba kembali meluapkan emosinya.

Sejujurnya, Wita masih tidak terima dengan kenyataan yang begitu kejam memperlakukan dirinya. Jika di pikir secara akal, lelaki bukan hanya Andika seorang. Hanya saja, ini perkara cinta yang jadi masalahnya.

Dengan malas, Wita tidak segera bangun, melainkan membuka akun instagramnya yang sudah lama wanita itu tinggalkan. Wanita itu bukannya mandi dan segera sarapan, melainkan asik scroll-scroll layar ponselnya, dan berselancar di dunia Maya.

Sebuah senyum, terbit di bibir wanita itu, saat mendapati sebuah pesan dari kawan lamanya semasa sekolah dulu. Pemilik akun dengan foto profil ayam berkacamata itu, menanyakan kabar Wita seperti biasa.

Suara ketukan pintu, terdengar mengganggu rungu Wita. Suara panggilan dari Manda, teman dekat Wita, membuat Wita segera bangkit dan menutup Instagramnya tanpa sempat membalas pesan dari teman lamanya itu. Tak lupa, Wita mencuci muka dan berkumur, sebelum membuka pintunya.

"Kenapa lama sih, buka pintunya?" tanya Manda, seraya menatap Wita dari bawah ke atas, kemudian turun ke bawah lagi, "kamu kok jam segini masih kacau? Pasti habis nangis."

Wita membuka pintu lebar-lebar tanpa menjawab Manda, seraya menatap Manda yang membawakan satu rantang berisi makanan. Penampilan Manda begitu segar, dengan long dress berwarna biru muda.

"Di mana si bawel?" tanya Manda pada Wita, seraya meletakkan rantang yang ia bawakan untuk Wita, di meja makan.

"Dia sedang jalan sama Papanya," jawab Wita, seraya duduk di kursi meja makan. Wanita itu juga menatap sebuah kotak bekal makanan yang isinya sudah mulai dingin.

Ini pasti sarapan yang di bawakan Andika.

Batin Wita.

"Aku sarankan kamu berhenti nangis, Wita. Nggak ada gunanya tau, nggak. Kamu cuman merugikan diri kamu sendiri. Ingat, kamu harus tetap kuat demi Kelan. Biarlah Andika yang membuat hidupnya sendiri merugi, kamu, ya jangan sampai," kata Manda menasihati.

Wita hanya mengangguk seraya tersenyum. Wanita itu lantas membuka rantang yang dibawakan oleh Manda, mulai menyajikan nasi dan lauk yang tersedia di meja makan.

"Andai saja ada yang antar makanan tiap pagi begini, kan enak ya, biar janda nggak harus banting tulang buat sesuap nasi," ucap Wita, berkelakar pada sahabatnya itu.

"Iyalah, apalagi mantan suami masih aktif belikan makanan tiap pagi. Lihat, ini tuh kotak makannya ada label kateringnya," tunjuk Manda pada kotak bekal yang ada di depannya, "nggak mungkin orang lain, pasti ini yang bawa papanya Kelan."

"Kamu bener, Manda. Mubadzir juga di tolak, sayang kan, kalau nolak rejeki. Mana ini tuh ayam bakar yang enak banget, lagi," jawab Wita seraya membuka kotak makanan, dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Habisin makanan kamu, aku mau cerita biar kamu tahu," ujar Manda, tersenyum kecil menatap sahabatnya yang makan dengan lahap, "kamu harus banyak makan. Ingat satu hal, kamu udah kurus banget kayak tua sebelum waktunya. Naikkan berat badan kamu, biar nggak kering kerontang kayak mayat hidup. Beberapa bagian tubuh, harus kamu tambah ukurannya biar lebih seksi."

"Ngomong aja, aku sambil makan masih bisa dengar suara halus sekalipun," jawab Wita.

"Nggak mau. Kamu makan aja dulu, biar enak nanti ngobrolnya," perintah Manda.

"Aku maunya kamu cerita sekarang, titik!" seru Wita, tak bisa digugat. Manda terkekeh. Sejak dulu, Wita adalah orang terkepo, sepanjang banyak manusia yang Manda temui. Namun meski begitu, Manda begitu menyayangi sahabatnya yang satu itu.

Manda menarik napas panjang, sebelum menceritakan sesuatu pada Wita.

"Aku menemukan istri baru mantan suami kamu itu semalam, ketemuan sama laki-laki, di depan indomaret dekat perempatan rumah aku. Kayaknya mereka bicara serius, dan si istri dari mantan suami kamu itu, nangis-nangis," ungkap Manda pada Wita. Suara Manda begitu lirih dan sangat hati-hati.

"Semalam suami istri itu kesini bikin rusuh," sahut Wita biasa saja, tanpa raut sedih, "dan mereka cekcok disini di waktu tengah malam. Terus aku usir deh," sambung Wita dengan entengnya.

"Hah? Kamu serius?" tanya Manda kemudian. Wanita itu tampak sedikit syok.

"Serius. Kalau semalam ketemu kamu, ya si Amira itu kesininya, setelah ketemuan sama laki-laki lain," ujar Wita lagi.

"Aku curiga, Wit, kayaknya ada yang nggak beres dari pernikahan mereka. Maksudku, Andika dan istrinya itu," lirih Manda dengan hati-hati.

"Lah, dari awal memang pernikahan mereka nggak ada beres-beresnya, kan? Buktinya si istrinya hamil duluan. Biar gimana pun nantinya, meskipun dinikahi Andika, anaknya tetap nggak bisa pakai nasab bapaknya. Namanya juga anak di luar nikah. Mau bilang anak haram, kasihan anaknya yang nggak tau apa-apa," ujar Wita yang mulai nyinyir.

Sebaik dan sesempurna apapun Wita, tetap saja Wita adalah wanita biasa.

"Bukan itu, maksudku itu, Amira dan laki-laki itu yang nggak beres. Ya, kayak mencurigakan gitu. Kamu tahu sendirilah, laki-laki dan perempuan yang ketemuan malam-malam, tanpa di dampingi suami si perempuan, pasti ada hal buruk yang mereka sembunyikan dari suami perempuannya," ungkap Manda menjelaskan.

"Manda, sudah deh biarin aja. Kalau pun benar misalnya Amira hamil bukan hasil dari bantingan di kasur sama Andika, itu hukuman bagi Andika yang sudah berkhianat dengan tidur sama wanita lain selain istrinya. Aku nggak akan pusing lagi, kalau mereka nggak nampak di depan mataku. Biarin aja. Masing-masing dari mereka, mereka akan menemukan balasannya sendiri," jawab Wita seraya terus melahap makanannya.

Sepertinya Wita sungguh kelaparan pasca begadang semalaman.

"Jadi, kamu udah pasrah saja gitu, kalau suatu saat Andika menyesali perselingkuhannya?" tanya Manda yang tak habis pikir, "aku sarankan, kamu rebut kembali Andika."

Wita tertawa cukup kencang, sebelum menentang kalimat Manda, "ogah sih kalau harus memperebutkan satu laki-laki. Semalam aku terakhir nangis buat Andika. Selebihnya, aku akan cari laki-laki lain di luaran sana, dan menikmati masa mudaku yang terbuang dulu, dengan banyak mainan baru. Udah saatnya, jiwa setan yang suka bermain ini, bangkit dari tidur panjangnya," jawab Wita.

Manda tercengang, akan jawaban nyelekit dari sahabatnya itu.

**

Jangan lupa subscribe dan kasih ulasan bintang 5 ya 😉 ramaikan komen yuk ah😎

Terpopuler

Comments

Arya akhtar

Arya akhtar

wah seru si WITA ini

2023-07-25

0

Azzahra Rara

Azzahra Rara

waahh heboh juga km wita 😃😃😃👍👍

2023-03-21

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

bagus wita smg kamu dapat pengganti yg lbh bsik lg dan setia...andika bukan laki² baik klu dia baik ga mungkin berhianat dan menduakn deswita..

2023-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!